Mohon tunggu...
Azizul Mendra
Azizul Mendra Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Damn, Lion Air Semakin Mengagumkan

21 Februari 2015   19:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:46 6453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pramugari, I am in love with you !

Siapa yang tidak tergoda dengan keelokan seorang pramugari? Barangkali Anda sulit menemukan penumpang mengeluhkan pramugari (cabin crew) dibanding maskapai. Hehe... Betapapun kesalnya penumpang saat itu namun ketika melihat cabin crew saya yakin mereka bisa cooling down kembali.

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan "mewawancarai" seorang pramugari dari salasalah satu maskapai nasional dan dari dialah saya menemukan curahan hati seorang pramugari dalam menjalani profesi mereka. Saat penumpang seperti kita mengeluh dan bandel tidak mau di atur sesuai aturan keselamatan penerbangan maka para bidadari eh... Pramugari (heheh....) tersebut harus tetap tersenyum ramah kepada Anda. Padahal, secara manusiawi mereka juga bisa marah kepada kita namun karena program pendidikan dan tuntutan profesi mereka membuat sifat pemarah dari dalam diri mereka dapat diredam. Saya sulit membayangkan bila saja saya menjadi seorang cabin crew sudah pasti tidak layak selain karena fisik tidak menarik (tahu diri) tapi juga saya pemilik sifat tempramen yang akut bila melihat orang-orang yang sulit di atur. Hehe...

Ramah tamah yang ditampilkan seorang pramugari dikondisi dan situasi apapun adalah prosedur standar yang harus mereka jalankan. Mereka di garda terdepan yang paling peduli keselamatan Anda selama penerbangan berlangsung. Terbayangkan enaknya punya istri  (memiliki sifat ) seorang pramugari? Hehehe... Orang lain aja diperhatikan sebegitu baiknya apalagi suami sendiri. Demikian meme yang populer beredar dikalangan pramugari. Hehe...

Tapi, dikarenakan jumlah mereka terbatas maka saya sarankan Anda tidak perlu terlalu berharap. Solusi yang tepat dapat Anda lakukan adalah membuat sekolah pramugari. Ups... Maksud saya sekolah dalam arti lembaga non formal dengan memberikan kurikulum ramah tamah pada padangan Anda sebagai sesuatu yang wajib. Hehe... Silakan Anda mendidik sendiri pasangan yang Anda miliki agar menyamai ramah tamahnya pramugari. Bila sudah, maka Anda adalah orang yang beruntung mendapatkan pasangan yang demikian. Atau bila terlalu sulit, substitusi yang agak mirip adalah karyawan/ti perbankan. Hehe....

Kembali kepada pembahasan cabin crew, andai saja layanan trabsportasi lain juga memiliki kualitas cabin cabin crew setara dengan industri penerbangan maka sudah pasti perjalanan dengan moda teansportasi lainnya juga makin menyenangkan. Namun, pernah saya menaiki kereta api lintas jawa untuk kelas eksekutif maka saya cukup memuji layanan pramugari kereta yang dimiliki PT KAI ini. Mereka juga memiliki rmaha tamah yang baik meskipun saya tidak dapat membuat penilaian lebih karena saya sangat jarang menaiki mda transportasi kereta api dibanding pesawat. Akan tetapi, harapan yang sama adalah cabin crew untuk transportasi darat seperti bus dan kapal juga hendaknya memiliki kualitas yang mirip dengan cabin crew di industri penerbangan.

Lion Air sebagai role model

Awal mula saya mengenal Lion Air ada masa-masa pendiriannya. Namun saya tidak begitu menaruh perhatian yang tinggi kepada maskapai ini sebagai role model dalam bidang yang saya sukai, bisnis. Saya menempatkan Lion Air sebagai Lion Air sebagai contoh sukses karena maskapai ini memang luar biasa sehingga ada pameo yang mengatakan Garuda (Indonesia) dan Merpati (Airline) habis dimakan Singa (Lion Air) hehe... Penumpang yang dulunya naik Garuda dan Merpati sudah "dimakan" oleh Singa. Tidak puas dengan persaingan bisnis yang terus terjadi, maka Lion Air Group meluncurkan airline kelas premium dengan meluncurkan Batik Air sedangkan untuk memakan Merpati yang dulunya masuk kepada rute perintis, maka pembelian pesawat ATR terus mereka lakukan.

Lion Air adalah maskapai termurah dengan armada paling paling baru meskipun saat ini maskapai lain juga melakukan pembelian armada terbaru namun tidak ada yang lebih berani daripada Lion Air. Apakah Anda masih menolak untuk tidak naik Lion Air? Bila alasan Anda sering delayed maka faktanya selisih delayed (OTP) tiap maskapai hampir sama dan Lion Air tidaklah paling buruk dibanding yang lain. Namun, Anda menaiki pesawat dengan teknologi terbaru sehingga dapat meminimalisir risiko selama perjalanan.

Faktor keselamatan di udara inilah yang menjadi dasar Rusdi Kirana sebagai pemilik mengambil risiko lebih besar hanya untuk Anda sebagai calon penumpang yang ia bangga dan prioritaskan. Rusdi Kirana rela berhutang triliunan rupiah demi menghadirkan pesawat terbaru untuk Anda. Ia adalah pribadi sederhana yang senantiasa ingin menghadirkan layanan prima kepada Anda sebagai penumpang yang paling bernilai. Tidak puas dengan membuat airline saja, demi mewujudkan cita-cita mulia industri penerbangan itu maka Rusdi membangun bandara baru di Lebak, Banten, yang lebih luas dibanding bandara Soekarno Hatta. Selain itu, merenovasi Bandara Halim Perdana Kusuma menjadi lebih modern karena pemerintah tidak kunjung menghadirkan bandara sesuai harapan Rusdi.

Dengan ekspansi bisnis yang terus dilakukan Rusdi maka saya sangat yakin bahwa Lion Air sulit terkalahkan. Penilaian subjektif saya itu saya dasari setelah melihat mengguritanya perkembangan bisnis Rusdi Kirana di industri penerbangan nasional. Seberapapun kesalnya Anda melihat Lion Air namun itu dapat melecut semangat Lion Air dan Rusdi menyuguhkan layanan yang lebih baik lagi. Apalagi saat ini Rusdi sudah masuk ke ranah politik dan pemerintahan, staf dewan pertimbangan presiden. Saya pikir kita akan terus disuguhkan kejutan yang menarik dalam upayanya mendorong Indonesia menjadi salah satu bangsa yang unggul melalui bidang yang ia kuasai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun