Mohon tunggu...
Mery Indriana
Mery Indriana Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

penyuka senja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waspadai Provokasi Berjuta Alasan

8 September 2022   11:57 Diperbarui: 8 September 2022   15:18 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Apakah dari kita masih ingat Pemilihan Presiden tahun 2019 ? Hasil dari kontestasi politik itu akhirnya memilih Joko Widodo menjadi Presiden dan saingannya dalam hal ini Prabowo Subianto, kalah.

Hasil yang seharusnya bisa diterima oleh banyak pihak ini ternyata tidak seperti seharusnya. Bentrokan antara aparat kepolisian (yang menjaga Badan Pengawas Pemilu -Bawaslu) dengan massa terjadi di kantor Bawaslu dan di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Awalnya aksi protes di depan Bawaslu itu berlangsung tertib dikawal oleh aparat dan sempat membubarkan diri dengan damai.

Namun kemudian provokator memperkeruh suasana dan membuat warga terlibat. Mereka akhirnya saling dorong dan beberapa diantaranya membakar ban mobil dan melempari polisi denga napa saja sehingga suasana menjadi keruh dan kecemasan tidak terelakkan. 

Seperti yang kita lihat di layer televisi, bentrokan yang merembet pada kekerasan dan kerusuhan itu membuat aktivitas di Kawasan tanah abang terhenti. Kawasan yang besar dan sehari-harinya penuh dengan aktivitas ekonomi yang besar itu memilih untuk menutup. Lalu lintas disekitar juga sangat mencekam dan nyaris tidak ada pedagang yang melintas.

Bentrokan yang berlanjut sampai dinihari itu tidak saja melibatkan warga dewasa namun juga anak-anak di bawah umur yang mungkin saja tidak punya hak suara dalam pilpres itu. Mereka menjadi terlibat dalam kerusuhan karena provokasi beberapa pihak.

Pada saat ini kita juga mengalami konflik. Salah satunya ketidakpuasan warga negara atas keputusan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Alasan warga terutama karena masa sulit warga barus saja pulih dari pandemic. Pandemi memang berdampak luas  bagi masyarakat terutama yang bekerja di sector informal. Banyak dari mereka yang harus pulang kampung (dari Jakarta) karena tidak ada pekerjaan selama pandemic. Di Bali banyak pengusaha dan pelaku usaha pariwisata harus benar-benar berpuasa selama masa pandemic karena kegiatan pariwisata nyaris terhenti.

Ketidakpuasan atas kenaikan itu dimengerti banyak pihak. Namun sebaiknya ketidakpuasan itu disalurkan dengan mekanisme yang baik. Ketidakpuasan yang menyulut konflik dan mungkin berakhir dengan bentrokan atau kerusuhan. Hal seperti ini yang harus diwaspadai karena mungkin saja ditunggangi oleh pihak-pihak yang berbeda arah dengan bangs akita. Kita harus waspada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun