Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Mimpi dengan Metode Cocoklogi

18 Agustus 2017   07:19 Diperbarui: 18 Agustus 2017   12:51 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berdasar pengalaman dan pengamatan empiris, cara paling mudah membedah makna mimpi itu dengan teknik cocoklogi, ilmu mencocok-cocokan. Tahap ini perlu dilakukan dalam proses belajar memaknai mimpi, terutama bagi mereka yang sering mimpi. Dalam kajian ilmiah metode cocoklogi memang tidak diakui sebagai suatu ilmu, tetapi dalam mengkaji mimpi justeru ilmu ini yang paling gampang digunakan. Dasar pemikirannya bahwa suatu mimpi sering kali menggambarkan akibat yang akan terjadi dari apa yang sudah terjadi. Baik berupa doa yang kita panjatkan, rencana yang akan kita lakukan, ataupun sesuatu yang sudah kita lakukan.

Dalam proses mencocok-cocokan itu terlebih dulu kita mengetahui simbol-simbol umum, seperti misalnya mimpi yang berkaitan dengan kematian pertanda kaletehan (kotor secara niskala), baik pada pekarangan maupun pada parhyangan, misalnya; mimpi ada ngaben, melihat kuburan, melihat mayat, tulang manusia, bercinta, pernikahan, berhubungan seks dengan orang yang dikenal, ataupun hal-hal yang mesra, dan lain sebagainya.

Kaletehan itu bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti habis memperbaiki rumah namun tak dibuatkan upacaranya, habis melahirkan atau ada kematian tetapi tidak dibuatkan banten penyapuh karang padahal masa cuntaka sudah berakhir. Kaletehan juga bisa ditimbulkan oleh pemali sehingga dapat menimbulkan energi negatif di rumah, dari situ dapat menimbulkan mimpi yang bermakna kaletehan ringan seperti mimpi hamil, melahirkan, menggendong anak kecil, menyusui, melihat macan, bercinta, mesra-mesraan, dan lain sebagainya. Mimpi tentang air bah, air sungai mengalir, pertanda ada jalan niskala terganggu, seperti menempatkan sesuatu di depan Tugun karang, di perbatasan karang, dimana tempat itu menjadi lintasan jalan dewan karang, menaruh suatu di bung-bungan rumah (lorong rumah), dsb. 

Simbol lainnya yang tak kalah penting untuk diketahui yaitu simbol dewa, seperti orang suci (sulinggih) yang tidak diketahui namanya, guru, dosen, ayah dan ibu simbol Bhatara Hyang Guru (dewanya dewa). Turis, pemangku, jero dasaran, jero tapakan, teman, dan sejenisnya simbol sesuhunan (dewata). Pejabat negara seperti polisi, bupati, gubernur, presiden, dsb, merupakan simbol dewa-dewa yang lebih rendah kedudukannya, seperti dewan karang/dewa penunggun karang, dewan umah, Bhatara Indera Belaka, dsb. Kerabat tak dikenal, kerabat yang telah tiada, saudara, dsb, simbol dewa hyang. Orang yang tak dikenal simbol Sang Wengi (jin).

Barangkali sulit dipahami bila hanya uraian, tetapi dengan contoh maka akan mudah dipahami. Berikut contohnya:

Sebelum mimpi di siang bolong saya disuruh mengantar ibu ke upacara ngenteg linggih dewa kembar, tetapi karena lelah saya ngekoh mengantar ibu, inginnya adik saya yang mau disuruh mengantar ibu. Lalu tiba-tiba merasa mengantuk dan tertidur, lalu mimpi singkat. Dalam mimpi itu saya membawa motor membonceng guru (bapak saya), berjalan menanjak di bubung (tempatnya persis dengan di kenyataan). Dari arah berlawanan saya melihat bli Mangku Y membawa motor. Dan motornya jatuh berubah jadi bambu panjang tapi kecil, bambu itu bergerak menubruk saya. 'Aduuhh' teriakku. Lalu tersadar.

Dengan melihat apa yang telah terjadi atau apa yang saya lakukan, mimpi itu bermakna bahwa saya dicandai dewa kembar karena berniat tidak mau mengantar ibu saya ke tempat acara ngenteg linggih dewa kembar. Satu simbol yang mengarahkan makna mimpi itu ke arah itu yaitu bli Mangku Y, dia jadi pemangku dewa kembar. Yang memberitahu hal itu Bhatara Hyang guru (simbolnya membonceng ayah). Tragisnya, besoknya di tempat itu terjadi kecelakaan. Ada orang terjatuh membawa motor hingga masuk rumah sakit. Ketika kita mimpi berada di suatu tempat dan tempat itu persis dengan kenyataan sekarang maka di sekitar tempat itu akan terjadi sesuatu dalam kurun waktu tertentu dan kita cenderung mengetahuinya. 

Ada orang yang bercerita mimpi, katanya dia mimpi melihat tiga turis meninggal dunia, mayat turis itu dijejerkan oleh keluarganya yang jadi pemangku dewa kembar. Makna mimpi tersebut pekarangannya leteh sehingga bhatara tiga/tri murti meninggalkannya (tiga turis meninggal). Sedangkan yang memberi tahu hal itu adalah dewa kembar. Awalnya tidak diketahui penyebab kaletehannya, tetapi setelah diingat-ingat ternyata isterinya habis melahirkan sudah sampai tiga bulan tidak juga diupacarai rumahnya.

Suatu malam saya mimpi bertemu bupati Bangli di warung makan di selatan rumah, bapak bupati menyapaku, 'Hai tut..' ujarnya sembari bersalaman denganku.

'Ohh bapak. Mampir dulu ke rumah saya, mumpung ada bapakku di rumah' sapaku. Beliau mau mampir ke rumah saya meski belum selesai makan, piringnya dibawa ke rumahku. Di rumah pak Bupati disambut ayahku, lalu saya menawari makan lagi, dan beliau mau, tapi sayangnya justeru nasi di piring saya yang diambil padahal sudah sempat saya cicipi, 'maaf pak' ujarku merasa tak enak beliau mengambil nasi yang sudah sempat saya cicipi. 

Mimpi ini merupakan sindiran dari dewa, beliau hadir menyapa kami karena keluarga saya lupa menghaturkan persembahan (simbol makanan). Dewa itu disambut Bhatara Hyang Guru. Dewa tersebut adalah Bhatara Indera Belaka (dewa Mahakala/Rajanya Kala) karena di sebelah selatan rumah saya terdapat palinggih Sanghyang Indera Belaka. Beliau disambut Bhatara Hyang Guru, simbolnya bapak saya. Bila kita lupa menghaturkan persembahan kita disapa beliau dengan berbagai sindiran, terkadang dewa menyamar sebagai teman (teman lama/mantan, teman sekantor, teman kampus, dsb), teman itu bertamu ke rumah tetapi tidak mau menyapa kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun