Mohon tunggu...
Klementinus Elenora
Klementinus Elenora Mohon Tunggu... Guru - Dream Hunter

Belajar Sedikit Tahu Banyak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Judul yang Melahirkan Masalah atau Masalah yang Melahirkan Judul?

19 Oktober 2020   17:25 Diperbarui: 19 Oktober 2020   17:28 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Klementinus Elenora


Judul yang Melahirkan Masalah atau Masalah yang Melahirkan Judul? Topik ini saya pernah posting di Facebook kemudian ada beberapa orang yang memberikan komentar dan mereka juga mimilih seperti pemahaman saya yaitu "Masalah yang Melahirkan Judul, bukan Judul yang melahirkan Masalah".

Topik ini juga ada hubungannya dengan Skripsi, Opini, dan juga Karya Ilmiah yang lainnya. Kalau menulis opini kita menggunakan piramida terbalik, yang artinya kita menulis, membahas, atau mengulas dari hal-hal yang umum ke hal-hal yang khusus. Begitupun ketika menulis latar belakang masalah dalam penulisan skiripsi, menggunakan piramida terbalik.

Berdasarkan pengamatan saya dan juga hasil diskusi dengan beberapa orang mahasiswa dari perguruan tinggi yang berbeda, saat mereka masuk ke tahap penulisan skripsi, hal pertama yang mereka lakukan adalah ada yang konsul judul kepada dosen pembimbing dan ada juga yang konsul masalah.

Kalau judul yang dikonsul, berarti penyusunan skripsi tersebut dari judul melahirkan masalah. Tetapi, kalau masalah yang dikonsul, berarti penyusunan skripsi tersebut dari masalah melahirkan judul.

Menurut pemahaman saya, hal pertama yang mesti dilakukan ketika masuk ke tahap penulisan skripsi adalah mencari dan menemukan sebuah masalah atau persoalan. Kemudian masalah atau persoalan tersebut diangkat yang kemudian konsul ke dosen pembimbing. Ketika dosen pembimbing menilai masalahnya menarik untuk dijadikan sebagai bahan penulisan skripsi, maka dari masalah itulah baru bisa melahirkan sebuah judul skripsi.

Sehingga skripsi yang ditulis tidak terkesan hanya untuk memenuhi persaratan mendapatkan gelar sarjana, tetapi betul-betul menulis masalah nyata yang kemudian melakukan penelitian dengan menggunakan metode yang tepat, yang bisa mengatasi masalah tersebut.

Dibandingkan dengan konsul judul atau judul yang diberikan oleh dosen pembimbing. Ketika judul sudah di ACC, mulailah menulis latar belakang masalah. Sampai disini bingung, kira-kira starnya dari mana? Atau mulainya dari mana? Karena masalahnya belum ada atau belum tahu atau mungkin masalahnya tidak ada, tetapi judulnya sudah ada. Sehingga agak rumit dalam menyusun latar belakang masalah untuk bisa mendapatkan atau menyesuaikan dengan judul yang sudah di ACC oleh dosen pembimbing.

Syukur kalau di lapangan ada masalah sesuai dengan judul yang di ACC. Kalau tidak ada masalah, bagaimana? Apakah judulnya diganti atau tidak? 

Kalau judulnya diganti berarti diganti dengan judul yang sesuai dengan masalah atau persoalan di lapangan. Tetapi kalau tidak, saya pastikan bahwa data hasil penelitian tersebut manipulasi. Sehingga kesan dari skripsi tersebut hanya untuk memenuhi persayaratan. Tetapi tidak  ada gunanya atau tidak ada manfaatnya sama sekali.

Ada cerita seorang mahasiswa yang masuk ke tahap penulisan skripsi. Hal pertama yang Dia lakukan adalah mencari beberapa judul yang menurutnya bagus untuk dijadikan bahan penulisan skripsi. Kemudian Dia konsul dengan dosen pembimbing. Entah seperti apa diskusinya dengan dosen pembimbing sehingga judulnya di ACC.

Dia senang karena judulnya sudah di ACC. Pada saat menulis latar belakang masalah, awalnya dia ulas dari hal-hal yang umum, begitu masuk agak kedalam untuk bisa mendapatkan atau menyuasaikan dengan judul, Dia baru tahu kalau judul yang sudah di ACC salah. Karena tidak sesuai dengan masalah atau persoalan di lapangan yang Dia ulas di latar belakang masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun