Mohon tunggu...
Mery Indriana
Mery Indriana Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

penyuka senja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puasa adalah Benteng dari Sikap Buruk

1 April 2022   19:54 Diperbarui: 1 April 2022   19:58 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang yang menerjemahkan puasa dengan bagaimana menahan lapar dan haus selama belasan jam. Bahkan di belahan dunia lain seperti di Eropa, orang harus menahan haus dan lapar jauh lebih panjang dibanding di Indonesia. Di Inggris misalnya Imsak jatuh pada 3.50 waktu setempat dan maghrib baru jatuh pada pk 20.30 waktu setempat.

Hal ini berat jika dirasakan waktu yang terasa panjang. Apalagi jika hati dan pikiran kita tak jauh dari roti yang lezat atau makasan ibuyang pasti menggairahkan. Puasa tidak sesempit itu. Puasa tidak hanya menahan haus dan lapar serta melepaskan pikiran dari masakan-masakan yang lezat.

Puasa juga berarti menahan segala hal yang menjerumuskan pada keburukan dan kekerasan. Tidak saja pada sikap yang tindakan yang buruk seperti membantah, mengajak permusuhan dan lain-lain.

Hal yang sekarang sering terjadi dan menjadi tantangan kita pada saat puasa adalah menjaga lisan dan tulisan kita dalam kelompok sosial atau komunitas. Kita sering mendapati kata-kata yang tak pantas di media sosial. Kata dan kalimat ini bertebaran di sekitar kita sekadar untuk mengata-ngatai atau mendiskreditkan seseorang atau sebuah kelompok.

Para ahli memberikan istilah ngata-ngatain ini sebagai hate speech (ujaran kebencian) dan sering kita dapati selama satu dekade ini. Seseorang mengucapkan hal yang tak pants untuk orang lain dan sebaliknya. Saat situasi memanas, seseorang biasanya memprovokasikannya lagi sehingga bisa terjadi perang di media sosial .

Jagat medsos bisa menjadi gaduh dan mempengaruhi juga pemberitaan di media mainstream dimana rerata pemberitaannya mengenai dua kubu. Jika itu memanas maka perpecahan tak terelakkan apalagi jika memasukkan unsur politik ke dalamnya. Mungkin kita ingat saat pilkada Jakarta pada 2017 dimana penduduk Jakarta seakan terbelah dan ujaran kebencian memenuhi sebagian besar pembicaraan di media sosial.

Kenapa ini menjadi tantangan pada saat puasa ?

Sikap dan tindakan tidak sesuai dengan norma dan agama serta suka menyebarkan ujaran kebencian adalah hal yang buruk. Dan kita seharusnya tidak melakukan itu dan sebaliknya kitaharus menahan diri untuk tidak mengotori bulan ini

Puasa seharusnya menjadi benteng atau tembok kokoh untuk tidak melakukan hal-hal buruk sampai kekerasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun