Mohon tunggu...
Menghayati
Menghayati Mohon Tunggu... Freelancer - Karya, sastra dan cerita.

Karya, sastra dan cerita. Menghayati.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suara yang Tak Pernah Didengar

27 Desember 2021   20:21 Diperbarui: 27 Desember 2021   20:26 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebebasan bersuara memang membuka kesempatan bagi semua orang untuk berbicara. Tapi terlalu banyak orang yang berbicara membuat semuanya jadi berisik.

Akhirnya kita hanya mendengar suara dari orang-orang yang kita percaya. Atau hanya mendengar mereka yang kita lihat sebagai orang berkompeten di bidangnya.

Namun, bagi sebagian orang kompetensi kadang diabaikan juga. Yang terpenting sosoknya yang karismatik, itu sudah lebih dari cukup. Kadang pula seberapa besar nama seseorang jadi pertimbangan. Itu memberi kepercayaan lebih besar untuk didengar.

Kenyataannya, tidak semua orang yang punya nama besar memiliki kompetensi untuk bersuara dengan benar. Mereka punya privilege untuk menyampaikan apa yang mereka anggap benar, meskipun kenyataan tidak selalu seperti itu.

Yang jadi keresahan saya adalah ada sebagian orang yang saya kagumi suaranya. Isi dari kepala mereka sangat baik untuk didengar banyak orang. Akan tetapi, kenyataannya dia tidak punya wadah untuk menyampaikan itu semua.

Dia bukan tokoh terkenal atau public figure. Ketika dia bersuara lewat tulisan di media sosialnya, argumentasinya bagus. Sayang sekali orang itu tidak ter-blow up media. Saya ingin membuat mereka terkenal, tapi apa daya, saya tidak punya kekuatan untuk memperlihatkan opininya naik ke permukaan.

Saya sendiri bukan pusat perhatian yang dikenal banyak orang. Tulisan-tulisan saya pun tidak dibaca banyak orang. Bahkan ketika saya menulis keresahan ini sekalipun, saya skeptis ada orang yang mau mendengar atau menceritakan ulang tentang keresahan saya saat ini.

Saya sering berpikir untuk bisa dikenal banyak orang suatu saat nanti. Saya membayangkan kalau saja saya punya jutaan followers, saya akan lebih mudah menyampaikan apa yang menurut saya benar dan baik.

Beberapa orang juga sadar bahwa kekuatan nama besar seseorang itu berpengaruh apakah orang lain akan memperhatikan suara kita atau tidak. Jika kamu adalah orang lulusan SMA, lalu kamu beropini dengan cukup baik di sebuah mading sekolah, bisa jadi suaramu hanya didengar orang-orang di sekolah yang kebetulan lewat saja.

Jika kamu bernasib baik dan semesta mendukungmu dengan faktor keberuntungan, mungkin keajaiban akan membawamu viral. Opinimu bisa saja tiba-tiba naik karena satu dan lain hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun