Mohon tunggu...
Fransiskus Batlayeri
Fransiskus Batlayeri Mohon Tunggu... Lainnya - Batlayeri.jr

Seorang perantau yang lahir dan besar di mabilabol, komplek kecil di Tengah kota Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

HIV/AIDS dan Anak Muda Papua

2 Desember 2022   10:29 Diperbarui: 2 Desember 2022   10:52 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prolog

Anak Muda Papua yang menderita karena  HIV/AIDS sangat memprihatinkan di Papua. Bak Fenomena Gunung Es, mereka yang berada di usia 15-40 tahun hampir setiap minggu meregang nyawa karena penyakit yang mematikan ini. Belum lagi mereka yang sudah terkena virus ini harus dijauhi dari masyrakat dan keluarga karena stigma buruk yang mereka dapatkan. Miris memang kehidupan gelap anak muda Papua  dibalik si Virus yang terus menggerogoti nyawa mereka. Perilaku tak terkontrol dari anak muda yang ingin bebas lepas tanpa beban, yang menjurus kepada sikap hidup hedonisme menjadi keprihatinan yang perlu menjadi evaluasi bersama bagi semua pihak. 

Dari dulu Provinsi ini memiliki Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA), namun sejauh mana Program mereka menyentuh masyarakat akar rumput dan anak-anak muda belum terlihat kemajuan yang sangat signifikan. Justru yang terjadi adalah angka penderita virus HIV yang semakin meningkat mendekati angka 50.000 jiwa. "Ngeri" kata ini tepat digambarkan untuk situasi fenomena penyakit saat ini di Papua. Di sisi lain, kita tidak bisa menyalahkan lembaga KPA sebagai yang paling bertanggungjawab atas fenomena ini. Semua pihak punya tanggung jawab yang sama terhadap wabah penyakit ini. 

"Menuju Kepunahan"

Sadar atau tidak sadar, salah satu penyebab kepunahan orang Papua adalah penyakit HIV/AIDS. Bila  jumlah pengidap Virus ini yang  menurut KPA sudah mencapai 50.000an ini maka kita boleh berandai saja bahwa sebanyak satu stadioan Lukas Enembe jika terisi penuh begitulah orang-orang yang mengidap penyakit AIDS di Papua. Ini baru mereka yang terdeteksi. Belum lagi dengan mereka yang belum terdeteksi tetapi sudah hidup dengan Virus ini. Oleh sebab itu langkah terbaik yang mesti diambil adalah pencegahan tetapi juga melalui keberanian untuk memeriksakan diri. Semakin banyak orang yang terlibat memeriksa diri maka semakin banyak yang tahu kesehatan dirinya dan bisa menjaga diri untuk tidak menularkannya kepada orang lain. Pencegahan juga dilakukan dengan hidup sehat yang baik. 

Investasi kesehatan merupakan hal yang sangat urgen bagi genarasi Papua saat ini. Jika tidak demikian maka 20-30 tahun ke depan bangsa ini hanya tinggal cerita. Orang luar yang sedang banyak-banyaknya ini akan menguasai seluruh segi kehidupan Orang Asli Papua karena ketidakmampuan mereka hidup dan mengolah kehidupan mereka di atas tanah 'rumah' mereka sendiri. Setidaknya Catatan ini bukanlah untuk membuat takut tetapi menyadarkan dan mengingatkan bahwa ada penyakit yang sedang mempunahkan orang Papua. 

Epilog 

Perilaku hidup bebas seperti seks bebas, miras dan ganja dan perilaku lainnya menjadi virus perilaku yang merusak kehidupan orang Papua. Jangan bosan dan jenuh dengan fenomena penyakit ini. Tetapi bertindaklah sebagai salah satu yang menyebarkan informasi positif dan mencegah diri dengan hidup sehat. Jangan jadikan seks bebas sebagai hal yang lumrah. 

Jangan jadikan miras dan ganja sebagai hal yang biasa saja karena semuanya itu bermula dari situ. Generasi muda Papua merasa bahwa kalau sudah pacaran berarti tidak ada batasan. Semua punyamu adalah milikku dan semua punyaku adalah milikmu. Kita bebas menjadi laki-laki dan perempuan yang digilir ke sana kemari dengan orang-orang yang berbeda. Perilaku buruk ini kebanyakan terjadi di usia--usia sekolah dan kuliah. Apakah kita akan membiarkan hal ini terjadi terus dan virus mematikan ini semakin menggerogoti hidup kita ataukah kita berani katakakan "TIDAK" pada seks bebas, miras dan narkoba? Berperilaku positif dan mengembangkan kepribadian dengan minat bakat yang positif. 

INGAT! Kita sendang Punah dan akan punah jika tidak berubah dari sekarang. Hari HIV/AIDS sedunia tahun ini mengingatkan kita bahwa virus ini sudah dan sedang mengancam kehidupan kita. Setiap tahun kita rayakan untuk bersolider dengan mereka yang sudah terjangkit tetapi kita lupa untuk terus menjadikan ini sebagai kampanye dalam perilaku kehidupan kita sehingga bukannya malah menurun tetapi meningkat drastis angka pengidap HIV. 

"mari jaga diri, Sa jaga ko, Ko jaga sa, kitong baku jaga!" "Katakan Tidak pada Seks bebas, MIras dan NArkoba!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun