Cerita KKN (Kuliah Kerja Nyata) banyak memiliki banyak kesan yang bermakna, bahkan moment-moment KKN tidak dapat diulang seperti sediakala.Â
Cerita KKN penulis yang diceritakan sebelumnya yaitu bertemu ular yang sangat besar didasar sungai saat menembak ikan. Pengalaman ini membuat penulis enggan untuk terjun ke sungai hingga beberapa hari.
Pemuda setempat lantas tertawa mendengar pengalaman penulis bertemu dengan ular, sedangkan bagi pemuda di desa pengalaman itu sudah menjadi hal yang biasa yang mereka jumpai. Namun ada kisah yang menarik yang pemuda bahkan masyarakat desa sendiri belum pernah mengalaminya. Begini ceritanya;
Penulis merupakan ketua kelompok dari KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa. Sebagai ketua tentu segala keperluan hingga apapun yang menyangkut anggota menjadi tanggungjawab seorang ketua. Saat penulis sedang bersama pemuda desa di Lopo (Lopo berarti warung kopi dalam bahasa Batak)
Sebagai penulis tentu harus banyak sosialisasi dan pendekatan dengan warga dengan cara bertemu mereka di lopo dan berbaur disana dengan gabung minum kopi, main catur atau sekedar bersenda gurau.
Saat penulis asik bersama warga, beberapa anggota kelompok yang perempuan berlari sambil menangis sesegukan, mereka berlari dari arah sungai sambil teriak-teriak. Tentu hal tersebut membuat kepanikan masyarakat yang mendengar.
Anggota kelompok perempuan yang menangis itu tidak dapat menjelaskan apa-apa karena lebih banyak suara tangisan daripada penjelasan yang keluar. Penulis sebagai ketua yang bertanggungjawab tanpa pikir lama langsung berlari kearah sungai yang ditunjuk oleh anggota kelompok.
Penulis bersama pemuda terus berlaris sambil berfikir keras ada apa yang terjadi di sungai saat anggota perempuan melakukan aktifitas.Â
Sesampainya penulis bersama pemuda desa dilokasi, kami lantas tertawa dengan penuh keheranan, pakaian yang mereka cuci turut dimakan oleh sapi warga yang sedang melepaskan ternaknya. Awalnya sapi-sapi ini berada jauh dari teman-teman yang mencuci tersebut, namun entah bagaimana rombongan sapi tersebut terjun ke sungai dan memakan pakaian teman-teman yang sudah dicuci.
Ternyata penyebab sapi-sapi tersebut memakan pakaian mereka adalah karena sapi tersebut mencium aroma buah-buahan dan lemon dari pakaian yang mereka cuci, sehingga ada ketertarikan tersendiri dari rombongan sapi tersebut.