Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sibuk Sepanjang Hari tetapi Tidak Produktif

27 Agustus 2022   07:59 Diperbarui: 29 Agustus 2022   23:47 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sibuk. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Seringkali kita merasakan tubuh yang sibuk sepanjang hari, waktu  24 jam terasa kurang. Menjadi sibuk itu adalah sesuatu yang baik, tetapi jika tidak sebanding dengan hasilnya, tentu semua itu akan sia-sia. 

Pertanyaan sederhana yang muncul dari kondisi tersebut adalah: "Jika kita semua sangat sibuk, mengapa tidak ada yang dihasilkan?"

Saat ini, terutama pasca pandemi Covid-19, sebagian kita merasa seperti melakukan pembuangan energi. 

Dalam upaya untuk terhubung dengan seluruh organisasi, kita tenggelam dalam teknologi interaksi virtual real-time, dari Zoom hingga Slack hingga Teams, ditambah SMS grup, WeChat, WhatsApp, dan semua yang ada di antaranya. 

Berinteraksi terlihat menjadi mudah, namun belum tentu terjadi kolaborasi yang menciptakan nilai, sehingga setiap menit yang dihabiskan untuk keterlibatan berkualitas rendah menghilangkan aktivitas yang lebih penting yang menciptakan momentum ke depan.

Untuk itu, apa yang bisa dilakukan? 

McKinsey dalam kajiannya menemukan kemungkinan untuk meningkatkan interaksi kolaboratif dengan cepat melalui pengelompokkan berdasarkan jenis dan membuat beberapa perubahan yang sesuai. Terdapat tiga kategori luas dari interaksi kolaboratif, yaitu sebagai berikut:

  • 1. Pengambilan keputusan, termasuk keputusan yang kompleks atau tidak pasti (misalnya, keputusan investasi) dan keputusan rutin lintas sektoral (seperti tinjauan bisnis triwulanan); 
  • 2. Solusi dan koordinasi kreatif, termasuk sesi inovasi (misalnya, mengembangkan produk baru) dan sesi kerja rutin (seperti check-in harian);
  • 3. Berbagi informasi, termasuk komunikasi satu arah (video, misalnya) dan komunikasi dua arah (seperti pertemuan dengan Tanya Jawab, dan Focus Group Discussion).

Perubahan utama yang diperlukan untuk meningkatkan setiap kategori interaksi kolaboratif di atas, serta alat yang dapat dgunakan untuk menunjukkan masalah saat ini dan mengambil tindakan korektif, akan diuraikan dalam penjelasan di bawa ini.

1. Pengambilan keputusan: Menentukan hak keputusan

Salah satu faktor kunci untuk keputusan yang cepat dan berkualitas tinggi adalah dengan memperjelas siapa yang membuatnya. Dalam melakukan perubahan, pastikan semua orang jelas tentang siapa yang memiliki suara, siapa yang tidak memiliki suara, dan siapa yang punya hak veto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun