Mohon tunggu...
Mena Oktariyana
Mena Oktariyana Mohon Tunggu... Penulis - a reader

nevermore

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Sih Kita Selalu Memikirkan Apa Kata Orang?

12 Juli 2020   22:29 Diperbarui: 2 Juni 2021   15:07 2475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa kita selalu memikirkan apa kata orang lain? (Image by Gerd Altmann from Pixabay)

Kita pasti sering merasa khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang kita, khawatir soal pendapat mereka tentang diri kita, takut dijudge orang lain atas tindakan kita.

Jujur, terlalu memikirkan apa kata orang merupakan penyesalan terbesar dalam hidup saya. 25 tahun saya hidup di bumi dan ternyata terlalu banyak waktu yang saya buang percuma hanya untuk mengkhawatirkan apa kata orang. 

Dan akhirnya saya sadar, itu hal yang sangat beracun, tidak sehat, menimbulkan kecemasan, dan endingnya kurang membahagiakan. Itu yang saya rasakan dulu, sebelum menjadi sebodo amat sekarang.

Memang tidak mudah untuk terbebas dari persoalan ini. Kita memikirkan apa kata orang karena kita takut dijudge, kita takut menyakiti perasaan orang lain, kita takut tidak diterima oleh lingkungan, kita takut dicap ini dan itu, bla bla bla.

Itu semua wajar karena kita hidup di lingkungan di mana kita dituntut, didikte untuk begini dan begitu. 

Baca juga : Hiduplah di Atas Pandangan Orang Lain

Masyarakat punya standar, kita harus pakai baju seperti apa biar bisa diterima, kita  harus kerja di perusahaan ini itu biar diakui keren, kita harus cantik, kulit harus putih, kita harus ganteng, kita harus masuk jurusan kuliah ini itu biar gampang mencari kerja, kita harus begini, kita harus begitu. 

Pada akhirnya kita pun melakukannya karena kita ingin diterima dan dicintai.

Seringnya kita takut untuk melakukan sesuatu yang benar-benar ingin kita lakukan, kita takut untuk menunjukkan siapa sejatinya diri kita ini, kita takut dipandang aneh dan berbeda, kita takut dijudge, kita takut kalau kita melakukan ini orang tidak suka dengan kita, kita takut kalau kita ngomong begini orang akan mikir begini, kita takut untuk menunjukkan diri kita yang sebenarnya.

Saya pribadi lelah. Saya tidak bisa selalu membuat senang orang lain, saya tidak bisa hidup dengan cara mereka terus menerus. Kita ingin bebas berekspresi, iya kan? 

Baca juga : Ketika Embel-embel dari Gelar menjadi Pemicu Pandangan Orang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun