Mohon tunggu...
Melissa Ries
Melissa Ries Mohon Tunggu... -

General Manager Asia Pasifik dan Jepang, TIBCO Software

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Industri Ritel Masih Bisa Bersaing dengan E-Commerce

14 Maret 2019   16:28 Diperbarui: 14 Maret 2019   16:49 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
img: Artem Bali/Pexels

Sektor e-commerce Indonesia merupakan salah satu yang paling menjanjikan di Asia mengingat populasinya yang besar, pertumbuhan kelas menengah dengan daya beli yang semakin tinggi, dan kebiasaan belanja yang semakin modern. 

Dengan populasi lebih dari 250 juta jiwa dibarengi dengan majunya penggunaan internet, Indonesia yang berbasiskan Negara kepulauan ini dapat menawarkan pasar yang berkembang pesat untuk belanja online yang diperkirakan akan mencapai $ 130 miliar pada tahun 2020. 

Perspektif e-commerce Indonesia mengalami investasi sedikitnya $ 2,5 miliar selama tiga tahun terakhir, membuka jalan bagi bisnis untuk mendaftarkan dan menjual produk mereka secara daring. Pada 2015 saja, terdapat 18 juta pembeli online di Indonesia; Google dan Temasek memprediksi angka ini tumbuh menjadi 119 juta pada tahun 2025.

img: Mentatdgt/Pexels
img: Mentatdgt/Pexels
                                                                                                                             

Setidaknya ada empat faktor utama yang berkontribusi terhadap pertumbuhan cepat e-commerce di Indonesia: 

  • Peningkatan penetrasi telepon pintar; 
  • Kelas menengah yang berkembang dengan pendapatan yang lebih besar; 
  • Investasi asing dalam platform e-commerce oleh perusahaan-perusahaan terkemuka dari Tiongkok dan Barat, khususnya melalui joint ventures atau hubungan mitra yang signifikan, misalnya Lazada-Alibaba, Go-Jek-Tencent-KKR, dan Tokopedia-Alibaba; dan 
  • Derasnya evolusi infrastruktur pembayaran yang memungkinkan konsumen tanpa rekening bank untuk melakukan pembelian online.

Selain yang disebutkan di atas, media sosial seperti Facebook dan Instagram juga menjadi pemicu ledakan e-commerce di Indonesia. 

Saat ini, masyarakat di Asia Tenggara mengandalkan cara digital untuk membeli produk dan layanan, hal ini membantu ekonomi internet di kawasan tersebut berkembang menjadi lebih dari $ 50 miliar. Lebih dari 60% orang di wilayah ini melakukan riset online sebelum membeli di dalam toko, sementara 27% meneliti di dalam toko sebelum membeli secara online.

Sampai baru-baru ini, distributor terkemuka di bidang fesyen, peralatan rumah tangga, perangkat keras, dan bahan makanan ragu-ragu untuk bekerja sama dengan situs e-commerce karena adanya persepsi yang mengatakan hal tersebut akan merusak penjualan tradisional mereka. Namun, persepsi ini perlahan-lahan berubah dan hampir semua pemain besar telah mendaftar atau berkolaborasi dengan situs lokal. 

Perilaku konsumen yang berubah -- Mencari tahu apa yang diinginkan konsumen 

Di sinilah letak faktor kunci yang mempengaruhi sektor ritel dewasa ini: pengalaman berbelanja. Masyarakat biasanya melakukan beberapa perjalanan ke toko untuk menemukan opsi terbaik sebelum membeli barang mahal. Pada setiap perjalanan, mereka cenderung melakukan banyak pembelian kecil lainnya ketika mereka berkeliling. 

Saat ini konsumen melakukan semua persiapan mereka secara daring - membaca ulasan, mengeksplorasi alternatif di media sosial, menemukan diskon terbaik - yang berarti lebih sedikit berjalan melalui pusat perbelanjaan dan mengurangi pembelian insidental di toko-toko sekitarnya. Perubahan perilaku ini berarti analisis prediktif harus berubah. Kumpulan data penelitian digital serta toko harus terhubung untuk menghasilkan wawasan nyata yang diperlukan untuk memahami bagaimana konsumen meneliti dan merespons berbagai penawaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun