Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Apa Pun yang Terjadi, Indonesia Tanah Airku (Bagian ke-5)

25 November 2022   05:51 Diperbarui: 25 November 2022   07:10 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Apa Pun yang Terjadi, Indonesia Tanah Airku (Bagian ke-5)  Dokpri

Keluar dari bilik telepon, Gustav dan Vera pun menyambutku. Mereka langsung menggamitku menuju lokasi untuk minum Ice Cream campur kopi Jerman yang mereka sampaikan saat makan di atas tadi. Kami bertiga pun menikmati Ice Cream unik pada saat itu. Vera banyak bercerita tentang tempat kuliahnya, yang dulu menurut Ibunya juga kampus Ayah Gustav sekolah dan menjadi dosen di sana. Gustav malah kuliah administrasi bisnis di tempat yang sama dengan kampus ayah sambungnya. Selain itu, Gustav juga mengambil kelasa parallel di bidang Manajemen Lingkungan.

Seharian dengan Gustav dan Vera membuat aku merasakan seperti benar-benar sedang bersama abang dan adikku yang telah lama tidak bertemu. Selama ini aku merasakan sebagai anak tungggal. Dan, menghabiskan akhir pekan bersama Ibu jika Ibu tidak ada jadwal harus operasi di akhir pekan. Malam sepulang dari rumah sakit dan habis praktek, Ibu akan menemaniku belajar dan menyelesaikan PR.

Selesai menikmati Ice Cream malam, kami pun berjalan menuju apartment Gustav. Sesampai di teras apartment, aku mau melanjutkan jalan ke hotelku yang tak berapa jauh lagi. Tapi tangan Gustav  menahanku, "Morgan, kamu tidur di sini saja bersama kami di sini, menghabiskan akhir pekan, sebelum Senin pagi kita ke kantor." Vera pun menahan tanganku yang sebelah lagi.

Entah mengapa aku pun tak melakukan perlawanan apapun, seperti kerbau yang dicocok lubang hidungnya, aku pun mengikuti Gustav dan Vera ke dalam apartment.

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun