Mohon tunggu...
Sri murni
Sri murni Mohon Tunggu... karyawan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stop Pernikahan Dini: "Kebahagiaan Sesaat, Sengsara Sepanjang Masa"

17 Agustus 2016   18:13 Diperbarui: 17 Agustus 2016   20:02 2654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usia Berapa Idealnya Menikah?

Kembali ke pertanyaan usia berapa idelanya menikah? Menurut saya bukanlah terletak pada usia tapi kesiapan ekonomi, fisik, dan mental.

Kalau secara hukum formal, usia minimal wanita dan pria boleh menikah sudah diatur dalam Undang-undang Pernikahan No. 1 tahun 1974 pasa 7 ayat 1 yakni bagi laki-laki minimal 19 tahun dan bagi perempuan minimal 16 tahun.

Tapi apakah usia itu layak untuk menikah? Menurut saya belum.

Di usia itu seseorang normalnya si wanita masih sekolah dan si pria baru tamat SMA atau sederajat. .Setelah tamat sekolah, kemudian melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi. Jika semuanya lancar, pada usia 23 tahun, baru menyandang gelar sarjana. Lazimnya, kemudian bekerja atau menjadi wirausaha. Dalam situasi tertentu, memang di saat kuliah, anak-anak muda sekarang sudah mulai membangun karir dan bisnisnya.

Nah, setelah bekerja dan mempunyai modal yang cukup, barulah melangkah ke jenjang pernikahan. Bisa di usia 25 tahun atau lebih. Tapi jangan pula di usia 30-an tahun, khususnya bagi wanita, karena akan membatasi usia produktivitas reproduksi Anda.

Mencegah pernikahan dini, tidak hanya memberikan waktu yang cukup untuk mengumpulkan finansial, tetapi juga memberikan waktu yang leluasa untuk menikmati masa muda. Termasuk bepergian kemana-mana tanpa ada halangan suami/istri dan anak. 

Saya sendiri, menikah pada usia 28 tahun dan suami pada usia 29 tahun. Di usia itu saya sudah menyelesaikan kuliah S1 dan bekerja cukup lama plus sudah mengumpulkan finansial yang cukup termasuk memiliki rumah. Saya juga sudah merasa puas menikmati kebebasan (dalam arti positif) masa muda dengan mendatangi banyak tempat dan negara yang saya inginkan. Saya juga sudah puas melakukan aktivitas sosial, termasuk turun ke pulau-pulau terpencil di Indonesia tanpa ada keraguan meninggalkan suami dan anak karena saat itu mamang belum menikah.

Begitu saya memutuskan menikah sampai sekarang usia pernikahan kami sudah berjalan tujuh tahun, saya bisa konsentrasi mengurus keluarga, terutama anak-anak, sambil tetap bekerja. Rasa ingin tahu saya tentang dunia luar, sebagian besar sudah terpenuhi ketika masa-masa lajang saya. 

Di usia 28 dan 29 tahun, secara finansial dan psikologi, kami berdua memang sangat matang. Saat menghadapi masalah selama berumahtangga juga bisa diselesaikan dengan damai dan win-win solutions.  (sri murni)

Facebook: https://www.facebook.com/sri.murni  

Twitter: @menixnews

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun