Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pemimpin, Bakat Lahir atau Dibentuk?

2 September 2021   13:21 Diperbarui: 5 September 2021   13:46 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemimpin tim kerja (Freepik/Drobotdean)

Sejak kecil saya merasa tidak pernah memiliki jiwa kepemimpinan. Saya pasif dalam kelompok, jarang mengeluarkan pendapat, tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian, apalagi menjadi pemimpin.

Ketika pertama kali ditunjuk menjadi ketua kelompok tugas oleh guru saat masih SD, saya merasa tidak dapat melakukannya dengan baik. Meski kelompok saya sebenarnya juga tidak buruk-buruk amat. Tapi saya tetap "merasa" tidak dapat memimpin.

Saat SMP saya senang karena dipilih untuk mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS. Saya tidak terpilih menjadi pengurus OSIS. Namun saya cukup senang bisa mendapat ilmunya. Sejak itu saya sering aktif ikut kegiatan atau organisasi untuk melatih keberanian saya sendiri dalam lingkungan pergaulan.

Saat saya menikah, saya memiliki salah satu kriteria pasangan yang saya idamkan. Yaitu salah satunya adalah bisa menjadi pemimpin. Jadilah saya terpesona (yaelaah!) pada suami saya yang sejak kecil selalu menjadi ketua. Dari ketua Kelas, Ketua OSIS SMP, Ketua OSIS SMA, Ketua BEM, Ketua Alumni dan sekarang dia juga menjadi Ketua Ormas Pemuda Perantauan.

Baca juga : Pemuda Berkarya Membangun Kampung Halaman

Saya selalu meyakini bahwa suami saya bisa memimpin karena dia memiliki bakat. Namun setelah saya mengenalnya, kepemimpinannya terbentuk bukan sekadar bakat, tetapi juga karena dilatih sejak kecil. 

Dia menguasai medan, karena dia mengetahui bagaimana cara mengendalikan orang, membuat keputusan, mengumpulkan pendapat, menyatukan perbedaan pendapat, menghargai banyak kepentingan, juga dalam berstrategi ketika ada opisisi atau hambatan.

Suami saya juga membaca banyak sekali buku kepemimpinan dan biografi para pemimpin dunia. Hobinya setiap malam adalah membaca Wikipedia dan sejarah negara atau kerajaan.

Sejak saya mengenal suami saya, secara tidak langsung ilmunya banyak yang dibagi pada saya.

Pada suatu saat saya mulai ditunjuk menjadi koordinator kegiatan atau tim di kantor. Entah mengapa, kepercayaan diri saya bertambah dan saya merasa puas dengan kinerja saya. Saya merasa dapat melakukannya dengan baik, tim saya solid dan dapat berjalan dengan baik.

"Semakin tinggi tingkat kepemimpinan seseorang, semakin tinggi pula efektivitasnya" - John C. Maxwell.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun