Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kesejahteraan Karir (Career Welbeing) dan Kelelahan (Burnout) di Tempat Kerja

13 September 2022   07:43 Diperbarui: 13 September 2022   07:54 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekerjaan yang bermakna adalah bagian penting dari kehidupan yang memuaskan. Mereka yang berpikir hidup akan lebih baik tanpa bekerja adalah salah. Salah tujuan seseorang bekerja adalah untuk memperoleh kesejahteraan karir (career wellbeing), disamping memperoleh kesejahteraan sosial (social wellbeing), kesejahteraan finansial (financial wellbeing), kesejahteraan fisik (physical wellbeing), dan kesejahteraan masyarakat (community wellbeing) untuk memenuhi kehidupan yang berkembang.

Analisis Gallup menunjukkan bahwa kesejahteraan karier adalah menyukai apa yang seseorang lakukan setiap hari yang memiliki dampak paling kuat pada kesejahteraan secara keseluruhan. Seseorang insan dengan kesejahteraan karir yang tinggi lebih dari dua kali lebih mungkin untuk berkembang dalam hidup mereka secara keseluruhan.

Sebuah pekerjaan yang baik dapat meningkatkan semua aspek kesejahteraan yang memberikan manfaat finansial, serta menawarkan interaksi sosial, aktivitas fisik, dan koneksi ke dalam komunitas seseorang. Bekerja memberi orang banyak makna dalam hidup sesuai dengan survei Gallup di Jerman dan Amerika yang menunjukkan bahwa sebagian besar insan perusahaan akan terus bekerja, walaupun mereka memiliki banyak uang sehingga mereka tidak perlu bekerja lagi.

Image: Kesejahteraan Karir (Career Welbeing) dan Kelelahan (Burnout) di Tempat Kerja (Photo by Merza Gamal)
Image: Kesejahteraan Karir (Career Welbeing) dan Kelelahan (Burnout) di Tempat Kerja (Photo by Merza Gamal)

Ketika seorang insan menikmati apa yang dilakukannya, maka motivasi untuk melakukannya datang dengan mudah. Hal tersebut bermanfaat dalam dirinya sendiri, bukan hanya sarana untuk gaji. Ketika seseorang menyukai apa yang dilakukannya, maka pekerjaan itu sendiri lebih mudah. 

Penelitian Gallup telah menemukan bahwa pekerja yang sangat terlibat (very engaged) biasanya bekerja lebih banyak jam per minggu daripada rekan-rekan mereka, kemungkinan karena mereka secara alami menganggap pekerjaan mereka menarik dan menginspirasi.

Ketika seorang pekerja menyukai apa yang dikerjakannya, maka dia akan melakukannya lebih banyak, menjadi lebih baik dan semakin menuai hasil kerjanya. Kondisi tersebut adalah siklus pertumbuhan pribadi dan pengembangan profesional yang baik: perjalanan yang sama bermanfaatnya dengan tujuan. Hal tersebut tidak berarti bahwa pekerjaan itu tidak sulit, tetapi berarti bahwa kerja keras itu terasa sepadan.

Seorang pemimpin dan manajer dapat membantu anggota tim untuk menyukai apa yang mereka lakukan setiap hari dengan memaksimalkan kepribadian, bakat, dan hasrat unik mereka masing-masing. Hal tersebut berarti memindahkan anggota tim ke dalam peran yang memungkinkan mereka melakukan lebih banyak hal yang mereka sukai atau mengubah deskripsi pekerjaan agar lebih sesuai dengan gaya kerja mereka. 

Manajer juga dapat mempelajari apa yang paling tidak disukai orang tentang pekerjaan sehari-hari mereka dan memberikan dukungan serta alat untuk meminimalkan aspek tersebut.

Namun sayangnya, kesejahteraan karir yang berkembang bukanlah norma. Hanya 20% pekerja yang sangat setuju bahwa mereka menyukai apa yang mereka lakukan setiap hari. Dan bahkan lebih banyak lagi yang merasa kelelahan secara kronis. Berdasarkan survei Gallup, terdapat  28% insan perusahaan di Amerika mengatakan bahwa mereka sering atau selalu merasa kelelahan di tempat kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun