Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kapan Harus Menghentikan Proyek yang Kurang Menguntungkan?

15 September 2022   10:09 Diperbarui: 15 September 2022   10:21 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image:  Kapan Harus Menghentikan Proyek yang Kurang Menguntungkan? (Photo: Merza Gamal)

Dalam sebuah sesi pembelajaran McKinsey Institute dibahas tentang mendorong inovasi dengan membiarkan seribu bunga mekar, dan bagaimana bisa menyortir gulma dari bijinya. Perlu disadari bahwa terlepas dari niat terbaiknya, para eksekutif terkadang menjadi mangsa bias kognitif, dan organisasi yang malah menghalangi pengambilan keputusan yang baik. Dengan demikian seorang eksekutif perusahaan harus memiliki cara efektif untuk mengatasinya, dan mengetahui kapan harus menghentikan sebuah proyek.

Dalam studi kasus yang disampaikan dalam sesi pembelajaran tersebut adalah tentang grup pengembangan produk di perusahaan dalam enam bulan terakhir telah menghasilkan selusin konsep yang akan menghembuskan kehidupan baru ke dalam merek yang sudah ada. Sebagai contoh - misalnya, variasi "berbusa" dari lini sabun batangan perusahaan yang sudah mapan.

Dalam contoh kasus tersebut, tim menghasilkan ide yang lebih menjanjikan daripada dana untuk mendukungnya. Ide tersebut akan menjadi investasi kecil dibandingkan dengan pengeluaran R&D perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, secara keseluruhan mereka akan memperhitungkan persentase yang signifikan dari sumber daya terbatas yang digunakan untuk pengembangan produk.

Seorang kepala R&D, sudah seharusnya mendorong antusiasme tersebut untuk memicu inovasi dan membiarkan seribu bunga mekar, tetapi juga harus bisa menyortir gulma dari bijinya agar pertumbuhan yang diharapkan terwujud.

Image: Fungsi R&D yang berkelanjutan (File by Merza Gamal)
Image: Fungsi R&D yang berkelanjutan (File by Merza Gamal)

Berbagai penelitian telah menunjukkan sejauh mana para eksekutif bisnis enggan untuk membunuh proyek. Salah satu studi yang dikembangkan oleh Profesor Sekolah Bisnis IESE Luis Huete menemukan bahwa perusahaan dan individu yang memiliki rekam jejak kesuksesan memiliki waktu yang lebih sulit untuk menyelesaikan proyek, karena mereka membawa keyakinan yang sudah mendarah daging bahwa mereka dapat mengubah segalanya menjadi emas, asalkan semua orang bekerja cukup keras.

Seorang manajer dalam kondisi tersebut mengaitkan lebih banyak kredit daripada yang dijamin kepada orang yang membuat atau mendukung proposal investasi daripada manfaat proposal itu sendiri. Perpaduan keyakinan ini adalah kekeliruan biaya tenggelam, di mana manajer yang menilai proyek memberi bobot lebih pada biaya yang telah mereka keluarkan dari sebuah inisiatif daripada biaya yang akan datang.

Manajer merasa jika proyek dihentikan akan menjadikan sesuatu yang sudah diupayakan pada masa lalu menjadi sia-sia. Akhirnya, sang manajer menyingkirkan gunting pemangkas dan membiarkan proyek berkembang tanpa batas.

Lantas bagaimana seharusnya yang dilakukan oleh seorang eksekutif perusahaan jika menemui kasus seperti tersebut di atas. Sebagai contoh, salah satu produsen global bahan kue, minyak dan olesan, dan jenis makanan lainnya menunjuk seorang manajer sebagai "pembunuh proyek" penuh waktu. Manajer yang ditunjuk tersebut merupakan seorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang teknologi pangan dan aspek bisnis industri untuk mengendalikan proyek yang tidak biasanya (creep project).

Para peneliti di perusahaan makanan tersebut termotivasi untuk menemukan produk "home run" berikutnya. Namun seiring waktu, jumlah investasi R&D tidak proporsional dengan nilai yang dihasilkan darinya. Pembunuh proyek duduk di dalam tim R&D di perusahaan, tetapi secara longgar melapor ke berbagai fungsi dalam bisnis. Pembunuh proyek memelihara database dari semua proyek aktif, mencatat bidang inefisiensi berulang, atau kurangnya keberhasilan, atau kurangnya kesempatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun