Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency Artikel Utama

Mekanisme Bukti Kepemilikan Cryptocurrency Melalui Blockchain

9 Januari 2023   12:51 Diperbarui: 2 Februari 2023   13:30 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi blockchain. (sumber: Getty Images/iStockphoto/Peshkov) 

Keruntuhan, penularan, dan keruntuhan beruntun cryptocurrency terjadi begitu cepat pada tahun 2022, sehingga investor mengajukan pertanyaan eksistensial yang serius. 

Tahun 2023, menurut berbagai sumber (Reuter, 20 Desember 2022), dunia keuangan tradisional dapat menggunakan crypto malaise untuk mengambil platform dan aset di dunia blockchain, menerbitkan obligasi dan saham yang diberi token atau bahkan mungkin meluncurkan lebih banyak mata uang digital bank sentral.

Blockchain merupakan sesuatu yang rumit dan tidak mudah ditembus karena banyak berkaitan dengan mekanisme konsensus.  Pada dasarnya mekanisme konsensus merupakan cara pengguna blockchain menyetujui riwayat transaksi, sekarang dan masa depan.

Blockchain merupakan teknologi yang memungkinkan berbagi informasi secara aman,  sebagai database (tempat data disimpan), dan buku besar (buku akun tempat transaksi dicatat). 

Blockchain merupakan jenis database atau buku besar terdistribusi yang menjadi salah satu tren teknologi teratas saat ini. Kekuatan untuk memperbarui data didistribusikan di antara node jaringan komputer publik atau pribadi. 

Model tersebut dikenal sebagai teknologi ledger terdistribusi, atau DLT (Distribution Ledger Technology) yang memberikan insentif bagi node untuk memperbarui blockchain dalam bentuk token atau mata uang digital.

Cryptocurrency merupakan sistem tersentralisasi yang tidak memiliki catatan fisik atau pertukaran koin. 

Konsekuensinya, tidak ada bank atau otoritas pusat lainnya untuk melacak berapa banyak uang yang ada di setiap akun dan apakah transaksi itu sah atau menyalahi peraturan. 

Setiap pihak yang berpartisipasi dalam jaringan, atau setiap node, memerlukan cara lain untuk tetap memantau buku besar dan transaksi.

Untuk itu, agar blockchain berfungsi, setiap node memerlukan akses ke database yang sama dan terus diperbarui. Oleh karena itu, semua node pada blockchain mencapai konsensus merupakan hal yang penting dalam setiap perubahan pada saat konsensus tercapai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun