Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Apa yang Dicari Talent Unggulan Gen Z?

19 Januari 2023   14:45 Diperbarui: 19 Januari 2023   14:51 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Para talent unggulan banyak yang pergi (Photo by Merza Gamal)

Kehebatan naluri Gen Z sebagai pekerja muda atau calon karyawan adalah mereka dapat mengetahui saat Anda hanya memberikan basa-basi untuk suatu inklusivitas. Mereka mengharapkan kesepakatan nyata dari manajer mereka. Selain itu ada hal yang juga penting,  banyak pekerja muda lebih peduli daripada kelompok yang lebih tua tentang nilai-nilai yang digerakkan oleh tujuan. Generasi yang lebih tua, masih merupakan pekerja yang terpengaruh oleh ekonomi (dan dengan gaji tingkat awal yang tidak kurang). Sementara bagi Gen Z, kompensasi dan prospek karier menjadi bagian dari rencana bekerja mereka.

Saat melamar pekerjaan para pekerja muda unggulan mencari sejumlah atribut di perusahaan. Hal yang sangat penting adalah menemukan tempat yang berkomitmen tidak hanya untuk menarik tetapi juga berinvestasi dalam talenta baru dan beragam. Bagi para pekerja muda dari Gen Z, investasi berkelanjutan dalam penelitian keragaman, ekuitas, dan inklusi merupakan harapan utama.

Telah lama terjadi adanya kesenjangan keterampilan yang menjadi jurang antara apa yang dibutuhkan pemberi kerja dari tenaga kerja dan apa yang sebenarnya dapat diberikan oleh tenaga kerja. Beberapa industri terpukul lebih keras daripada yang lain dengan kurangnya pekerja yang berkualitas, dan ada banyak inisiatif regional dan lokal yang dirancang untuk mengecilkan kesenjangan ini.

Gen Z dan Young Millennial telah mulai menjembatani kesenjangan keterampilan secara mandiri. Mereka sadar bahwa keterampilan mereka perlu ditingkatkan, dan memiliki fokus yang begitu kuat pada pembelajaran dan pengembangan sebagai pembeda kompetitif di pasar tenaga kerja.

Hasil temuan McKinsey menyatakan bahwa lima puluh lima persen pekerja muda saat ini selain memiliki keterampilan terhadap pekerjaan yang mereka hadapi, mereka juga menginginkan program pelatihan di bidang bisnis lainnya, bersama dengan peluang jaringan yang lebih baik. Dalam lanskap ketenagakerjaan yang berubah dengan cepat, para pekerja muda akan secara aktif mencari pemberi kerja yang mendukung kebutuhan tersebut dengan lebih dari sekadar program pelatihan biasa.

Survei yang dilakuan oleh Amazon menemukan bahwa sekitar 2 dari 3 insan perusahaan berencana untuk berhenti pada tahun 2023 demi peluang pengembangan keterampilan yang lebih baik di tempat lain. Dan, kebalikannya juga berlaku, sebuah survei oleh pelopor eLearning, Epignosis menemukan bahwa 76% insan perusahaan lebih cenderung bertahan dengan perusahaan yang menawarkan pelatihan berkelanjutan. (Sumber: Forbes)

Artinya, dari kedua survei tersebut, perusahaan yang diminati oleh para talent unggulan adalah perusahaan yang mampu memberikan pelatihan berkelanjutan, bukan sekedar pelatihan untuk pekerjaan yang sedang dilakukan. Perusahaan yang tidak mampu memenuhi hal tersebut akan mereka tinggalkan.

Dalam pikiran talent muda unggulan, kurangnya kesempatan pengembangan keterampilan di perusahaan mereka saat ini adalah alasan yang sah untuk keluar. Untuk berkembang dalam lanskap yang berubah ini, organisasi sukses dan menang dalam kompetisi harus menjadikan pengembangan, pertumbuhan, dan mobilitas insan perusahaan sebagai prioritas utama.

Mau tidak mau, suka atau tidak suka, Gen Z akan segera menjadi pemimpin di dunia kerja. Kondisi tersebut berarti bahwa investasi pada pekerja baru tidak hanya akan membantu pemberi kerja mengatasi tantangan pengurangan talent unggulan saat ini, tetapi juga menyiapkan organisasi untuk masa depan yang lebih kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun