Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengayau, Tradisi Berburu Kepala untuk Upacara Adat dan Kejantanan di Kalimantan

1 Juli 2022   10:16 Diperbarui: 6 Juli 2022   08:15 2858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panglima suku Dayak di Long Nawang dengan kepala musuh di belakangnya.(wikipedia.org/Tropenmuseum /Ishikane)

Indonesia sangat luas, ribuan pulau dan ribuan tradisi. Salah satu tradisi di jaman dulu dan diawal-awal Indonesia merdeka adalah tradisi mengayau atau mencari kepala di Kalimantan.

Tidak ada yang tahu pasti bagaimana asal mula tradisi ini pada ratusan sub suku Dayak yang hidup di pulau besar Kalimantan, karena masyarakat Dayak tidak punya budaya tulis menulis. Sehingga sekarang ini masing-masing orang malahan mengklaim jika sukunyalah yang memulai adanya budaya itu.

Mereka hanya mengandalkan tradisi lisan saja dan bahkan sekarang sudah banyak yang dimodifikasi tentang asal-usul bahkan kerajaan mereka yang pernah berdiri. Hal itu tidak perlu dikhawatirkan, karena bisa di crosscheck dengan tes DNA dan liputan sejarah dan peristiwa yang bersesuaian. Tapi oke, lah. Masalah tersebut tidak usah kita perpanjang.

Tradisi Mengayau itu adalah tradisi mencari kepala untuk upacara adat dan kejantanan, karena dalam kesenian Parung akan di sebutkan beberapa orang yang telah berhasil dia bunuh.

Namun kita berbicara saja dari salah sub suku Dayak, yaitu dari sisi suku Uut Danum, yaitu kebiasaan ini dalam bahasa Uut Danum di sebut “Nganyou,” yang tentu saja artinya mencari kepala anggota suku lain.

Untuk membedakan anggota suku itu berbeda yang pertama tentu saja dari bahasanya. Bahasa Uut Danum sungguh berbeda dari bahasa sub suku Dayak lain, baik cara mengucapkannya dan artinya. Juga dalam satu kata itu mempunyai makna, yang lebih luar biasa lagi dalam suatu kata itu mempunyai tingkatan dari halus sampai kasar.

Namun perlu pembaca ketahui, bahkan penulisan kata Uut Danum sendiri sampai sekarang masih menjadi polemik dan saling silang pendapat, banyak yang menulisnya seperti warisan penjajah dengan kata Ot Danum yang tidak tahu apa maknanya.

Hal ini dikarenakan mereka tidak berpedoman pada orang yang betul-betul paham karena itu berdasarkan sekolahnya, tetapi hanya karena dia tokoh adat dan kaya raya serta punya jabatan publik.

Namun sesungguhnya itu tidak mempunyai makna, karena seharusnya kata “Uut Danum” itu karena terjadi pemanjangan vokal di sana yang sudah menjadi ciri khas suku itu. Di mana Uut Danum berarti suku atau bisa juga hulu air atau juga sumber air, yang secara kebetulan juga suku ini rata-rata hidup di daerah hulu atau dekat mata air.

Karena suku ini kebanyakan hidup di daerah Kalimantan Barat terutama di daerah Serawai dan Ambalau dan juga bertebaran di Kalimantan Tengah serta beberapa kelompok di Kalimantan Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun