Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bersahabat dengan Tuhan

17 November 2012   03:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:12 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13531197631268263227

Manifestasi Tuhan Sebagai Siwa dan Parwati-Ibu dan Bapak (sumber:www.reviewofreligions.blogspot.com)

Om Namah Shiva Ya

Persahabatan tidak hanya dilakukan antara seseorang dengan orang lain, persahabatan juga bisa dilakukan dengan Tuhan bahkan menjadi kekasih Tuhanuntuk mendapatkan cinta sejati yang hanya dimiliki-Nya. Jika bersahabat dengan manusia saja sudah begitu terasa berbeda, bagaimana jika kita bisa bersahabat dengan Tuhan? Tentu luar biasa bukan? Apakah kita bisa menjadi sahabat Tuhan? Jawabannya adalah bisa.Lalu, bagaimaimana cara kita bersahabat dengan Tuhan?.

Dalam ajaran Bhagavad Gita dikatakan ada 4 jalan menuju Tuhan yang disebut dengan Catur Marga/Catur Yoga. Dari keempat jalan itu, Bhakti Yoga dikatakan yang terbaik. Seperti yang disebutkan didalam Siwa Purana, Vidyesvara Samitha III.12 “…Beliau hanya bisa dicapai dengan Bhakti yang penuh, dan tidak akan bisa dicapai dengan cara lain”.

Apabila suatu persembahan, suatu doa dilakukan untuk mencari kesenangan duniawi dan untuk mengharapkan pahala, dikatakan tidak dapat utnuk mencapai moksa hanya mencapai surga dan akan lahir kembali (reinkarnasi) setelah habis pahala yang dimiliki “Tetapi orang yang selalu menyembah-Ku dengan bhakti tanpa tujuan yang lain dan bersemadi pada bentuk rohani-Ku – Aku bawakan apa yang dibutuhkannya, dan Aku memelihara apa yang dimilikinya” {Bhagavad-gita IX.22}. Hanya dengan Bhaktilah karunia pembebasan (moksa) diperoleh.

Bhakti yoga ini didalam Bhagavata Purana dibagi menjadi Sembilan atau biasa disebut dengan Nava Bhakti atau sembilan jalan Bhakti; Sravanam (Mendengar nama suci Tuhan), Kirtanam (Memuja Tuhan), Smaranam (mengingat), Pada sevanam (melayani kaki padma-Nya), Arcanam (memuja Tuhan melalui archa/patung), Vandanam (memuja Tuhan melalui doa mantram dan stotra), Dasyam (menyembah Tuhan dengan kesadaran sebagai abdi), Sakhyam (bersahabat dengan Tuhan), dan Atma-nivedanam (penyerahan diri). Didalam Siwa Purana Rudra Samitha II.XXII.22 juga dikatakan ada sembilan jalan Bhakti.

Sejak pertama saya mengenal konsep Nava Bhakti, tampaknya konsep yang paling membingungkan adalah “bersahabat dengan Tuhan” . bagaimana kita bisa bersahabat dengan Tuhan, sedangkan kita tak pernah melihat beliau?.

Didalam kitab Siwa Purana diuraikan yang dimaksud bersahabat dengan Tuhan adalah bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh-Nya, seperti disebutkan dalam sloka berikut: Keyakinan bahwa “apapun yang diberikan oleh Tuhan kepadaku, baik atau buruk, adalah demi kebaikan hamba” adalah karakteristik dari perasaan bersahabat (friendliness) pada-Nya { Siwa Purana, Rudra Samitha II.XXII.32 }.

Selanjutnya didalam Bhagavad Gita Tuhan bersabda “Aku tidak iri kepada siapapun, dan Aku tidak berat sebelah kepada siapapun. Aku bersikap yang sama terhadap semuanya. Tetapi siapapun yang mengabdikan diri kepada-Ku dalam bhakti adalah kawan, dia berada di dalam Diri-Ku, dan Aku pun kawan baginya” {Bhagavad-gita IX.29}. “Kepada mereka yang senantiasa setia ber-bhakti kepada-Ku dengan cinta kasih, Aku berikan pengertian yang memungkinkan mereka datang kepada-Ku” {Bhagavad-gita X.10}.

Bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan itu cara bersahabat dengan Tuhan, seperti lantunan lagu D.Masiv yang digandrungi oleh berbagai kalangan “Tak ada manusia yang terlahir sempurna,jangan kau sesali segala yang telah terjadi, kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat, seakan hidup ini tak ada artinya lagi. Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik. Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasa-Nya, bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa”.

Sloka dan lagu diatas sudah seyogianya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Didalam berbagai uraian Iklas dikatakan sebagai hal yang utama dan membawa kebahagian "Saṃtoṣādḥ anuttamaḥ sukhalābhaḥ" artinya: Ikhlas membawa kebahagiaan tertinggi (YS 2:42). "Asteyapratiṣṭhāyāṁ sarvaratnopasthānam" artinya: Semuanya akan datang ketika (kita) tidak mengingini yang bukan milik diri (Yoga-Sūtra II.37). Dengan demikian iklas dan bersyukur tas apa yang telah dianugerahkan Tuhan aalah jalan yang utama untuk kembali pada-Nya.

Om Tat Sat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun