Mohon tunggu...
Maria Yasinta Deme
Maria Yasinta Deme Mohon Tunggu... Akuntan - Master Of Management

Gemar membaca dan baru belajar untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Siap Sedia dan Hati yang Peka

20 Oktober 2020   07:40 Diperbarui: 20 Oktober 2020   08:01 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Lukas,12:35-38

 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka Saat kita kecil, mama selalu terlihat sibuk mempersiapkan sesuatu."

memang sosok mama terasa sangat membantu dalam segala hal,,,

kepekaan seorang mama begitu kuat,,,

Dalam hal kecil misalnya, untuk makan sehari-hari,mama sudah persiapkan apa saja yang harus di masak dan disimpan sebagai persediaan hari berikutnya.Intinya bahwa mama selalu berjaga-jaga untuk kelangsungan hidup kedepan dalam segala hal.

Penginjil Lukas memberi kita dua point untuk dihidupi,yakni 

pertama, sikap yang untuk selalu siap sedia,,,

kedua, ialah kepekaan hati.

1.Sikap untuk selalu siap sedia hendaknya kita hidupi

"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala..." adalah simbol ketaatan seorang hamba akan tuannya. karena seorang penjaga, hamba atau serdadu itu ialah menjaga tuannya dan memastikan tuannya aman. Simbol pelita yang tetap bernyala merupakan kebaikan dan ketulusan yang bisa membias bagi orang lain dalam gelap.

2. Kepekaan Hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun