Mohon tunggu...
Nurlita Wijayanti
Nurlita Wijayanti Mohon Tunggu... Penulis - Menurlita

Lulusan Psikologi yang antusias pada isu kesehatan mental. Wordpress: https://sudutruangruang.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Anak Menuruni Sifat Orangtuanya

1 Juni 2019   10:27 Diperbarui: 2 Juni 2019   09:18 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Wes Hicks on Unsplash 

Kenapa hal ini penting? Ya karena kalau menikah dan punya keturunan, itu artinya ada satu tanggung jawab baru yang perlu dilaksanakan, dan tanggung jawab itu ga kecil, yaitu membimbing, mengarahkan, dan melindungi. 

Ketiga hal ini tentu melingkupi segala aspek, tak terkecuali dari aspek kesejahteraan psikologis. Ini akan mempengaruhi hasil dari tujuan pernikahan dan rancangan peradaban dalam keluarga seperti apa yang ingin dibangun. Kenal istilah ilmu parenting? Ya. ini kalau dihubungkan bisa sampai sana. Tapi di sini, kita cukup membahas tentang bagaimana sifat yang kita miliki sebagai orangtua akan dipertanggung jawabkan ketika anak lahir dan kita bimbing, apalagi ketika ia membawa sifat yang sama seperti kita. 

Kita lah orang yang semestinya menjadi teman bahkan sahabat bagi anak untuk membantu dirinya kendalikan perfeksionisnya, karena orangtua lah yang paham karakter anak, paham kondisi psikologisnya juga, jadi akan lebih tepat jika "bantuan" tadi datang dari orangtua. 

Menurutku, ini akan lebih aman bagi kondisi psikologis anak. Selain karena hubungan orangtua dan anak punya kelekatan emosional dan cinta yang lebih tulus, lebih dekat, ini juga akan menumbuhan kepercayaan kepada anak tentang konsep keluarga dalam dirinya. 

Setiap orang di luar sana sudah punya masalah pribadi, yang hal ini akan menjadi batas (meski tipis) dengan si anak. Lalu, akan ke mana si anak tadi kalau sudah mentok nemu batas di luar sana? Tentu dia akan "pulang ke rumah."

Nah, pertanyaannya? Apakah kita bisa menjadi "rumah" bagi anak? Sekarang ataupun nanti?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun