Mohon tunggu...
Mery Indriana
Mery Indriana Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

penyuka senja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stop SARA di Media Sosial

31 Januari 2018   20:34 Diperbarui: 31 Januari 2018   20:38 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

STOP SARA DI MEDIA SOSIAL

Dalam sejarah dunia ada beberapa lompatan zaman yang pernah diraih. Revolusi pertanian, revolusi industry dan revolusi digital.  Saat revolusi itu terjadi, mas berubah karena banyak hal membutuhkan penyesuaian-penyesuaian tidak saja di bidang alat-alat dan infrastruktur penunjang tetapi juga dibutuhkan penyesuaianbudaya agar masing-masing bias survive.

Revolusi terdekat yang kita hadapi adalah revolusi digital. Lompatan ini dinilai paling spektakuler karena berimbas ke banyak bidang dan membantu manusia sedemikian rupa, sehingga banyak hal bisa diselesaikan dengan meminimalisir tenaga dan waktu seperti beberapa puluh tahun lalu.

Kemajuan teknologi juga merambah bidang komunikasi di mana orang lebih mudah bertemu dengan orang lain, meski secara geografis berjauhan. Komunikasi dengan teknologi canggih ini tidak hanya mengubah pola komunikasi dan bagaimana berpendapat antar warga. Dia juga membangun system baru dalam bermasyarakat (dan bernegara) yaitu demokrasi siber.

Model demokrasi ini menunjukkan adanya proses kebebasan (berpendapat), partisispasi, atau kontestasi yang tidak hanya berlangsung secara online maupun offline. Model ini adalah model paling maju dari seluruh model keterhubungan (konektifitas) masyarakat. Bisa dikatakan paling maju karena dia bisa menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh, meski berbeda benua sekalipun.

Demokrasi seperti ini juga memungkinkan seseorang (bahkan semua orang) merasa bebas dalam mengemukakan pendapat dan menganmbil keputusan. Dunia demokrasi siber memungkinkan banyak hal hadir tanpa batas. Media social hadir juga dalam gelombang ini. Apa yang dikemukakan dalam media social seringkali adalah ujaran yang dikemukakan di ruang public -- tapi dengan konsep yang jauh lebih luas dari ruang public konvensional-. Anggapan bahwa siber / internet adalah ruang publik baru muncul berdasarkan kecenderungan kesesuaian kriteria munculnya ruang publik. Di siber, kebebasan seolah tanpa batas.

 Karena kebebasan tanpa batas ini, seringkali terjadi orang tidak bisa mengolah kebebasan berpendapat itu dengan ujaran-ujaran yang kurang bertanggung jawab di media social. Contoh yang paling dekat adalah bagaimana isu SARA menjadi isu yang paling cepat membuat satu pihak bereaksi tehadap pihak lain. Isu ini juga dianggap paling gampang memecah belah bangsa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun