Mohon tunggu...
Mery Indriana
Mery Indriana Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

penyuka senja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebebasan dan Pancasila Kita

8 Agustus 2022   09:25 Diperbarui: 8 Agustus 2022   09:30 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negara demokrasi di banyak negara di dunia seringkali ada istilah kebebasan beragama. Kebebasan beragama ini dalam beberapa negara karena sejak awal negara atau bangs aitu terbentuk, memang ada beberapa keyakinan (beragama) yang ada.

Kta tahu Amerika Serikat adalah satu dari negara yang menganut keberagaman agama. Ada Katolik di sana, Protestas, lalu ada Islam, Budha dan lainnya. Begitu juga negara seperti Mesir. 

Meski Mesir dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduknya Islam, namun di sana juga ada Kristen dan Katolik orthodox, dan bebeberapa kepercayaan lain. Rusia juga begitu. Meski dahulu negara itu adalah Uni Sovyet yang komunis, namun banyak diantara warga Rusia adalah muslim, Katolik dan beberapa keyakinan lain.

Indonesia juga begitu. Di masa lalu, negara ini awalnya adalah animism dan dinamisme. Kemudian Budha dan Hindu masuk dan saat itulah kejayaan Sriwijaya dan majapahit sebagai negara dengan basis dua keyakinan itu, Nusantara sangat masyur dikenal masyarakat dunia. 

Beberapa abad kemudian, Islam dipeluk karena pengaruh para pedagang dari Gujarat India yang berakar dari Arab. Lalu beberapa misionaris tiba di beberapa daerah di Nusantara dan menyebarkan agama Kristen dan Katolik. Sejak itu bangsa di Nusantara begitu beragam karena aneka suka dan keyakinan.

Islam dengan pemeluknya (muslim) kini menjadi mayoritas di Nusantara yang kemudian dikenal sebagai Indonesia. Islam sendiri sebenarnya tidak ada pengekakangan terkait persoalan kebebasan beragama. 

Namun di lapangan, sering terjadi kebebasan beragama dianggap sebagai persoalan kebebasan seluas-luasnya. Karena pemahaman yang keliru tersebut maka kebebasan beragama kemudian dikonotasikan sebagai kebebasan yang tidak bertanggungjawab.

Kuatnya ajaran dan beberapa koridor di Islam membuat kebebasan beragama dikhawatirkan akan melegalkan seseorang untuk murtad dari Islam. Hal lebih jauh yaitu Pancasila sebagai dasar negara seringkali menjadi perdebatan apakan sudah sesuai dengan ajaran islam ? 

Ini juga membuat beberapa ulama yang sangat memegang ajaran Islam memiliki prespektif berbeda. Contoh paling nyata untuk kasus ini adalah Abdul Bakar Baasyir (ABB) yang bersikeras untuk menolak megakui Pancasila sebagai dasar negara, dan kini mengakuinya.

Dalam pandangannya (mungkin) kebebasan tidak diperkuat oleh tanggung jawab sehingga kebebasan menjadi berprespektif negative. Artinya kebebasan orang beragama orang masih diyakini seakan mengancam keyakinan individu. Bagaimana pandangan al-Quran terkait hal tersebut ?

"Tidak ada paksaan dalam agama, sungguh telah jelas kebenaran" (QS. 2:256 )

Singkat kata, sebenarnya tidak bisa dikatakan bahwa Islam mengekang seseorang dalam beragama, karena dalam al Quran sendiri, agama pada dasarnya adalah soal keimanan mendalam yang diperoleh dari pengalaman, ketulusan hati dan pilihan privat seseorang.

Kembali ke konteks Indonesia, Pancasila sebagai landasan negara muncul dari pengalaman batin kebangsaan yang kompleks dan saling menghargai keberadaan dengan bentang geografi yang sangat luas. 

Dengan kondisi seperti itu tidak bisa dipungkiri bahwa di negara kita ada berbagai keyakinan yang ada di warganya, dan Pancasila menjadi landasan negara modern Indonesia untuk menjamin kepemelukan keyakinan itu. 

Pancasila tidak mengubah atau bahwakan tidak akan mengubah apapun dalam esensi ajaran-ajaran itu. Jika Islam tetap adalah ajaran Islam, jika Kristen begitu juga , juga Katolik , Budha, Hindu dan Kong Hu Chu.

Pancasila juga menjadi jaminan untuk kondisi untuk tidak saling menganggu antar umat beragama. Bukannya kita tidak bisa hidup tanpa orang lain ? Seorang Kepala keluarga A yang berprofesi sebagai PNS, dalam kesehariannya mungkin sering tergantung pada Koh B -seorang China pemeluk Budha- yang menjual tahu. Koh B mungkin sering minta tolong pada A untuk kepengurusan surat-surat kependudukannya.

Dua orang dan jutaan orang dengan berbagai perbedaan itu, hidup bersama dan saling tergantung membuat kita harus saling menghargai. Dengan begitu kita bisa menapaki kehidupan dengan lebih nyaman dan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun