Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Harapan Pengusaha vs Insan Perusahaan Menghadapi New Normal

15 Juli 2021   06:48 Diperbarui: 18 Juli 2021   10:02 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gedung perkantoran| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Contohnya termasuk umpan balik 360 derajat dari tim, meminta pertanggungjawaban manajer untuk kejelasan tujuan dan hasil, meminta pemimpin senior menghabiskan waktu nyata untuk pendampingan, dan terkadang memperkenalkan tujuan dan hasil utama yang sejalan dengan indikator kinerja utama. Tujuan dari semua praktik ini adalah sama: memfokuskan insan perusahaan pada hasil, bukan input.

Kemampuan untuk staf tim di seluruh silo organisasi adalah fitur inti dari model tangkas (agile method). Pekerjaan virtual memungkinkan perusahaan untuk membangun tim yang setara yang diambil dari semua zona waktu dan geografi. 

Hal tersebut memberikan perusahaan kesempatan untuk mengatasi kesenjangan talenta regional dengan memanfaatkan kumpulan talenta global. Insan perusahaan dapat menyebarkan kepada tim baru hanya dengan beralih ke layar video yang berbeda.

Peningkatan kecepatan talenta seperti hal tersebut merupakan pembeda utama bagi ketahanan organisasi dan kemungkinan akan menjadi ciri khas perusahaan pemenang di tahun-tahun mendatang.

Membangun kekuatan ini dapat memerlukan pengembangan bursa talenta internal atau pusat penempatan kembali talenta yang memudahkan insan perusahaan untuk menemukan proyek potensial. 

Hal tersebut juga dapat berarti memberi orang fleksibilitas untuk berpindah antar proyek tanpa meninggalkan jaringan terpercaya mereka. Dan, secara kritis, itu berarti meningkatkan tingkat di mana orang dapat dilatih kembali dan ditingkatkan keterampilannya, baik dengan pelatihan formal maupun magang dan pendampingan informal.

Kembali ke kantor jangan sampai menjadi kemunduran seperti dulu. Insan perusahaan menginginkan fleksibilitas: 64 persen lebih memilih model hybrid daripada sepenuhnya di kantor (17 persen) atau benar-benar bekerja hanya dari rumah (19 persen). 

Selanjutnya, 29 persen mengatakan mereka akan mencari pekerjaan lain jika diminta untuk kembali sepenuhnya ke kantor. Kondisi ini tidak akan menjadi "new normal" yang konkret, tetapi akan menjadi "next normal" yang akan berkembang seiring waktu ketika para pemimpin dan insan perusahaan bekerja sama untuk "belajar" tentang apa yang berhasil. 

Sementara itu, banyak organisasi telah menyatakan untuk merangkul pekerjaan hybrid ke depan, tetapi insan perusahaan mengatakan organisasi belum menyatakan visi perusahaan pasca-pandemi secara jelas.

Secara keseluruhan, insan perusahaan sangat ingin melihat organisasi lebih menekankan pada fleksibilitas, kompensasi yang kompetitif, dan kesejahteraan setelah pandemi berakhir---dan sebaliknya.

Mereka khawatir bahwa pekerjaan di masa depan, terlepas dari apakah itu di kantor atau dari rumah, akan berdampak negatif terhadap kebutuhan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun