Mohon tunggu...
MELSI ANGRAINI
MELSI ANGRAINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Prodi Pendidikan IPS (Konsentrasi Ilmu Ekonomi), dan menyukai seputar Sejarah karena sejarah adalah gurunya kehidupan. 🤗❤️

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Kamang / Perang Belasting 15 Juni 1908

2 Juli 2022   18:44 Diperbarui: 2 Juli 2022   18:45 2254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beliau memahami benar bahwa disamping Belanda, masih ada lagi musuh yang lebih besar, yaitu kebodohan. Kebodohan inilah yang selama ini dimanfaatkan Belanda selama ini. Sepulang dari masa hukuman, di dapatinya Kamang di cekam oleh berbagai macam rasa ketakutan, sebagai ekses yang timbul dan sengaja di buat oleh kaki tangan Belanda.

Pemerintahan dipegang oleh Jaar Dt. Batuah Laras Tilatang yang kekuasaannya diperluas sampai Kamang karena sikapnya yang memihak Belanda. Garang Dt.Palindih bekas Laras Kamang tanpa ragu terjun ke medan juang baru yaitu untuk mencerdaskan anak negeri.

Beliau mengadakan kerjasama dengan Syekh Muhammad Djamil Djambek seorang ulama terkemuka di Fort de Kock (Bukittinggi) . Beliau meminta supaya Syekh Muhammad Djamil Djambek mengadakan pengajian di Kamang dengan mengambil tempat di rumah beliau di tepi Batang Agam Joho. Permintaan Garang Dt.Palindih ini di kabulkan oleh Syekh Muhammad Djamil Djambek. Awal mulanya murid beliau sedikit, tapi seiring berjalannya waktu akhirnya bertambah banyak. Sayangnya, pada tahun 1915 rumah tempat pengajian tersebut di bakar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Tapi pada tahun itu juga berhasil kembali di bangun, kali ini berbentuk sebuah surau yang cukup besar sebagai pengganti dan dikenal dengan nama Surau Inyiak Djambek. Jadi Surau Inyiak Djambek ada dua, satu terletak di Bukittinggi, sedangkan yang satu lagi terletak di Kamang.

Selama kurang lebih 30 tahun Syekh Muhammad Djamil Djambek memberikan dakwah ajaran-ajaran kepada masyarakat kamang dan sekali-sekali juga bergantian dengan beberapa ulama terkenal, seperti Syekh Daud Al Rasyidi, Syekh Ibrahim Musa Parabek dan banyak lainnya. Usaha keras tak kenal lelah itu berhasil mengembalikan tauhid dan aqidah umat, sehingga terbebas dari syirik, sihir dan tarikat yang telah memasyarakatkan jimat-jimat tahan pukul, tahan benda tajam, tahan peluru dan segala hal yang menyesatkan.

Selain itu Syekh Muhammad Djamil Djambek juga memberantas buta huruf.  Murid yang ikut pengajian harus tahu dan pandai tulis baca huruf arab melayu dan latin apalagi membaca Al-Qur'an. Usaha Syekh Muhammad Djamil Djambek memberantas kebodohan ini bukannya tanpa rintanngan, sering terjadi dimana pengajian di hentikan oleh anggota VID, yaitu intelijen Belanda yang bertugas memata-matai gerak gerik orang yang dicurigai akan menghasut rakyat untuk memusuhi Belanda.

Pada tahun 1926, terjadi pemberontakan kamang yang di pimpin Ramaya. Peristiwa ini memaksa Syekh Muhammad Djamil Djambek meghentikan pengajiannya, Setelah suasana kembali membaik, baru Syekh Muhammad Djamil Djambek kembali meneruskan pengajiannya.  Malah belakangan beliau mendapat penghargaan dari pemerintah Belanda atas jasanya menghapus faham komunis yang mulai masuk dalam kehidupan rakyat.

Peranan Syekh Muhammad Djamil Djambek dan Garang Dt.Palindih dalam memberantas kebodohan ini mulai memberikan hasil, banyak kemudian pemuda-pemuda kamang yang mulai sekolah ke sekolah agama terkemuka lainnya seperti ke Padang Panjang, Padang Jopang Payakumbuh, dan Parabek Bukittinggi sehingga cara berpikir mereka pun mulai luas.

Sebagai langkah awal, pada tahun 1923 pemuda-pemuda Kamang yang sebagian besar murid dari Syekh Muhammad Djamil Djambek seperti Ismail Labai Isa, Kasasi Labai Mudo, H. Jamiak, H. Abdul Malik, H. Mahmud, H. Bustaman Umar, Talut St. Parpatiah, M. Nur Labai Batuah, Tuanku Bagindo dan lain-lain, berhasil mendirikan madrasah dengan nama Diniyah School ala Diniyah School Labai el Yunusi di Padang Panjang. Diniyah School inilah cikal bakal keberadaan Madrasah Tsnawiyah Negeri 2 Agam nantinya.

foto-mtsn-kamang-dahulu-62c02801bd094639c675cd93.jpg
foto-mtsn-kamang-dahulu-62c02801bd094639c675cd93.jpg
Foto: 

Bangunan lama MTsN 2 Agam sebelum direlokasi ketempat yang baru sebelumnya disini menjadi lokasi Diniyah School

Itulah sekelumit sejarah yang pernah terjadi di Kamang yang sedikit banyaknya telah memberi pengaruh dalam perjalanan bangsa ini meraih kemerdekaan. Untuk melengkapi sejarah perang kamang, dibuatkan tugu peringatan Perang Kamang di Pintu Koto. Sedangkan tokoh-tokoh yang  dijadikan dalam Tugu Peringatan Perang Kamang tersebut adalah  :  

  1. Patung pertama ialah seorang datuk yang menunjuk ke arah Joho dengan ekspresi menyeringai, tokoh tersebut adalah Datuak Rajo Pangulu sang Panglima Perang Kamang. Kampungnya di Gurun Jorong Joho.
  2. Patung kedua ialah seorang perempuan yang sedang berteriak sambil mengayunkan kalewang. Beliau adalah Siti Aisyah isteri Datuak Rajo Pangulu yang masih muda dan cantik. Perempuan muda nan cantik ini merupakan orang yang keras hati, karena kekerasan hatinyalah dia ikut pergi berperang sambil menyamar menjadi laki-laki. Walaupun sudah dilarang, namun beliau masih tetap bersikeras ikut berperang, akhirnya beliau mati dibunuh oleh tentara Belanda ketika sedang berisitirahat minum.
  3. Patung yang ketiga ialah Haji Abdul Manan, salah seorang ulama dari Bansa yang sekarang nagarinya bernama Kamang Mudiak. Pada masa 1908, beliau ini juga mengajar pada salah satu surau di Bungo Tanjuang. Beliau memiliki isteri di nagari  Kamang Hilir 
  4. Patung yang keempat  ialah Haji Abdul Manan beliau ini ialah kamanakan dari Angku Lareh Garang Datuak Palindih yang bernama Ahmad Wahid gelar Kari Mudo. Beliau ini merupakan tokoh pemuda, yang melakukan organisir terhadap para pemuda di Nagari Kamang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun