Mohon tunggu...
Widianto.H Didiet
Widianto.H Didiet Mohon Tunggu... Model - Pria Tampan Pencari Cinta

Seorang pecinta seni yang mencari makan dari dunia kreatif, suka jalan jalan selama tidak menyusahkan dan tentunya sangat menikmati Wisata Kuliner sebagai kebutuhan wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Aktif di dunia fotografi sebagai praktisi, hobi dan sekaligus pengisi pundi pundi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kita Berbeda? Yakin Lu?

11 Mei 2017   06:15 Diperbarui: 11 Mei 2017   08:11 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengkotak-kotakan dalam masyarakat di Indonesia makin terasa. Sebagaimana beberapa hari yang lalu seorang Gubernur divonis 2 tahun atas dakwaan pelecehan agama. Hal ini membuat bangsa ini semakin terkotak-kotak atas perbedaan suku ataupun agama.

Gue teringat ketika masa kuliah dulu, dimana gw mulai mengenal banyak wanita yang berbeda dari wanita yang banyak gue temui ketika masa SMA, dimana di kampus gw yang terletak di daerah Jakarta ujung itu, gue menemui wanita dengan suku yang beraneka ragam ataupun agama yang berbeda.

Awalnya tidak masalah, dalam bergaul gue gak menemukan perbedaan yang mencolok. Mereka serupa dengan teman-teman masa SMA gue yang gokil, kepo dan sebagainya. Penuh dengan aneka ragam karakter.

Permasalahan mulai terjadi ketika gue bercinta (baca:pacaran) dengan kaum berbeda itu. Berbagai hujatan mulai ditujukan pada kami. Kami? ya “kami”, gue dan pacar gue yang gue pacarin itu. Mulai dari gue yang disebut pecinta kafir, penghianat,  bahkan sampai gue disebut Tiko. ya Tiko, kata makian yang kalau elu tau artinya elu mungkin bakal mbunuh orang yang nyebut elu dengan istilah itu.

Awalnya emang gue ngrasa malu, rendah diri dan sejenisnya karena hinaan itu, pernah pula gue mutusin cewek gue karena gue ngrasa dia gak bakalan diterima oleh teman-teman gue karena "medok"nya. Namun lama kelamaan, seiring dengan perbaikan mental, gue semakin cuek menghadapi hujatan.

Pacaran dengan wanita dari suku mana juga gue jalanin, selama gue suka. Pacaran dengan wanita dengan agama mana juga gue jalanin, selama tuh wanita baik sama gue, sayang sama gue dan selama gue suka. Pikir gue waktu itu, toh belum tentu sampai nikah. Maklumlah masa muda belum mikir ke depan. Ngarasa suka pacarin, seminggu dua minggu gak cocok ya putusin, ganteng bangetlah dulu.

Yang gue temuin dulu itu, wanita baik atau bangsat bukan dinilai dari suku atau agamanya tapi dari pribadi orang itu masing-masing. Walau gue gak tutup mata ada beberapa cewek yang gue pacarin dari satu suku yang sama yang emang punya karakter bangsat! #nomention

Bahkan berkat berhubungan dengan mereka, gue mempelajari karakter suku ataupun agama mereka. Dimana buat gue itu hanya sekedar sebagai tambahan pengetahuan yang gue gak dapetin dari buku ataupun mata kuliah manapun. Belajar agama lain? so what? kalau itu membantu gue mengenal Tuhan Yang Esa apa itu masalah? masalah buat elu kan bukan masalah buat gue..

Permasalahan mulai timbul ketika rasa cinta itu mulai mekar. Gue ketemu dengan cewek beda yang bikin gue jumpalitan. Hua, sejuta rasanya deh pokoknya. Gue dan dia sendiri gak mempermasalahkan soal perbedaan itu. Wong waktu ciuman juga rasanya gak beda, nggak kayak gue nyium bibir ikan lele misalnya, bahkan kalau "menyatukan badan" juga bakalan bisa jadi anak. Apanya yang beda?

Tapi tidak demikian dengan keluarga dia. Ortunya dengan semangat 45 memperingatkan gue bahwa "KALIAN BERBEDA" Kalau kalian masih berhubungan, kami (ortunya) akan pindahkan dia keluar kota!  Mempertimbangkan ini itu, begini begitu, dengan sangat amat berduka kami akhirnya memutuskan (dengan pemikiran kami yang masih terbatas) untuk berpisah..

Duh... gue waktu itu berpikir, halah, agama sih kalau mau pindah gampang, belajar sebentar beres, toh sama aja menyembah Allah Yang Kuasa, kalau menyembah Dugong baru akan masalah.... Lha kalau suku? apa iya gue harus masuk lagi ke perut wanita dari suku mereka dan terlahir baru dengan identitas suku yang sama? asu dahlah khayalan doang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun