Aku masih duduk terdiam di kamarku ketika sebuah mobil menderu dan berhenti pas diluar pagar batu depan kamarku. Aku keluar kamar memastikan bahwa dia adalah lelaki yang ku tunggu sedari tadi. Yang rencana kedatangannya membuatku tidak tidur 3 hari.)
"Mbaa' Abangnya sudah datang" teriak mba asisten tergopoh-gopoh nyaris menabrakku.Â
"Persilahkan masuk, buat kopi tubruk kesukaannya" jawabku sambil mengerlingkan mata genit kearah si mbak. Lelakiku ini paling suka minum kopi tubruk, habis minum kopi, tak lama aku pasti di tubruknya.
"Aku tak mau kopi tubruk sayang, aku mau wine yang sama seperti kau berikan ke Prof Pebrianov" tiba tiba dia nyelonong masuk keruang keluargaku... tangan kekarnya melingkar dipinggangku. Mengiringku masuk kekamar. Cup..!! Kecupan lembut itu mendarat sempurna dileher belakangku, lalu turun sedikit ke punggungku yang mulus, tak kalah mulus dibanding punggung nicole kidman.
"Aku hanya ingin menikmatinya bersamamu, bersama geliat liarmu, bersama lenguh parau suaramu." Tak bisa kupungkiri tangan nakalnya yang mulai menyelusup, slalu membuat diri ini diam tak berkutik.
"Ih Abang jelek. Nakal..."
"Sayang... Kamu bilang aku jelek, tapi kamu cinta mati ke aku" tak kurespon respon celotehnya. Aku hanya nyengir, dalam hati ini membenarkan ucapannya.
"Abang bauk, jarang mandi"
"Kamu bilang aku males mandi, tapi kamu hobi cium-cium tubuhku dari kepala sampai kaki" aku tetep nyengir, pipiku agak merah, sedikit malu ketahuan hobiku.
"Kamu bilang aku nakal, tapi kenakalanku bikin kamu gemes dan merasa hidup" lanjutnya. aku hanya diam dan nyengir adalah ekspresi termanisku.
"Abang gak romantis, datang-datang langsung peluk cium aja"