Mohon tunggu...
Mery Indriana
Mery Indriana Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

penyuka senja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjaga Toleransi Menyala di Bulan Ramadan

10 Mei 2019   16:26 Diperbarui: 10 Mei 2019   18:06 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang biksu membagikan takjil kepada umat Islam yang berpuasa i

Sebagai bulan yang sangat dianjurkan bagi kaum Muslimin untuk berbuat baik, suasana Ramadan marak dengan kegiatan yang tak hanya dilakukan oleh umat Islam namun juga nonmuslim. Bagi umat Islam, berbuat kebaikan antarsesama di bulan Ramadan bisa dirunutkan dengan perkataan Rasulullah bahwa "sebaik-baik manusia adalah yang terbaik kontribusinya bagi masyarakat". Maka ketika perbuatan baik itu tercipta selaras antar umat Islam dan nonmuslim, maka Ramadan menjadi berkah bagi seluruh umat.

Mumpung dalam bulan Ramadan, semangat kaum Muslimin untuk menjaga tolernasi antarumat beragama ini harus makin menyala. Semangat mereka jangan sampai kalah dengan umat lain yang umumnya ringan tangan untuk mendermakan apa yang dimilikinya misalnya pemberian takjil gratis oleh jemaat gereja kepada umat Islam yang bersiap berbuka puasa. Contoh lainnya adalah agenda Gereja Santa Maria Tak Bercela (STMB) di Surabaya yang berencana pada Ramadan 1440 H ini menggelar sahur bersama di kompleks gereja mereka pada 1 Juni 2019.

Kegiatan itu terkait dengan program rutin yang dilakukan oleh Hj Sinta Nuriyah dengan program Sahur Keliling (Sakel). Isri KH Abdurrahman Wahid itu telah melakukannya hingga 2019 ini atau terhitung sudah berlangsung selama 19 tahun. Ia menjadikan sakel itu untuk menunjukkan bahwa Ramadan menjadi berkah untuk semua umat. Sakel membawa kepentingan yang lebih luas yaitu sebagai upaya merajut persatuan bangsa di tengah keragaman. Yang menarik, itu dilakukan Sinta bersama elemen bangsa tanpa membedakan keyakinan, ras, dan golongan tertentu.

Khusus kegiatan sakel Ramadan 1440H/2019 akan dilaksanakan di 38 titik yang berakhir tepat 1 Juni 2019. Tujuan awal sakel ini adalah untuk menebar damai dan persaudaraan kemanusiaan di mana saja. Sakel yang dilaksanakan ke berbagai daerah pelosok tanah air ini telah dilaksanakan selama Nyai Sinta --panggilannya- sejak mendampingi Gus Dur sebagai presiden di Istana Negara. Dengan sakel, Sinta ingin membangkitkan rasa persaudaraan, rasa menghormati, menghargai serta rasa tolong menolong antarsesama anak bangsa.

Meski tak lagi menjadi ibu negara, Sinta tetap menghidupkan sakel sebagai program yang harus terus dijalankan. Dengan sakel, ia ingin mewujudkan keberkahan bulan Ramadan dengan kegiatan yang lebih menyentuh umat secara luas. Apalagi Sinta menyayangkan beragam peristiwa kerusuhan, rasa saling curiga, hujatan, dan fitnah hingga teror bom yang hingga saat ini masih kerap muncul terutama di era media sosial yang arus informasinya tidak bisa dibendung lagi, baik itu positif maupun negatif.

Melihat misi dan visi sakel yang didukung penuh umat nonmuslim ini menunjukkan bahwa Ramadan sejatinya memang harus memberikan keberkahan yang universal bagi semua umat di mana pun. Meski kecil, namun sakel, pembagian takjil, buka puasa bersama dan kegiatan-kegiatan khas Ramadan lainnya yang dilaksanakan bersama antara umat Islam dan nonmuslim bisa dinilai sebagai bentuk pengaplikasian ibadah Ramadan yang lebih berdaya guna bagi upaya menjaga harmonisasi keberagaman umat di seluruh dunia. Semoga semangat untuk memaknai Ramadan yang lebih luas itu akan terus terjaga. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun