Mohon tunggu...
mariyanti
mariyanti Mohon Tunggu... Lainnya - jagalah allah, allah menjaga-mu

selalu bersyukur, utamakan allah dan istimewakan allah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita Perjalanan Kehidupanku dan Beban sebagai Anak Perempuan Pertama

18 Oktober 2020   22:11 Diperbarui: 2 Juni 2021   08:59 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengalaman hidup dan Beban sebagai Anak Perempuan Pertama. | pexels

Baru pertama kalinya saya mendapatkan tugas oleh salah satu dosen saya dikampus untuk membuat tulisan bebas mengenai hidup lajang di kota Surabaya.

Jujur di sini saya sangat bingung mau menulis cerita apa?, karena sama sekali saya tidak pernah membuat cerita ataupun menulis cerita , apa lagi ditambah dengan harus menghitung pengeluran saya perbulan. Jadi disini saya menceritakan kehidupan saya pribadi. 

Perkenalkan saya yanti, saya anak pertama dari tiga bersaudara, untungnya disini saya masih tinggal bersama kedua orang tua. Sebelumnya saya pernah kuliah di salah satu universitas swasta di Surabaya. Kampus itu ialah kampus impianku.

Baca juga: Pendidikan Anak Perempuan di Era Milenial, Menepis Dapur, Sumur, dan Kasur

Sayangnya, satu setengah tahun lebih saya menempuh pendidikan disana akhinya harus terhenti karna suatu musibah yang terus berdatangan termasuk ekonomi keluarga menurun. Semuanya habis untuk biaya kuliahku yang persemester lumayan cukup mahal. Keadaan ekonomi yang semakin menurun, dan sudah tidak bisa meneruskannya lagi.

Saya sangat merasakan sedih melihat kedua orang tuaku terus berjuang demi pendidikanku. Akhirnya aku memutuskan sendiri untuk berhenti kuliah. Pepatah pernah bilang jika bumi itu terus berputar. Roda kehidupan pun terus berputar. Ada masanya kita diatas dan ada masanya kita dibawah, itulah namanya kehidupan.

Jujur itu adalah salah satu keputusan yang sangat sulit bagiku. Dihari itu adalah hari yang sangat berat bagiku karna harus putus kuliah.  Tapi aku percaya akan rencana allah, mungkin dibalik semua cobaan yang aku hadapi. Allah sedang menyiapkan hal terbaik untukku.

Karna saya sudah tidak berkuliah, saya menganggur. Akhirnya aku memutuskan mencari pekerjaan untuk membantu ekonomi keluarga. Selama dua tahun saya bekerja dan juga berpindah-pindah tempat pekerjaan. Hingga akhirnya saya bekerja sebagai salah satu karyawan di toko CITRA SUSU DAN PERLENGKAPAN BAYI di Perak. 

Saya bekerja disana kurang lebih satu setengah tahun sampai sekarang. Perlahan-lahan ekonomi keluarga mulai membaik dan satu persatu kembali normal. Semenjak saya bekerja yang lama dan pekerjaanku yang sekarang, alhamdulillah pundi-pundi uangku terkumpul. Saya bisa membeli sepeda motor sendiri walaupun itu sepeda motor bekas, lalu aku bisa membeli HP baru karna HP ku yang lama juga rusak.

Saya mulai mengumpulkan pundi-pundi uang lagi. Dan alhamdulillah uangku terkumpul karna saya ingin melanjutkan pendidikanku lagi yang sempat terputus. Akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar kuliah di STIMAK BARUNAWATI SURABAYA.

Baca juga: Singkirkan Ketakutan Berlebihan Orangtua agar Hak Pendidikan Anak Perempuan Tidak Terpasung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun