Mohon tunggu...
Azizul Mendra
Azizul Mendra Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Damn, Lion Air Semakin Mengagumkan

21 Februari 2015   19:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:46 6453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Akhirnya saya menulis kembali untuk kompasiana. Tulisan ini menjadi pembuka tahun 2015 dan 2566 dengan shio kambing kayu. Tulisan ini tentang jawaban-jawaban saya yang mencoba subjektif-objektif tentang industri penerbangan nasional. Saya masih ingat ketika masih aktiv di sosial media maka komentar-komentar seperti ini sering saya sampaika. Kepada teman-teman yang mengeluh tentang layanan industri penerbangan Indonesia. Ini saya tulis mengisi waktu delayed Lion Air hari ini. Hehe...



Keluhan-keluhan ini tentu saja tentang kualitas layanan maskapai dan pihak terkait. Baru saja tiga hari lalu kita dihebohkan dengan komplain paling besar dialamatkan kepada maskapai nasional Lion Air. Keluhan dilakukan oleh sejumlah orang dan pihak tentang keterlambatan pemberangkatan yang dilakukan oleh Lion Air. Maskapai ini memang paling sering menerima keluhan padahal justifikasi itu tidak sepenuhnya benar meskipun fakta tersebut memang kita temukan di lapangan.



Lion Air sebagai maskapai swasta terbesar di Indonesia bahkan kawasan (dalam jumlah penumpang) maka sudah selayaknya paling banyak dikritik karena seproporsional-berimbang merupakan pengangkut penumpang terbesar dengan frekuensi penerbangan terbanyak sepanjang tahunnya. Nah, oleh sebab itu saya nyatakan bahwa pendapat penumpang yang lebih melabelkan Lion Air sebagai maskapai paling buruk dengan layanan paling buruk tidak sepenuhnya benar. Mari kita lihat data-data on time performance (OTP) yang sudah dirilis oleh Kementrian Perhubungan terbaru (2013) di bawah ini.



Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Kemenhub telah merilis pemeringkatan OTP maskapai selama periode satu tahun lalu (2013). AirAsia Indonesia menjadi maskapai dengan OTP terendah yaitu 71,58 persen (38.725 penerbangan), disusul Wings Air sebesar 72,37 persen (59.528 penerbangan), Merpati Nusantara 72,73 persen (36.267 penerbangan), Mandala Airlines 73,81 persen (15.287 penerbangan), Lion Air 74,55 persen (182.452 penerbangan).

Sementara empat besar dengan OTP tertinggi adalah Batik Air 88,59 persen (5.344 penerbangan), Garuda Indonesia 84.05 persen (168.374 penerbangan), Sriwijaya Air 80,94 persen (71.903 penerbangan) dan Citilink 80,27 oersen (39.309 penerbangan).

Berdasarkan data di atas maka terlihat bahwa Lion Air tidaklah begitu buruk. Masih ada maskapai seperti Air Asia masih menunjukan penampilan yang lebih buruk dibanding Lion Air. Namun, dikarenakan frekuensi Lion Air merupakan paling tinggi yang menerbangkan penumpang di Indonesia maka secara proporsional penumpang yang mengeluh juga lebih tinggi dibanding maskapai lainnya.

Lion Air berhasil menerbangkan 23 juta penumpang sepanjang 2014. Target lebih besar terus disasar oleh Lion Air dengan cara menambah jumlah pesawat Air Bus dan ATR menjadi 742 pesawat baru. Dengan demikian, saya yakin tingkat pemanfaatan pesawat Lion Air lebih tinggi selama ini bisa diturunkan sehingga OTP juga bisa lebih baik. Selama ini, untuk memaksimalkan peningkatan jumlah penumpang maka Lion Air memaksimalkan trafik pesawat menjadi lebih tinggi. Misalnya, bila maskapai lain hanya menerbangkan 1 pesawat dengan 8 jam sehari, maka Lion Air bisa saja menerbangkan 10-12 jam per hari. Akibatnya, waktu jeda antar penerbangan pertama dengan selanjutnya sangat sempit sehingga akan berimbas pada tingkat delayed yang lebih tinggi. Bila pesawat penerbangan pertama terlambat maka akan berdampak pada rute pemberangkatan selanjutnya. Oleh sebab itu ketika saya masih bekerja di agen tour and travel merekomendasikan jadwal paling pagi kepada penumpang agar pesawat mereka tidak delayed karena pesawat sejak penerbangan terakhir malam harinya sudah parkir di bandara tersebut sehingga pemberangkatan perdana bisa lebih tepat waktu. Tapi bila Anda berangkat sudah melewati jam 7 atau jadwal penerbangan kedua pada hari tersebut maka sangat berkemungkinan Anda menalami flight delayed.

Keterlambatan pesawat tidaktidak semata oleh tingginya trafik penggunaan pesawat tapi juga kondisi bandara Soekarno Hatta sebagai bandara utama di Indonesia juga berpengaruh terhadap OTP. Pengaruh tersebut seperti tingginya trafik perjalanan pesawat dengan kondisi hanya 2 runway sehingga lazim bila Anda perhatikan banyak pesawat yang antri untuk mendapat giliran terbang. Oleh sebab itu, flight delayed tidak hanya terjadi disebabkan oleh alasan teknis seperti jadwal perawatan pesawat baik terjadwal atau spontan seperti kasus Lion Air yang menabrak burung dalam perjalanan Jakarta - Semarang hari Rabu lalu sehingga gangguan diluar dugaan tersebut mengganggu jadwal penerbangan selanjutnya. Itulah salah satu penyebab terganggunya lebih dari 50-an schedule penerbangan Lion Air tiga hari lalu selain pesawat juga dalam masa perawatan reguler. Akhirnya, setelah tidak teratasi lagi maka solusi tepat diambil Lion Air adalah membatalkan penerbangan pukul 17-00 Jumat lalu agar penumpang yang menumpuk akibat efek domino dua hari sebelumnya dapat terangkut dengan baik.

Pramugari, I am in love with you !

Siapa yang tidak tergoda dengan keelokan seorang pramugari? Barangkali Anda sulit menemukan penumpang mengeluhkan pramugari (cabin crew) dibanding maskapai. Hehe... Betapapun kesalnya penumpang saat itu namun ketika melihat cabin crew saya yakin mereka bisa cooling down kembali.

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan "mewawancarai" seorang pramugari dari salasalah satu maskapai nasional dan dari dialah saya menemukan curahan hati seorang pramugari dalam menjalani profesi mereka. Saat penumpang seperti kita mengeluh dan bandel tidak mau di atur sesuai aturan keselamatan penerbangan maka para bidadari eh... Pramugari (heheh....) tersebut harus tetap tersenyum ramah kepada Anda. Padahal, secara manusiawi mereka juga bisa marah kepada kita namun karena program pendidikan dan tuntutan profesi mereka membuat sifat pemarah dari dalam diri mereka dapat diredam. Saya sulit membayangkan bila saja saya menjadi seorang cabin crew sudah pasti tidak layak selain karena fisik tidak menarik (tahu diri) tapi juga saya pemilik sifat tempramen yang akut bila melihat orang-orang yang sulit di atur. Hehe...

Ramah tamah yang ditampilkan seorang pramugari dikondisi dan situasi apapun adalah prosedur standar yang harus mereka jalankan. Mereka di garda terdepan yang paling peduli keselamatan Anda selama penerbangan berlangsung. Terbayangkan enaknya punya istri  (memiliki sifat ) seorang pramugari? Hehehe... Orang lain aja diperhatikan sebegitu baiknya apalagi suami sendiri. Demikian meme yang populer beredar dikalangan pramugari. Hehe...

Tapi, dikarenakan jumlah mereka terbatas maka saya sarankan Anda tidak perlu terlalu berharap. Solusi yang tepat dapat Anda lakukan adalah membuat sekolah pramugari. Ups... Maksud saya sekolah dalam arti lembaga non formal dengan memberikan kurikulum ramah tamah pada padangan Anda sebagai sesuatu yang wajib. Hehe... Silakan Anda mendidik sendiri pasangan yang Anda miliki agar menyamai ramah tamahnya pramugari. Bila sudah, maka Anda adalah orang yang beruntung mendapatkan pasangan yang demikian. Atau bila terlalu sulit, substitusi yang agak mirip adalah karyawan/ti perbankan. Hehe....

Kembali kepada pembahasan cabin crew, andai saja layanan trabsportasi lain juga memiliki kualitas cabin cabin crew setara dengan industri penerbangan maka sudah pasti perjalanan dengan moda teansportasi lainnya juga makin menyenangkan. Namun, pernah saya menaiki kereta api lintas jawa untuk kelas eksekutif maka saya cukup memuji layanan pramugari kereta yang dimiliki PT KAI ini. Mereka juga memiliki rmaha tamah yang baik meskipun saya tidak dapat membuat penilaian lebih karena saya sangat jarang menaiki mda transportasi kereta api dibanding pesawat. Akan tetapi, harapan yang sama adalah cabin crew untuk transportasi darat seperti bus dan kapal juga hendaknya memiliki kualitas yang mirip dengan cabin crew di industri penerbangan.

Lion Air sebagai role model

Awal mula saya mengenal Lion Air ada masa-masa pendiriannya. Namun saya tidak begitu menaruh perhatian yang tinggi kepada maskapai ini sebagai role model dalam bidang yang saya sukai, bisnis. Saya menempatkan Lion Air sebagai Lion Air sebagai contoh sukses karena maskapai ini memang luar biasa sehingga ada pameo yang mengatakan Garuda (Indonesia) dan Merpati (Airline) habis dimakan Singa (Lion Air) hehe... Penumpang yang dulunya naik Garuda dan Merpati sudah "dimakan" oleh Singa. Tidak puas dengan persaingan bisnis yang terus terjadi, maka Lion Air Group meluncurkan airline kelas premium dengan meluncurkan Batik Air sedangkan untuk memakan Merpati yang dulunya masuk kepada rute perintis, maka pembelian pesawat ATR terus mereka lakukan.

Lion Air adalah maskapai termurah dengan armada paling paling baru meskipun saat ini maskapai lain juga melakukan pembelian armada terbaru namun tidak ada yang lebih berani daripada Lion Air. Apakah Anda masih menolak untuk tidak naik Lion Air? Bila alasan Anda sering delayed maka faktanya selisih delayed (OTP) tiap maskapai hampir sama dan Lion Air tidaklah paling buruk dibanding yang lain. Namun, Anda menaiki pesawat dengan teknologi terbaru sehingga dapat meminimalisir risiko selama perjalanan.

Faktor keselamatan di udara inilah yang menjadi dasar Rusdi Kirana sebagai pemilik mengambil risiko lebih besar hanya untuk Anda sebagai calon penumpang yang ia bangga dan prioritaskan. Rusdi Kirana rela berhutang triliunan rupiah demi menghadirkan pesawat terbaru untuk Anda. Ia adalah pribadi sederhana yang senantiasa ingin menghadirkan layanan prima kepada Anda sebagai penumpang yang paling bernilai. Tidak puas dengan membuat airline saja, demi mewujudkan cita-cita mulia industri penerbangan itu maka Rusdi membangun bandara baru di Lebak, Banten, yang lebih luas dibanding bandara Soekarno Hatta. Selain itu, merenovasi Bandara Halim Perdana Kusuma menjadi lebih modern karena pemerintah tidak kunjung menghadirkan bandara sesuai harapan Rusdi.

Dengan ekspansi bisnis yang terus dilakukan Rusdi maka saya sangat yakin bahwa Lion Air sulit terkalahkan. Penilaian subjektif saya itu saya dasari setelah melihat mengguritanya perkembangan bisnis Rusdi Kirana di industri penerbangan nasional. Seberapapun kesalnya Anda melihat Lion Air namun itu dapat melecut semangat Lion Air dan Rusdi menyuguhkan layanan yang lebih baik lagi. Apalagi saat ini Rusdi sudah masuk ke ranah politik dan pemerintahan, staf dewan pertimbangan presiden. Saya pikir kita akan terus disuguhkan kejutan yang menarik dalam upayanya mendorong Indonesia menjadi salah satu bangsa yang unggul melalui bidang yang ia kuasai.

Sebagai seorang pebisnis, maka Rusdi Kirana sudah otomatis role model yang saya ikuti perkembangannya. Karir beliau dalam dunia bisnis melesat secara tiba-tiba diluar dugaan orang banyak. Dari seorang penjual mesin ketik, calo tiket di Bandara, hingga pemilik agen perjalanan wisata saat ini muncul sebagai pebisnis yang disegani tingkat global. Maka tidak heran bila Anda melihat Rusdi diperlakukan istimewa oleh Amerika setelah borong pesawat Boing dalam jumlah terbesar di dunia. Presiden Obama datang menyaksikan perjanjiaj pembelian itu di Bali beberapa tahun lalu. Dan begitu juga dengan Presiden Prancis memperlakukan Rusdi Rusdi begitu istimewa setelah borong Airbus dalam junlah terbanyak sepanjang masa. Rusdi ditunggu dan disambut dengan red carpet oleh Presiden Prancis dan karyawan Airbus saat berada di Prancis dalam prosesi penandatanganan pembelian pesawat Airbus itu. Itulah dua pukulan telak kepada pebisnis industri penerbangan dari seseorang yang di kenal sebagai penjual mesin ketik beberapa puluh tahun lalu. Demikianlah nasib membawa seseorang. Tidak salah saya secara pribadi mengagumi Rusdi Kirana dan menempatkan ia sebagai role model. Tidak peduli apakah saya, Anda, dan kita semua mengikuti sukses beliau atau tidak, akan tetapi mengakui apa yang sudah dilakukan seseorang sedemikian baiknya sudah pantas kita beri aprsesiasi. Semoga saja kita dapat megikuti kesuksesan itu dikemudian hari.

Saya pikir tulisan perdana di tahun masehi dan lunar kali ini cukup sampai di sini. Bila ada waktu, maka mengisi waktu luang dari gadget android ini akan saya ulangi lagi. Saya tutup tulisan ini dengan sebuah nasihat "Bila engkau bukan anak raja, bukan pula anak ulama besar, maka menulislah" (Imam Al Ghazali).

Azizul Mendra, business andand technology enthusiast.

Sumber gambar :google.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun