Mohon tunggu...
Widianto.H Didiet
Widianto.H Didiet Mohon Tunggu... Model - Pria Tampan Pencari Cinta

Seorang pecinta seni yang mencari makan dari dunia kreatif, suka jalan jalan selama tidak menyusahkan dan tentunya sangat menikmati Wisata Kuliner sebagai kebutuhan wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Aktif di dunia fotografi sebagai praktisi, hobi dan sekaligus pengisi pundi pundi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Empire of The Son

21 Januari 2020   09:41 Diperbarui: 25 Januari 2020   22:43 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Soal kerajaan dalam negara, banyak yg protes seolah-olah itu adalah kebohongan nyata dan ketidak mungkinan hingga melupakan Jogjakarta dan Surakarta dimana terdapat 2 kerajaan yg legal dan diakui negara.

Belum lagi di berbagai daerah masih banyak yg menggunakan gelar kebangsawanan yg menandakan bahwa mereka keturunan dari seorang raja yg kadang sudah tidak memiliki kerajaan lagi.

Di Jawa Barat misalnya, banyak sekali kerajaan-kerajaan kecil yg masih berdiri walau hanya dengan anggota kerajaan yg merupakan anggota keluarga alias keturunan dari raja era jaman penjajahan dulu yg bisa jadi terpecah dari kerajaan besar yg diutak atik oleh Belanda sebagai penjajah.

Raja bukanlah harus keturunan dewata seperti yg dipercaya dari kaisar jepang misalnya. Di kita terutama di Jawa, raja bahkan bisa berasal dari rakyat jelata.

Gak percaya? Coba liat kisah Ken Arok. Dia itu seorang rakyat biasa, perampok begajulan pula. Bapaknya seorang wedana atau setingkat pembantu adipati. Ibunya perempuan desa biasa, Namun karena nasib dan kepintaran (licik lebih tepat sepertinya) dia bisa menjadi seorang Raja. Raja pertama dari kerajaan Tumapel.

Tau nggak kalahnya kita dengan China apa? China itu walau berganti penguasa tetap merupakan satu kerajaan, Tiongkok. Hanya saja pergantian penguasa ditandai dengan dinasti. Demikian hingga saat ini mereka masih mempunyai tradisi yg telah berlangsung dari jaman awal Tiongkok.

Peradaban Tiongkok berawal dari berbagai negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum. Sejarah tertulis Tiongkok dimulai sejak Dinasti Shang (k. 1750-1045 SM). SEBELUM MASEHI. lama banget kan..

Tiongkok aka China ini mempertahankan sejarahnya sehingga kebudayaan mereka tidak punah. Pastinya berkembang, tapi tidak punah. Contoh gampang, ilmu kungfu China masih ada dan masih didalami oleh orang2 China era sekarang.

Di kita? Tiap pergantian pemimpin (baca: Raja) yg biasanya melalui perang, nama kerajaannya diganti. Segala macam pengetahuan dan kemajuan yg dibuat oleh kerajaan yg kalah dimusnahkan begitu pula berbagai dokumen dan keilmuan terutama sejarahnya sebisa mungkin diubah. Penguasa adalah orang baiknya versi sejarah yg dia tulis sendiri..

Gak percaya? Buka lagi buku sejarah. Liat kisah hancurnya Majapahit. Sebuah kerajaan besar yg kekuasaannya sampai ke Mongolia, pencatat sejarah penyatuan Nusantara dengan dipimpin Patih Gajah Mada, bisa musnah akibat Raja terakhir salah mengasuh anak. Akibatnya? Seluruh keilmuan dari Majapahit musnah. Kemampuan ajaib manusia Jawa era itu yg menguasai aneka kemampuan yg bisa dikata setara (bahkan lebih) dari nabi musnah.

Yak, Demak yg merupakan kerajaan pesisir yg dipimpin oleh Raden Patah putra dari Prabu Brawijaya, dengan dibantu para pendatang dari Arab yg sekaligus mempunyai misi penyebaran Agama Islam berhasil membumi hanguskan Majapahit dan membuat anak mengusir ayahnya kabur hingga ke Bali. 

Liat seperti apa Bali dengan tradisinya sekarang, yang dicintai jutaan orang dari seluruh dunia, bisa dibilang Jawa era Majapahit kondisinya sepertinya itu sebelum keracunan Arab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun