Horas! Horas! Horas!
Peserta sidang adat bersorak menyambut anggota keluarga baru di keluarga suku Batak Angkola Mandailing. Beras kuning ditaburkan sebagai bentuk harapan akan limpahan berkah baginya.Â
Amang Topotan tampak sumringah menyambut "anak baru"-nya. Gadis cantik keturunan Jawa, Rania Andiani telah sah menjadi bagian dari keluarganya, Boru Hasibuan.
Amang Topotan adalah sebutan untuk Ayah Adat bagi seseorang dari luar suku Batak Angkola Mandailing yang mendapat Marga. Upacara adat untuk dapat memiliki marga ini disebut Mangalehen Marga.Â
Mangalehen MargaÂ
Mangalehen Marga merupakan upacara adat pemberian marga kepada orang di luar suku Batak Angkola Mandailing untuk mendapatkan nama marga.Â
Marga menjadi bagian penting yang menentukan kedudukan seseorang secara adat, dalam sistem kekerabatan Dalihan Natolu di suku Batak Angkola Mandailing. Marga juga penting dalam meneruskan nama marga kepada keturunan, agar diakui secara adat.Â
Marga Hasibuan ditentukan berdasarkan Mora dari pihak suhut (tuan rumah) secara turun temurun.
"Pemberian marga biasanya dapat diberikan pada seseorang, saat akan menikah dengan orang Batak Mandailing, atau sebagai penghormatan kepada seseorang atas prestasi dan perannya dalam kemasyarakatan" ungkap Pemangku adat atau Raja Panusunan Bulung, Harajaon Hasibuan Batangbulu, Saparuddin Hasibuan, saat memimpin upacara adat Mangalehen Marga.Â