Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penglihatan Indra Keenam dengan Simbol

11 Juni 2017   22:18 Diperbarui: 12 Juni 2017   08:31 2581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mustahabbah.blogspot.co.id

Seringkali ketika kita terbaring hendak tidur mengalami mimpi setengah sadar, dimana kita ingat sedang tidur namun di sisi lain pikiran sadar kita diluar kendali, pikiran alam bawah sadar membawa kita pada penglihatan indra keenam dengan bahasa simbol, seperti berhalusinasi. Kalau kita katakan mimpi; bukan. Dikatakan penglihatan indra keenam, juga bukan. Dalam bahasa lokal hal itu disebut 'ngipi kalimat-mat', dimana kita setengah mimpi setengah sadar. Saya menyebutnya penglihatan indra keenam dengan bahasa simbol. Jadi, untuk memahami maksud dari penglihatan indra keenam dengan simbol, kita memaknainya hampir sama dengan menafsirkan mimpi, tetapi tanpa menggunakan tenung tanya lara.

Untuk memaknai atau menterjemahkan simbol-smbol yang dilihat itu menggunakan bahasa lokal, bahasa ibu yang kita gunakan. Karenanya, bila beda bahasa beda pula makna dari simbol-simbolnya. Selain itu, kita juga harus jeli memaknai bahasa isyarat yang dimunculkan.

Kronologi mimpi setengah sadar biasanya singkat namun sarat makna, bahkan sering merupakan jawaban dari apa yang kita pikirkan, apa yang kita tanyakan pada dewa. Memang berat untuk menafsirkannya, akan tetapi apabila kita sering mimpi dan sering menafsirkannya maka kita akan bisa memahami maksud dari penglihatan indra keenam dengan bahasa simbol. Kita kudu memaknainya dicocokan dengan apa yang kita pikirkan  menjelang hilang kesadaran dan apa yang telah kita alami. Berikut contoh-contohnya:

Saya terbaring di tempat tidur, lalu memikirkan seorang gadis dan merasa sedih atas apa yang telah terjadi antara dia dan saya, lalu saya meratapi nasib dan berdoa kepada ibu yang telah almarhum, 'Ibu, kenapa ya saya disakiti oleh orang yang saya sayangi, apakah dia akan jadi jodoh saya?' Setelah merasa tenang, saya  menutup mata dan pikiran sadar hilang memasuki alam setengah mimpi, saya melihat kacang tanah tumpah dari wadahnya; seperti sedang mimpi namun sadar berada di tempat tidur. Lalu kembali ke pikiran sadar. 'Kacang tanah' diartikan 'cang ngenah' atau akan terlihat: akan terbukti. Kemungkinan tidak akan jadi dengan gadis itu, akan terjatuh atau batal. 

Contoh lain. Saya sedang di mobil terbaring. Lalu kedutan di lambung, pertanda akan datang musibah atau sakit, atau ada manusia berulah dengan ilmu hitam. Sesaat kemudian saya setengah sadar setengah mimpi, samar-samar saya melihat ada orang yang menyuapi saya nasi. Kemudian kembali ke pikiran sadar. Makna diberi nasi artinya Asih atau Rahayu. Nasi ngaran asih, atau rayunan ngaran rahayu. Jadi, meski ada orang berulah namun dewa asih; dewa menolongnya. Setelah itu kaki saya tiba-tiba gatal, saya usap-usap dan diberi energi prana, tak lama hilang. Diberi nasi kadang juga bermakna tak baik, dimana masuknya penyakit. 

Sedang istirahat siang, tiba-tiba saya hilang kesadaran, saya melihat dan merasakan telinga saya dicium anak anjing peliharaan saya. Tersadar kemudian. Maknanya saya akan sakit, baik ulah manusia maupun akibat disalahkan mahkluk gaib. Anjing dimaknai sebagai kala sehingga ditafsirkan kita akan sakit. Sorenya kaki saya bentol-bentol seperti disengat nyamuk, namun bentol-bentolnya cukup besar dan banyak. Untung telapak tangan saya bisa menghilangkan hal-hal seperti itu, dengan pemberian energi prana sekira setengah menit, kemudian hilang.

Menjelang tidur saya kedutan di leher kiri; maknanya satru mara; musuh datang, biasanya musuh datang berupa ilmu hitamnya saja, bukan wujud fisik. Lalu kehilangan kesadaran; saya melihat seseorang sedang membajak dengan Traktor di tanahnya guru Gede K. Lalu saya tersadar. Membajak dalam bahasa lokal disebut 'nengala' sehingga dimaknai ala (buruk). Hal buruk datang dari ulah manusia yaitu Gurunya Gede M, orang yang sering menyerang saya. Tak lama kemudian saya hilang kesadaran, lalu saya seakan menangkap ayam miliknya guru Gede KB. Kemudian tersadar. Ayam simbol sang roh. Jadi, maknanya saya berhasil menaklukan gurunya Gede M, bisa mengalahkan roh dukun itu. Simbol orang itu kita tidak bisa langsung curiga pada orang yang hadir dalam penglihatan itu, kudu tahu musuh kita yang sebenarnya.

Kasus lain yang lebih modern. Saya terbaring di tempat tidur, lalu setengah sadar saya melihat dua orang, laki dan perempuan, berada di timur laut rumah. Keduanya berhadap-hadapan, lalu yang laki mengarahkan HPnya ke saya. Hal ini saya maknai ada orang yang saya kenal baik sedang membicarakan saya via hp. Yang dibicarakan pembicaraan buruk, soalnya sebelum kehilangan kesadaran saya kedutan di belakang dubur, maknanya 'wargi ngucap ala'; tetangga atau kerabat membicarakan buruk.

Hendak tidur habis membuat status di media sosial, beberapa saat kemudian hilang kesadaran. Saya makan sambal cabai merah, pedas. Lalu tersadar. Maknanya apa yang saya tulis di media sosial menimbulkan ketersinggungan pada orang lain. Lalu saya bergegas menyembunyikan tulisan itu untuk mencegah hal-hal tak diinginkan. Umpamanya agar tidak bisa dijadikan barang bukti bila dilaporkan ke polisi.

Mimpi setengah sadar adakalanya juga bisa menimbulkan sensasi yang menakjubkan dimana kita berada pada dua dimensi dengan aktivitas yang tak kalah seru dari mimpi. Misalnya seperti apa yang saya alami kemarin malam. Awalnya, pada siang harinya dari pagi berulang kali mendapat tenger tak baik yaitu datangnya musuh: satru mara; kedutan di leher kiri. Saat kehilangan kesadaran atau setengah mimpi di dalam mobil, saya melihat kakek-kakek berpakaian putih kumel menghampiri saya, lalu saya diberi minuman susu. Begitu susunya saya minum, kemudian tersadar dengan mulut bergerak seperti mau minum. Sedikit terkejut juga, padahal saat sadar tidak ada siapa-siapa di sekitar saya, tidak ada kakek-kakek. Hal itu saya maknai adanya pertolongan dari dewa akibat serangan dari orang berilmu.

Siangnya saat di rumah sedang tidur-tiduran, kembali dapat tenger akan datangnya musuh. Lalu tertidur dan mimpi bawa mobil pick up putih ke arah selatan. Dari arah selatan saya melihat truk kuning dan pickup hitam berjalan hendak berpapasan dengan saya di jalan sempit. Begitu berpapasan saya tak mau minggir, malah saya inginnya menyeruduk truk kuning itu, pokoknya saya egois tidak mau mengalah. Lalu tiba-tiba muncul sepupu saya untuk melerai. Saya disuruh minggir ke kiri sedikit, truknya disuruh minggir ke kanan. Lalu sopir pickup hitam di belakang emosi melihat saya dia hendak menyeruduk pickup putih saya. Saya berkelit ke kiri, hampir jatuh ke jurang. Lalu saya diatur oleh sepupu saya agar bisa lewat dengan memindahkan kayu yang menghalangi jalan di depan saya. 'Kurang ajar orang tadi itu, bli jro. Siapa orang itu ya?' tanyaku pada sepupu. Belum ada jawaban keburu bangun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun