Mohon tunggu...
Mellissa CyintiaWilliam
Mellissa CyintiaWilliam Mohon Tunggu... Dokter - Perempuan

Dokter umum

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyimpan ASI Perah

11 Oktober 2021   12:30 Diperbarui: 11 Oktober 2021   12:32 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air susu ibu atau yang lebih dikenal dengan singkatan ASI merupakan makanan utama bagi bayi yang baru lahir. Saluran cerna bayi yang baru lahir belum matang sehingga mereka tidak mampu mencerna makanan selain ASI dengan optimal. 

Selain itu, ASI tidak hanya mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh seorang bayi, namun juga antibodi ibu yang dapat menjadi bekal awal untuk kekebalan tubuh bayi di masa depan.

Namun hal ini tidak berarti bayi yang diberi ASI eksklusif  (hanya diberi ASI saja selama 6 bulan) tidak perlu mendapat imunisasi. Mereka tetap perlu mendapatkan imunisasi karena antibodi yang didapatkan dari ibu tidak akan bertahan seumur hidup bayi. 

Sebagai contoh, seorang ibu yang telah memiliki antibodi terhadap penyakit campak dapat memberikan kekebalan sementara terhadap bayinya untuk penyakit tersebut selama kurang lebih 9 bulan, sehingga pada usia 9 bulan bayi perlu mendapatkan imunisasi campak kembali berupa MR untuk tetap memiliki kekebalan dari penyakit campak.

Sebaiknya bayi menyusu langsung dari payudara ibu agar terbentuk ikatan ibu-anak saat bayi berada dalam dekapan ibu saat menyusu. 

Namun terkadang hal tersebut tidak dapat dilakukan, mungkin karena bayi lahir prematur sehingga perlu perawatan, ibu sedang bekerja ataupun alasan lainnya. Hal-hal tersebut sebaiknya tidak menjadi kendala bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif. 

Ibu masih dapat memerah ASI mereka dan menyimpannya sebelum diberikan pada bayi mereka apabila tidak dapat menyusui secara langsung.

Apa saja yang perlu diperhatikan saat menyimpan ASI perah?

  • ASI sebaiknya disimpan di dalam wadah khusus, seperti kantung khusus ASI, botol kaca yang bersih sebelum digunakan
  • ASI yang telah diperah dan akan disimpan sebaiknya diberikan label tanggal dan waktu kapan ASI tersebut diperah
  • ASI yang diperah dalam waktu yang berbeda tidak boleh dicampur dalam 1 wadah yang sama. Sebaiknya 1 wadah hanya menyimpan ASI yang diperah dalam 1 waktu saja
  • Saat menyimpan ASI dalam sebuah wadah sebaiknya tidak diisi hingga penuh. Perlu diberikan sedikit ruang di dalam wadah tersebut karena bila dibekukan ASI akan mengembang
  • Bila ASI perah tidak akan diberikan dalam waktu 72 jam, maka ASI harus disimpan dalam bentuk beku

Berapa lama ASI perah dapat disimpan?

  • ASI perah segar dapat disimpan dalam wadah tertutup Selama 6-8 jam pada suhu ruangan ( 26 C)
  • Apabila tersedia lemari pendingin ( 4 C), ASI perah dapat disimpan di bagian paling dingin dan bertahan selama 3-5 hari
  • Apabila disimpan di freezer satu pintu, ASI perah dapat bertahan selama 2 minggu
  • Apabila disimpan di freezer dua pintu, ASI perah dapat bertahan selama 3 bulan
  • Apabila disimpan di deep freezer ( -18 C), ASI perah dapat bertahan selama 6-12 bulan

Bagaimana menggunakan ASI perah?

  • ASI yang sudah diminum bayi sebaiknya diminum hingga habis. Bila ada sisa sebaiknya dibuang, tidak disimpan kembali
  • ASI perah beku dapat dicairkan di luar lemari pendingin pada udara terbuka yang cukup hangat atau di dalam wadah yang berisi air hangat. ASI yang telah dicairkan tersebut dapat bertahan selama 4 jam, namun tidak boleh dibekukan kembali
  • ASI perah tidak boleh dicairkan atau dihangatkan dengan microwave atau dengan cara dimasak karena dapat merusak kandungan ASI

Untuk ibu yang bekerja, mungkin dapat membawa cooler box yang telah berisi es sendiri apabila tidak tersedia di tempat kerja. Bila ada waktu atau payudara sudah terasa penuh, ASI dapat diperah sehingga bayi tetap mendapatkan ASI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun