Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berpikir Sehat untuk Hidup Sehat di Tahun 2023

2 Januari 2023   21:07 Diperbarui: 2 Januari 2023   21:10 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Aspek kunci fungsi menurut dimensi kesehatan (File by Merza Gamal)

Di dalam berbagai matriks kesehatan, manusia dan sistem berfokus hampir seluruhnya pada kesehatan fisik. Berdasarkan penelitian tahun 2020, kurang dari 2 persen dokter dan perawat di seluruh dunia dilatih dalam menangani masalah kesehatan mental. Pengeluaran perawatan Kesehatan, lebih dari 90 persen, dihabiskan untuk mengobati penyakit fisik atau gejala fisik. Bahkan, sebagian besar negara tidak berupaya mengukur secara sistematis kesehatan mental, apalagi kesehatan sosial atau spiritual.

Banyak orang mulai menyadari bahwa kesehatan mental, sosial, dan spiritual itu penting. Dalam sebuah survei terhadap 19.000 orang di 19 negara, sekitar 85 persen responden mengatakan kesehatan mental mereka sama pentingnya dengan kesehatan fisik mereka, dan kesehatan spiritual dan sosial mereka juga terdaftar oleh mayoritas sebagai "sangat penting".  

Sesungguhnya, ajaran filosofis dan agama mengakui hubungan antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Sementara itu, para peneliti dari University of Michigan menyimpulkan bahwa orang tanpa tujuan hidup yang kuat lebih dari dua kali lebih mungkin meninggal, khususnya dari penyakit kardiovaskular, daripada mereka yang memiliki tujuan hidup yang kuat. Dan, ilmuwan di Chonnam National University Medical School Korea Selatan menemukan hubungan antara kecemasan dan masalah penglihatan. Terakhir, penelitian dari National Academies of Sciences menemukan bahwa kesepian di antara pasien gagal jantung dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian sekitar empat kali lipat dan peningkatan risiko rawat inap sebesar 68 persen.

Dari ajaran agama dan berbagai penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kesehatan sebagian besar adalah tentang kemampuan kita untuk berfungsi, bukan hanya tentang penyakit dan kematian.

Di dalam berbagai matriks, kesehatan didasarkan pada tidak adanya atau adanya gejala penyakit, penyakit, dan cedera. Dokter, asuransi, akademisi, dan pemerintah menggunakan "mortalitas" dan "morbiditas" sebagai jargon untuk kematian dan penyakit dalam memandu mereka mengambil keputusan dan alokasi sumber daya. Kita terbiasa saat ini mendiskusikan, mengukur, dan membayar perawatan kesehatan berdasarkan "Apakah Anda mengalami gagal jantung?" atau tidak. Kemudian, kita menyetujui, mempromosikan, dan membayar obat-obatan, perangkat, dan intervensi klinis berdasarkan potensi dampaknya terhadap penyakit dan kematian.

Kita tidak terbiasa mendefinisikan atau mengukur implikasi fungsional pada kehidupan kita jika itu terkait dengan penyakit atau cedera. Misalnya, ahli bedah ortopedi dapat mengukur fleksi lutut, pinggul, atau bahu (kemampuan menekuk) setelah operasi untuk mengukur kemajuan pemulihan. Akan tetapi fleksi lutut tidak diukur atau didiskusikan kecuali masalah lutut muncul meskipun itu diperlukan untuk kemampuan kita berjalan, mengangkat, dan berolahraga dengan benar dan untuk menghindari terpeleset dan jatuh.

Di dalam berbagai matriks kesehatan, tidak ada standar yang digunakan secara luas untuk mengukur fungsi fisik holistik (misalnya, berjalan, mencengkeram, dan menyeimbangkan) wanita berusia 40 tahun yang bebas penyakit atau fungsi kognitif (misalnya, memori, masalah, dan pemecahan) dari seorang pria 50 tahun bebas penyakit. Kurangnya pengukuran beberapa fungsi tersebut mengungkapkan kurangnya fokus atau kepedulian terhadap fungsi.

Memang, kita mesti menyadari bahwa tidak adanya penyakit tidak serta merta menyiratkan kesehatan yang baik. Demikian pula, adanya penyakit tidak serta merta menghalangi fungsi, terutama jika gejala dikelola dengan baik. Realitas ini dibuktikan oleh survei MHI tahun 2022 di 19 negara---40 persen dari mereka yang melaporkan penyakit menganggap kesehatan mereka "baik" atau "sangat baik".

Responden survey MHI mengakui bahwa kesehatan sebagian besar adalah tentang hidup. Kesehatan yang kuat membantu kita menjalani kehidupan yang bermakna, produktif, dan memuaskan. Kesehatan adalah sejauh mana kita memiliki energi fisik dan mental. Dengan itu, apakah kita dapat sepenuhnya menggunakan indra kita, dan sejauh mana kita dapat dengan nyaman terlibat dalam aktivitas yang berarti. Kesehatan adalah kekuatan kita, ingatan kita, kemampuan kita untuk memecahkan masalah; itu adalah kemampuan kita untuk mengatasi tantangan hidup, kemampuan kita untuk membangun dan mempertahankan keintiman, dan rasa hak pilihan, kepositifan, dan tujuan kita (lihat image).

Image: Aspek kunci fungsi menurut dimensi kesehatan (File by Merza Gamal)
Image: Aspek kunci fungsi menurut dimensi kesehatan (File by Merza Gamal)

Kesehatan pada dasarnya adalah tentang apa yang seseorang dapat lakukan (atau tidak) hari ini dan apa yang dapat mereka lakukan (atau tidak) di masa depan. Begitu kita tidak terpaku pada matriks kesehatan, maka kita akan menyadari bahwa kita membutuhkan cara yang lebih baik dan lebih standar untuk mendefinisikan, mengukur, dan berbicara tentang fungsi di semua dimensi kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun