Mohon tunggu...
Mery Crisyanti Rajaguguk
Mery Crisyanti Rajaguguk Mohon Tunggu... Freelance -

I'm not special, but i'm an optimistic and i never give up without any fight

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suka-cita Bersama Suku Anak Dalam Jambi

23 September 2015   12:14 Diperbarui: 23 September 2015   12:34 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Anak-anak SAD"][/caption]Suatu pengalaman terbaik menjadi Tanoto Scholars, sebutan untuk penerima beasiswa Tanoto Foundation adalah melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang unik dan keren. Salah satu yang dilakukan oleh Tanoto Scholars Jambi adalah Peningkatan Minat Baca bagi anak-anak SAD yang bertempat tinggal di dalam Taman Hutan Raya Kabupaten Batanghari.

Perjalanan menuju lokasi dari kota Jambi ditempuh dengan waktu 2,5 jam – 3 jam via jalur darat. Saat kita tiba di sebuah persimpangan yang menghubungkan Desa Jebak, desa terdekat dengan Suku Anak Dalam, kita akan merasakan bahwa suasana sunyi dan tidak ada kebisingan lalu lintas yang kerap kita dengar di kota. Dari simpang Sridadi, kita hanya akan disuguhi pemandangan hutan disebelah kanan, dan perkebunan kelapa sawit disebelah kiri. Pemandangan yang sangat kontras antara hutan homogen dan hutan heterogen.

Dengan segala kesunyian yang kita lewati di jalanan desa jebak, perjalanan akan terasa sangat jauh dan membosankan. Sampai akhirnya kita tiba di sebuah gapura yang menunjukan kita akan masuk kedalam kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarifuddin. Suasana desa yang asri sangat kental terasa disetiap sudut desa. Rimbunan hutan-hutan mengelilingi rumah-rumah warga yang terbuat semi permanen dengan batu dan papan yang kuat.

Sorak-sorak anak-anak telah terdengar saat mobil kami tiba dan berhenti di depan posyandu Dusun Senami. Sekitar 20-an anak menunggu di posyandu menanti kedatangan kami anggota TSA Jambi. Kegiatan yang dilaksanakan setiap minggu ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca anak-anak SAD Dusun Senami. Akses yang terbatas untuk mendapatkan buku-buku yang baik dan menarik menjadi pemacu utama kami untuk berbagi dengan anak-anak Senami.

[caption caption="Beberapa anak-anak belajar membaca"]

[/caption]

Program yang dijalani bersama dengan Tanoto Foundation ini merupakan bagian dari pengaplikasian salah satu pilar Tanoto Fondation yaitu Edukasi. Bekerjasama dengan perangkat desa setempat dan pemerinatah daerah Kabupaten Batanghari, kami ingin agar suatu perpustakaan mini dapat terwujud di wilayah ini. Meskipun kata perpustakaan jauh dari kenyataan, namun ruang baca sederhana ini diharapkan menjadi bagian dari anak-anak SAD untuk memiliki impian setinggi langit.

Selama beberapa minggu bergaul dengan anak-anak setempat, saya mendapatkan suatu fakta yang memilukan, bahwa beberapa anak didik kami disana justru tidak melanjutkan pendidikan dasar mereka ke jenjang yang selanjutnya. Anak-anak seperti Eka dan Mira harus putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama dengan alasan kekurangan biaya dan akses yang terbatas. Hal tersebut cukup masuk akal, karena SMP terdekat dari Dusun Senami berada di luar Taman Hutan Raya, yang mau tak mau akan menambah biaya transportasi sekolah. Belum lagi resiko yang harus dihadapi apabila siswa harus pulang sore dari sekolah dan masuk menuju Taman Hutan Raya.

Belum lagi ada anak yang mengalami gangguan kulit seperti panu dan gatal-gatal yang menjadikan keadaan anak-anak SAD penuh dengan keterbatasan. Namun demikian, kecerian mereka dan semangat untuk terus menimba ilmu patut kita apresiasi. Bahkan banyak anak-anak saat ini yang menganggap bahwa sekolah adalah beban yang sangat berat dan belajar terasa seperti dipenjara.

Anak-anak SAD Dusun Senami akan terus meninggalkan bekas didalam hati kami. Dan saya berharap suatu hari nanti akan bertemu mereka tidak lagi sebagai anak-anak SAD Dusun Senami melainkan pemimpin negara ini, dan paling tidak mereka akan menjadi raja di tanahnya sendiri.

[caption caption="Anak-anak sedang menceritakan mimpi mereka"]

[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun