Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Memahami Karakter Anak yang Tidak Sama agar Perjalanan Liburan Menyenangkan

17 Desember 2022   15:22 Diperbarui: 17 Desember 2022   15:28 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Berlibur dengan anak yang masih kecil (Photo by Merza Gamal)

Tak terasa, pekan ini sudah banyak yang mulai mengambil cuti atau pun libur bersama perusahaan menjelang akhir tahun. Seperti sebelum masa pandemi Covid-19 menyerang dunia awal tahun 2000, sebagian keluarga akan menjalani liburan bersama setelah setahun berkutat dengan segala kesibukan pekerjaan. Apalagi bagi yang pasangan yang keduanya sibuk dengan karirnya masing-masing, inilah saatnya membawa anak-anak berlibur bersama.

Bagi yang masih mempunyai anak balita, batita, bahkan bayi, perjalanan liburan mempunyai tantangan tersendiri. Perjalanan dari kota asal ke destinasi liburan, jika tidak dipersiapkan dengan sungguh-sungguh bisa menjadi pangkal stres dari orang tua yang masih mempunyai anak kecil dan atau bayi.

Alih-alih liburannya akan tenang, yang terjadi malah stress selama liburan. Ada juga sih, yang membawa baby sitter atau nanny anaknya ikut berlibur, sehingga orangtuanya menjadi santai dan menikmati liburan sepenuhnya. Akan tetapi jika demikian adanya, kapan lagi waktu untuk dekat dengan anak-anak, setelah sepanjang tahun anak-anak diserahkan pengasuhannya kepada babby sitter dan nany.

Bagi orangtua yang ingin menyiapkan liburan, maka tidak sedikit yang membaca buku atau searching tentang kiat-kiat mendampingi bayi dan anak selama perjalanan. Namun buku-buku atau bacaan itu tidak sepenuhnya bisa memecahkan masalah ada saat perjalan itu benar-benar terjadi.

Pengalaman Kakek Merza dengan 3 anak dan juga sempat membawa ponakan-ponakan yang masih kecil daahulu kala, merasakan bahwa setiap anak punya karakter sendiri. Jadi tindakan kita sebagai orangtua adalah memahami karaktek sang anak agar mereka "tidak rewel" sepanjang perjalanan.

Misalnya, anak Kakek Merza yang sulung, waktu bayi dan anak-anak, begitu kendaraan berjalan, entah itu mobil atau pesawat, begitu mobil berjalan atau pesawat take off, dia langsung terlelap, dan akan bangun ketika mobil berhenti atau pesawat landing atau dia lapar. Setelah perutnya diisi, maka dia akan tidur kembali tanpa perlu dikasih antimo. Kecuali jika nai kapal karena dia merasa seperti berada di hotel, sehingga tidu hanya pada waktu sudah mengantuk dan dibawa ke kamar.

Beda dengan anak Kakek Merza yang kedua yang tidak pernah bisa diam. Jika dia "ditahan" hanya di tempat duduk, maka dia akan rewel dan menangis sepanjang perjalanan sehingga akan menggangu penumpang lain. Jadi dia harus turun dari tempat duduknya. Sehingga, kami pun menurunkannya dari tempat duduk, dan membiarkannya mengelilingi gang pesawat dengan mata kami harus mengawasi keberadaannya. Nanti jika sudah lelah, dia akan kembali dan tertidur di bangku pesawatnya. Lalu, tidak sampai dua jam kemudian, dia pun harus jalan-jalan mengelilingi gang pesawat kembali, sehingga para pramugari pun akan mengenal dia, karena dia pantang untuk diajak bicara oleh siapa pun yang baru dikenalnya. Jika naik kapal, maka si anak kedua ini harus diberi label besar dibajunya dan dikantongnya disimpankan kartu nama orangtuanya agar pada saat dia berada lewat dari pengawasan karena lincahnya, dia bisa segera ditemukan.

Anak yang ketiga lain lagi, dia mau duduk manis jika diberi berbagai kegiatan. Jadi selama penerbangan harus disiapkan alat-alat menggambarnya dan aneka puzle yang membuat dia sibuk sepanjang perjalanan. Jika lelah, dia akan tertidur dan  ketika bangun kebali harus  tersedia segala peralatan untuk kesibukannya.

Demikian pula dengan ponakan yang pernah dekat dengan saya dan istri karena kami sempat lama baru dikaruniai anak kandung, sehingga tidak jarang membawa ponakan ikut berlibur. Nah, mereka masing-masing juga puya karater yang tidak bisa penanganannya sama satu dengan lainnya. 

Jadi intinya, kita harus menganal karakter anak kita sendiri pada saat membawanya dalam perjalanan jauh untuk berlibur. Karakter anak bisa kita pahami, tentu saja jika kita dekat dengan anak-anak kita selama di rumah. Jika kita hanya mengandalkan pengasuhan kepada para baby sitter dan  nany karena kita sudah lelah seharian di kantor atau tempat bisnis kita, maka jangan pula harapkan anak akan dekat dengan kita dan kita bisa memahami karakter masing-masing anak-anak kita.

Terus Semangat!!!
tetap Semangat...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun