Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Amang Topotan: Orang Tua Baru saat Menikahi Pria Angkola Mandailing

28 April 2025   11:56 Diperbarui: 28 April 2025   20:01 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rania dan calon mempelai pria, bersama Amang Topotan dan Raja Panusunan Bulung dalam upacara adat Mangalehen Marga (Dok. Pribadi)

Horas! Horas! Horas!

Peserta sidang adat bersorak menyambut anggota keluarga baru di keluarga suku Batak Angkola Mandailing. Beras kuning ditaburkan sebagai bentuk harapan akan limpahan berkah baginya. 

Amang Topotan tampak sumringah menyambut "anak baru"-nya. Gadis cantik keturunan Jawa, Rania Andiani telah sah menjadi bagian dari keluarganya, Boru Hasibuan.

Amang Topotan adalah sebutan untuk Ayah Adat bagi seseorang dari luar suku Batak Angkola Mandailing yang mendapat Marga. Upacara adat untuk dapat memiliki marga ini disebut Mangalehen Marga. 

Mangalehen Marga 

Prosesi Mangalehen Marga dipimpin oleh Raja Panusunan Bulung dari Harajaon Hasibuan (dok Pribadi)
Prosesi Mangalehen Marga dipimpin oleh Raja Panusunan Bulung dari Harajaon Hasibuan (dok Pribadi)

Mangalehen Marga merupakan upacara adat pemberian marga kepada orang di luar suku Batak Angkola Mandailing untuk mendapatkan nama marga. 

Marga menjadi bagian penting yang menentukan kedudukan seseorang secara adat, dalam sistem kekerabatan Dalihan Natolu di suku Batak Angkola Mandailing. Marga juga penting dalam meneruskan nama marga kepada keturunan, agar diakui secara adat. 

Marga Hasibuan ditentukan berdasarkan Mora dari pihak suhut (tuan rumah) secara turun temurun.

"Pemberian marga biasanya dapat diberikan pada seseorang, saat akan menikah dengan orang Batak Mandailing, atau sebagai penghormatan kepada seseorang atas prestasi dan perannya dalam kemasyarakatan" ungkap Pemangku adat atau Raja Panusunan Bulung, Harajaon Hasibuan Batangbulu, Saparuddin Hasibuan, saat memimpin upacara adat Mangalehen Marga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun