Mohon tunggu...
Aloysius Kristiawan
Aloysius Kristiawan Mohon Tunggu... Guru - Menabur Gagasan

Aloysius Kristiawan, S.Ag., Praefect Studiorum Seminari Menengah Santo Paulus Palembang. mengajar Pendidikan Agama, Logika dan Public Speaking.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyusun Bingkai Memperluas Paradigma

26 April 2020   10:00 Diperbarui: 26 April 2020   10:02 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Frame atau bingkai sering menjadi bagian interior rumah untuk mengabadikan dan memperindah kenangan berupa foto atau lukisan. Aneka bentuknya juga dapat dilihat di berbagai tempat sesuai dengan kegunaannya.

Dunia fotografi secara khusus menaruh perhatian pada sudut pandang untuk menentukan sisi terbaik sebuah momen yang hendak diabadikan. Maka framing menjadi salah satu faktor penentu keindahan sebuah peristiwa. Framing yang tepat akan menghasilkan gambaran yang indah walau berasal dari sumber yang biasa saja.

Memilah bingkai-bingkai kehidupan

Pengalaman hidup kita setiap hari sebenarnya terdiri dari rangkaian bingkai yang tersusun sangat rapi, teratur, dan tak terhitung jumlahnya. Sebagai pembuktiannya bisa kita coba membuat dokumentasi atas aktivitas sehari-hari dalam bentuk foto. Di sana akan terlihat begitu banyak potongan gambar dari serangkaian peristiwa itu.

Dari aneka rangkaian foto tersebut tentu kita memilih hanya satu atau beberapa potongan yang indah dan menarik. Sementara yang lainnya kita abaikan, bahkan jika dalam bentuk digital dapat dengan mudah dihapus begitu saja. Jika dicermati mungkin potongan yang diabaikan atau dihapus itu lebih banyak jumlahnya.

Memilah-milah bingkai kehidupan sangat diperlukan untuk menciptakan atau memberi penyegaran bagi hidup kita. Ketika seseorang mengalami bad day, bisa saja sepanjang hari itu seluruh rangkaian peristiwa hidupnya tidak dirasakan indah, apalagi dicampur dengan pikiran dan suasana batin yang sedang ruwet. Di tengah keruwetan situasi itulah perlu adanya kemampuan mencari bingkai peristiwa yang indah dan menarik, dan itu pasti ada.

Memperluas Paradigma dengan Bingkai-bingkai Hidup

Tatkala kita berhasil mengumpulkan bingkai-bingkai dari rangkaian peristiwa hidup, tentu kita dapat menyusun berbagai narasi, kisah, serta refleksi. Entah bingkai itu tentang peristiwa bahagia, sedih, susah, mengharukan, namun ketika disatukan dalam sebuah rangkaian yang baru, kita akan memperoleh paradigma yang lebih luas dalam memberi penilaian.

Bingkai-bingkai hidup itu menjadi cara kita memandang aneka peristiwa dari sudut yang indah dan menarik. Artinya, sekalipun yang dialami adalah peristiwa sedih dan tidak mengenakkan namun dari sudut yang indah dan menarik kita dapat menimba kekuatan. Proses ini membutuhkan kemampuan pribadi dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif) secara proposional.

Keberhasilan dalam memperluas paradigma tidak lepas dari kemampuan kita untuk tidak mencampur-adukkan ketiga aspek tersebut dalam satu peristiwa yang dialami. 

Untuk mendapatkan bingkai yang indah dan menarik kita harus mengerahkan pikiran untuk menilai secara obyektif aneka bingkai yang ada. Di sinilah aspek berpikir digunakan. Selanjutnya, dengan pikiran juga kita membuat keputusan untuk mengambil bingkai yang indah dan menarik itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun