Mohon tunggu...
I Ketut Mertamupu
I Ketut Mertamupu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang mahasiswa hukum, agama dan budaya . Pengamat sosial yang berpikir blak-blakan . Tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar. Situs Resmi : www.hukumhindu.or.id . blog : www.mertamupu.blogspot.com , FB:facebook.com/mertamupu\r\nContact person: merta_mupu@yahoo.com , Phone Number +6281916665553 , +6281246085553 . Motto gue dalam menulis "free think about everything".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Idul Fitri dan Galungan, Hari Raya Satu Makna dari Dua Agama Berbeda

25 Agustus 2012   22:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:19 1742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1345932642778613170

[caption id="attachment_195065" align="aligncenter" width="471" caption="Galungan (Ayu dewie , www.facebook.com)"][/caption]

Terdapat banyak perayaan agama yang bermakna sama dari agama yang berbeda. Mencari persamaan dalam kehidupan berbangsa yang beraneka ragam suku, agama dan ras sangat perlu demikian juga perlu mencari perbedaan untuk menemukan persamaan. Dari beberapa persamaan makna suatu perayaan keagamaan salah satunya adalah Idul fitri dan Galungan. Hari Raya Idul Fithri merupakan puncak dari seluruh rangkaian proses ibadah selama bulan Ramadhon (Risalah Hati , 2010). Idul Fitri disebut-sebut sebagai 'Hari Kemenangan' , menurut Zainul Alim (2012) hari raya Idul Fitri dan kemerdekaan Indonesia mempunyai falsafah yang sama yaitu simbol kemerdekaan dan hari kemenangan. Mengapa Idul Fitri disebut-sebut sebagai 'Hari Kemenangan' ? Jawaban atas pertanyaan ini bisa ditelusuri melalui 2 (dua) pengertian berikut ini ( Idul Fitri Hari Kemenangan, www.depnakertrans.go.id): Pertama, dari kata idul fithri itu sendiri yang berarti kembali ke fitrah, yakni 'asal kejadian', atau 'kesucian', atau 'agama yang benar'. Maka setiap orang yang merayakan idul fitri dianggap sebagai cara seseorang untuk kembali kepada ajaran yang benar, sehingga dia bisa memperoleh kemenangan. Kedua, dari kata 'minal 'aidin wal faizin' yang berarti 'semoga kita termasuk orang-orang yang kembali memperoleh kemenangan' . Karena menurut para ahli, kata al-faizin diambil dari kata fawz, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an, yang berarti 'keburuntungan' atau 'kemenangan'. Makna yang sama sebagai hari kemenangan bagi umat Hindu adalah hari raya Galungan, hari raya galungan jatuh pada hari Budha Kliwon wuku Dungulan . Kata "Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya menang atau bertarung. Galungan juga sama artinya dengan dungulan, yang juga berarti menang" (www.balitv.tv) . Galungan dilaksanakan setiap enam bulan sekali (210 hari) berdasarkan perhitungan kalender Hindu Bali atau dua kali setahun. Galungan merupakan perayaan kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan). Menurut ketut wiana dalam Buku "Yadnya dan Bhakti" (www.hindu-dharma.org) perayaan hari raya Galungan di Indonesia mendapat inspirasi atau direkonstruksi dari perayaan upacara Wijaya Dasami di India. Ini bisa dilihat dari kata "Wijaya" (bahasa Sansekerta) yang bersinonim dengan kata "Galungan" dalam bahasa Jawa Kuna. Kedua kata itu artinya "menang". Hari Raya Wijaya Dasami di India disebut pula "Hari Raya Dasara". Perayaan Wijaya Dasami dirayakan dua kali setahun dengan perhitungan tahun Surya. Perayaan dilakukan pada bulan Kartika (Oktober) dan bulan Waisaka (April). Perayaan Dasara pada bulan Waisaka atau April disebut pula Durgha Nawa Ratri. Durgha Nawa Ratri ini merupakan perayaan untuk kemenangan dharma melawan adharma dengan ilustrasi cerita kemenangan Dewi Parwati (Dewi Durgha) mengalahkan raksasa Durgha yang bersembunyi di dalam tubuh Mahasura yaitu lembu raksasa yang amat sakti. Karena Dewi Parwati menang, maka diberi julukan Dewi Durgha. Dewi Durgha di India dilukiskan seorang dewi yang amat cantik menunggang singa. Selain itu diyakini sebagai dewi kasih sayang dan amat sakti. Pengertian sakti di India adalah kuat, memiliki kemampuan yang tinggi. Kasih sayang sesungguhnya kasaktian yang paling tinggi nilainya. Parayaan Durgha Nawa Ratri adalah perjuangan umat untuk meraih kasih sayang Tuhan. Karunia berupa kasih sayang Tuhan adalah karunia yang paling tinggi nilainya. Untuk melawan adharma pertama-tama capailah karunia Tuhan berupa kasih sayang Tuhan. Kasih sayang Tuhanlah merupakan senjata yang paling ampuh melawan adharma. Sedangkan upacara Wijaya Dasami pada bulan Kartika (Oktober) disebut Rama Nawa Ratri. Pada Rama Nawa Ratri pemujaan ditujukan pada Sri Rama sebagai Awatara Wisnu. Selama sembilan malam umat mengadakan kegiatan keagamaan yang lebih menekankan pada bobot spiritual untuk mendapatkan kemenangan rohani dan menguasai, keganasan hawa nafsu. Pada hari kesepuluh atau hari Dasara, umat merayakan Wijaya Dasami atau kemenangan hari kesepuluh. Pada hari ini, kota menjadi ramai. Di mana-mana, orang menjual panah sebagai lambang kenenangan (Loc. Cit). Galungan sebagai hari kemenangan dharma terhadap adharma setelah berhasil mengatasi semua godaan selama perjalan hidup ini, godaan terbesar manusia adalah melawan musuh dalam diri yang disebut Sad ripu (enam musuh dalm diri manusia). Kama,sifat penuh nafsu indriya. Lobha, sifat loba dan serakah. Krodha, sifat kejam dan pemarah. Mada, sifat mabuk dan kegila-gilaan Moha, sifat bingung dan angkuh dan Matsarya, sifat dengki dan irihati. Ungkapan yang paling sering dikutip untuk memotivasi untuk selalu bertahan dijalan Dharma adalah ungkapan Satyam Eva Jayate yang artinya kebenaran pasti menang. namun jarang yang mengutip dari keseluruhan teks suci tersebut, inilah sloka lengkapnya : satyameva jayate nānṛtaṁ satyena panthā vitato devayānaḥ | yenākramantyṛṣayo hyāptakāmā yatra tat satyasya paramaṁ nidhānam | (Mundaka Upanishad 3.1.6) Truth alone triumphs; not falsehood, Through truth the divine path is spread out by which the sages whose desires have been completely fulfilled, reach where that supreme treasure of Truth resides. "Hanya kebenaran yang jaya raya (menang), bukan ketidak benaran ! melalui jalan kebenaran terletak jalur suci yang oleh para kaum suci yang sadar, yang lepas dari berbagai hasrat-hasrat duniawi, didaki menuju ke tempat suci di mana bersemayam yang Maha Benar (yaitu Kebenaran Hakiki)." Lihat PulaLebaran Menjadi Sumber Bencana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun