Mohon tunggu...
Widianto.H Didiet
Widianto.H Didiet Mohon Tunggu... Model - Pria Tampan Pencari Cinta

Seorang pecinta seni yang mencari makan dari dunia kreatif, suka jalan jalan selama tidak menyusahkan dan tentunya sangat menikmati Wisata Kuliner sebagai kebutuhan wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Aktif di dunia fotografi sebagai praktisi, hobi dan sekaligus pengisi pundi pundi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pocong Menggangguku

23 Juli 2020   06:06 Diperbarui: 7 Oktober 2020   06:43 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
By: widiantoHdidiet

Ingin kuberteriak namun lidahku kelu dan napasku sesak terasa sulit bernapas. Sementara kain putih itu terlihat berkibar diatasku, mulai menutupi tubuhku. Aku terbaring tanpa paham kenapa aku begini, aku coba gerakkan kakiku, tapi terasa kain menjerat kakiku, erat dan membuatku tak bisa bergerak. Badanku tak menuruti perintah otakku..

Dari sela kain yg mulai turun ke tubuhku, Aku melihat sesosok tubuh berdiri. Sosoknya berwarna putih, dan dalam sekejab mata terlihat mukanya yang berwajah hitam kelam. Aku terkejut, sosok itu adalah makhluk yg sering kulihat di film horor Indonesia.. Pocong.

Sayup-sayup kudengar, suara La illah ila Allah yang diucapkan berulang kali, membentuk lantunan nada yang membuat suasana serasa mistis.. terasa sekali di sekelilingku ada sekumpulan makhluk yg melakukan ritual.

Sementara kain putih bergerak di atasku, seolah ditebarkan ke tubuhku berulang-ulang, membuat pandanganku ke depan terhalang kain itu sementara sosok Pocong itu berpindah-pindah ke sekeliling tubuhku. Terlihat sekilas dari sela-sela kain yg terus bergerak.

Aku diam, mengatur napas.. aku tersadar bahwa aku terjebak dalam kondisi ini. Sementara otakku berpikir keras; Apakah ini yang namanya santet, apakah aku sedang dikerjain orang?

Aku mengatur nafasku dan mengumpulkan energi bawah sadar.. aku berusaha untuk bisa mengontrol tubuhku. Ini tubuhku milikku, tak ada makhluk lain selain Tuhanku yg berhak menguasainya..  

Perlahan aku mulai bisa bersuara.. kuatur nafas dan berusaha mengucap, sebuah kata yang terlintas di otakku.   

"La illah ila Allah".. tiada tuhan selain Tuhanku,  hanya ada Dia yg berhak atasku.. Dia yang menjaga hidupku. Dia adalah Bapak yang melindungiku, anakNya..

Sekali ucapan yg masih tidak lancar.. dan aku masih tak bisa bergerak.. kukumpulkan nafas dan kupusatkan di uluhati dan sekali lagi kuucapkan kata itu dan kali ini terucap keras..

"La illah ila Allah"

Aku membuka mata. Aku sudah kembali ke atas ranjangku, sementara terlihat teman-temanku mengelilingku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun