Mohon tunggu...
Andayo Ahdar Notes
Andayo Ahdar Notes Mohon Tunggu... Freelancer - menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

membaca dan menulis, semuanya penting. tuk menatap peradaban

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ingat yang Manis, Ingat Mamaku

29 September 2022   08:53 Diperbarui: 29 September 2022   09:13 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6 Desember 2021 adalah hari terakhir Mama menghirup nafas setelahnya menjadi hembusan terakhirnya. Sakit menahun yang beliau rasakan bermula sedari aktifitasnya sebagai guru. Aktifitas yang mengharuskannya setia dengan jadwal dan mempersiapkan pelajaran yang diampunya. Apalagi saat menjelang ujian sekolah. Kesibukannya kian bertambah. Mama salah satu guru yang dulunya sering diutus menjadi salah satu perumus atau pembuat soal-soal ujian berskala provinsi pada masanya.  Suntuk dengan pekerjaan hingga larut masih bergelut. Untuk menyiasati waktu dan kegiatannya, beliau menyiapkan 'suplemen' agar tidak mudah lelah dan mengantuk. Segelas besar kopi manis. Begitu setiap kali beliau lakukan sampai purna bakti kebiasaan itu terus dilakoninya. 

Masa purna bakti atau pensiunan adalah masa bagi mereka yang dulunya aktif bekerja secara rutin dan terjadwal berubah menjadi nonaktif. Inilah yang terkadang membuat sebahagian orang menjadi post power sindrom. Maka terjadilah blank atau kebingungan. Itu bagi mereka yang tidak membiasakan diri dengan aktifitas selain pekerjaan utama yang digelutinya.

Mama selain mengajar juga tetap menjalani hidupnya sebagai ibu rumah tangga. Apalagi sejak kami kecil Bapak yang selalu ditugaskan keluar daerah dan bahkan pernah berdinas 2 tahun lebih di Manado kala itu. Maka Mama melakoni harinya dengan extra time buat keluarganya. Hingga setelah anak-anaknya besar dan sudah berkeluarga,  kebiasaan lamanya masih tetap berjalan termasuk tadarus Alqur'an setiap harinya. Dan kebiasaan yang paling melekat darinya adalah minum kopi manis dengan porsi besar.

Kopi manis yang dikonsumsi setiap hari menimbun gula yang berlebih pada tubuh menimbulkan masalah serius pada diri kita. Inilah yang menimpa Mama selama satu dasawarsa lebih. Awal tahun 2000 dengan kondisi lemas dirujuk ke Dokter. Ternyata beliau tervonis diabetes. Setelah tervonis diabetes, kondisinya kian menurun dan bahkan harus beberapa kali opname. Setelah itu beliau selektif dalam mengkonsumsi sesuatu termasuk rajin mengolah makanannya sendiri dan melakukan terapi herbal. Namun yang namanya manusia terkadang beliau luput akan rutinitas barunya dan mencoba mengkonsumsi selain dari daftar pola dietnya. 

Hingga pada suatu ketika, kakinya tertusuk oleh benda yang cukup tajam. Maka lukalah dan terbawa lama olehnya. Bagi penderita diabetes luka pada tubuh akan berakibat lama dalam proses penyembuhan. Ini disebabkan karena tingginya kadar gula darah dalam tubuh penderita yang mengakibatkan tubuh susah dalam melawan bakteri pada luka tersebut. Begitu penuturan para Dokter yang menangani saat advice ke pasien termasuk kepada Mama. Dan akhirnya ibu jari kaki kirinya harus diamputasi

Dan puncaknya saat setelah  kematian Bapak,  28 Agustus 2021, kondisi kesehatan ibu pun menurun, meski tidak menampakkannya namun kami anak-anaknya tahu beliau secara psikologis lebih banyak terdiam. Meski memang beliau merupakan sosok yang berbicara seperlunya saja atau tipe pendiam dan selalu memendam perasaaannya.  Ibu jari kiri kaki yang dulu diamputasi kembali harus diangkat lagi sebahagian dagingnya karena mengalami pembusukan. Akhirnya berselang 4 bulan harus keluar masuk rumah  sakit. Dan beberapa kali di ICU.Di rumah sakit, bercak-bercak merah semakin banyak terlihat pada kulit sekitar kaki yang diamputasi, Dokter yang merawatnya yang terkenal sangat ramah kepada pasiennya, saat itu terlihat serius menangani lukanya dan sambil berkata dengan perlahan.

 " luka merah pada kaki  beliau, sebenarnya disebabkan fungsi ginjalnya yang berangssur-angsur memperlihatkan penurunan kondisinya, kami tetap berusaha membersihkan lukanya". Sambil memberikan senyuman manis dan simpatinya kepada kami saat menjaga Mama. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang dalam kepada Dokter yang baik hati itu.

Kondisi mama kian hari memburuk terlihat dari kotoran atau feces dan urinenya berwarna merah yang banyak hingga kembali dirujuk ke ICU. tiga hari di ICU masih dalam kondisi yang sama. Akhirnya pihak Rumah Sakit menyarankan untuk di alihkan ke rumah sakit yang lebih memadai. Kami pun menyanggupi. Dan tiga hari di Rumah sakit tersebut, beliau menghembuskan nafas terakhirnya seolah beliau menutup mata untuk tidur. Ya. memang tidur untuk selamanya.

Diabetes yang beliau derita mengakibatkan fungsi ginjalnya tidak normal seperti sediakala. Kesehatan adalah hal yang terpenting untuk dijaga dan mengisyaratkan kita mengkonsumsi sesuai dengan kadar yang dibutuhkan tubuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun