Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Masker Itu Bukan Jimat

19 Mei 2021   15:32 Diperbarui: 19 Mei 2021   15:35 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ayobandung.com/read/2021/03/31/208870/7-fakta-menarik-tentang-masker-kn95-yang-perlu-diketahui

Banyak hal yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengatasi pandemi Covid-19, diantaranya bantuan keuangan untuk yang terdampak seperti bantuan UMKM, KUR tanpa jaminan (meskipun masih ada jika di daerah), Beasiswa KIP, bantuan penghapusan bunga pinjaman di bank selama beberapa bulan dan pengurangan kewajiban bunga pinjaman Bank sampai 50% selama beberapa bulan, termasuk kartu prakerja serta insentif-insentif lainnya.

Semua usaha ini dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak terlalu terpuruk, karena bencana ini memang bencana global, tidak hanya dialami oleh Indonesia saja. Tetapi yang namanya Pandemi artinya seluruh dunia. Meskipun aplikasinya dilapangan tidak seperti yang diinginkan oleh pemerintah Pusat. Ada saja pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan hal ini dengan bermacam-macam penyelewengan seperti untuk keuntungan pribadi atau mengusulkan penerima bantuannya hanya keluarganya saja.

Selain itu juga, untuk memutus penyebaran Covid-19 yang merupakan pandemi yang daya sebar dan daya membunuhnya begitu masif di seluruh dunia, maka pemerintah Indonesia mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

Tetapi topik kita kali ini adalah khusus membahas tentang pemakaian masker, karena itulah yang menjadi salah satu kunci untuk menghalangi virus itu berjangkit kepada kita. Selain itu juga, banyak juga orang-orang bertanya-tanya, menagapa meskipun dia sudah mematuhi 5M, tetapi masih juga terjangkit Covid-19?

Hal ini yang menggelitik saya untuk menyampaikan pendapat di media Kompasiana ini, karena menurut pengamatan saya, masih banyak yang melakukan kesalahan. Yaitu tanpa sadar memperlakukan masker itu sebagai jimat, yang begitu di pakai maka otomatis virus itu sudah bertekuk lutut. Atau menganggap masker itu mempunyai tenaga dalam tak kasat mata yang membuat virus Corona bergetar begitu melihat seseorang memakainya. Atau masker itu dianggap mempunyai gelombang microwave yang bisa membuat virus itu lari tunggang langgang ketika melihat orang mengenakannya.

Padahal faktanya tidaklah demikian, karena kita menggunakan masker utamanya adalah dalam upaya untuk menghindari droplet virus Corona yang berasal dari semburan cairan mulut seseorang atau yang bertebaran di udara itu agar tidak menjangkiti kita, baik via hidung maupun mulut. Tetapi yang kita lihat di lapangan, justru sebagian besar masyarakat itu salah kaprah. Yaitu dia sama sekali tidak menjaga maskernya itu agar tetap steril.

Masyarakat sering meletakan maskernya itu sembarangan, misalnya diatas meja di cafe atau di kantor atau di tempat-tempat lainnya di mana kemungkinan virus Corona itu bisa saja ada. Sehingga ketika dia mengenakannya kembali, maka tentu saja masker itu sudah ada virusnya itu maka otomatis akan menginfeksi penggunanya.

Selain itu juga, adalah tangan pengguna masker itu sendiri. Masyarakat begitu tidak sadar sering memperbaiki maskernya tanpa tangannya terlebih dahulu di cuci dengan deterjen atau sabun atau disemprot dengan sanitize, padahal mungkin saja tangannya tanpa sengaja sudah tersentuh dengan virus itu. Karena dengan tangan yang terindikasi sudah ada virusnya, maka tentu saja kelakuan kita memperbaiki masker ini dengan sendirinya membuat virus itu tadi berpindah ke masker atau bagian-bagian wajah kita yang tersentuh oleh tangan. Jika kejadiannya seperti ini, maka jangan heran meskipun pakai masker kita tetap bisa terinfeksi.

Jadi menurut hemat saya, masker itu akan berfungsi maksimal jika terjaga kebersihannya dari kontak dengan virus. Selain itu juga, kebersihan tangan kita harus juga diperhatikan, selalulah ingat agar jangan sekali-kali menyentuh masker atau memperbaiki masker atau menyentuh bagian-bagian wajah kita seperti mata, hidung, mulut dan telinga dengan tangan yang tidak dicuci bersih dengan sabun atau deterjen ataupun di semprot dengan sanitizaser terlebih dahulu. Juga sebelum masker itu dikenakan kembali, sebaiknya depan belakang dan talinya disemprot terlebih dahulu dengan sanitizer atau disinsfektan.

Memang hal ini sangat merepotkan dan melelahkan, tetapi ingatlah bahwa virus itu selalu mengintai kelengahan kita. Kita harus menang dalam perang melawan virus ini, yaitu dengan selalu waspada dan ingat dan sama sekali tidak boleh ceroboh. Rasa lelah, bosan, capek itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan betapa berbahayanya jika kita sampai terinfeksi Covid-19 ini. Jangan melihat prosentase kematiannya yang kecil dibandingkan yang hidup, tetapi waspada dan sadarlah jangan sampai kita termasuk prosentase yang kecil itu.

Demikian juga halnya di dalam menjaga jarak, tidak berkerumun, mengurangi aktifitas keluar di tempat umum dan selalu mencuci tangan. Ini semua agar kita secara bersama segera terbebas dari pandemi ini. Ini merupakan perjuangan bersama, jika salah satu saja komponen masyarakat tetap bebal dan ngeyel, maka yang merasakan akibatnya adalah kita semua.

Tidak susah toh kita sedikit berkorban dan menghilangkan kebebalan dan sifat ngeyel kita demi keselamatan diri sendiri dan orang-orang terkasih yang kita cintai dan kita sayangi? Jangan percaya berita-berita hoax baik di media sosial online maupun lainnya yang berupa postingan dan klaim menyesatkan yang dilakukan oleh orang-orang yang sebenarnya tidak paham, karena ternyata mereka juga toh banyak yang mati karena ketidak percayaan mereka terhadap bahaya Covid-19 itu?

Saya banyak mendapat khabar yang mengatakan bahwa Covid-19 itu adalah hoax, adalah tentara Allah yang hanya menyasar kelompok masyarakat tertentu, Covid-19 itu adalah bisnis, itu adalah rekayasa dan sebagainya. Bahkan ada yang lebih parah lagi, ada khabar burung yang mengatakan bahwa itu adalah permainan China untuk mencari uang. Dia yang membuat virus itu dan kemudian menjual vaksinnya ke seluruh dunia dan dia mendapatkan fulus ribuan triliunan dollar dari hal itu.

Sebaiknya kita bersikap waspada dan hati-hati saja dan selalu ikuti Prokes sesuai anjuran Pemerintah. Apakah itu hoax, bisnis, rekayasa, atau permaianan China, yang pasti kenyataannya di seluruh dunia sudah banyak yang tewas oleh virus ini. Ini yang harus kita wapadai, jangan sampai terkena ke kita ataupun orang-orang terdekat kita.

Karena kalau ada yang tidak patuh atau perduli atau bahkan tidak percaya dengan Virus Corona ini, maka akan semakin lama Pandemi ini berlalu dari masyarakat kita. Itu akan berimbas dengan kehidupan perekonomian kita, sehingga lama-lama nanti ada anggota masyarakat yang tidak makan dan nanti Pemerintah lagi yang akan disalahkan.

Karena anjuran dan pembatasan yang dilakukan oleh Pemerintah itu adalah demi kebaikan dan keselamatan kita semua, rakyat Indonesia. Maka janganlah kita terlalu ngotot dengan pendapat kita yang lebih banyak bebal dan ngeyelnya, apa lagi dengan sumpah serapah dan emosional seperti orang yang tidak berpendidikan. Marilah kita bijak dan menahan emosi dan tidak menuduh sembarangan tanpa bukti tapi hanya berdasarkan tidak suka saja.

Sebaiknya kita bijak bermedia sosial, sisihkanlah sedikit waktu dari kegiatan kita menggunakan ponsel untuk mencari berita yang benar dan valid tentang virus ini. Jangan sampai hanya digunakan untuk bermain games, memposting permusuhan antar sesama manusia atau hal-hal sampah lainnya. Kalaulah kita tidak sanggup menggunakan ponsel kita itu dengan memposting kebaikan untuk sesama umat manusia, yah paling tidak cukuplah untuk keselamatan diri kita sendiri dan keluarga kita sajalah.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun