Dropshipper tidak perlu mengeluarkan modal untuk stok barang. Ketika pembeli mengirimkan uang, maka dia akan mendapatkan modal pembelian barang plus untung yang dia dapatkan. Selanjutnya, dia tinggal mengirimkan uang sejumlah harga barang asli ke supplier.
Andi menjelaskan sistem kerja dropship kepadaku dengan rinci. Dia juga menjelaskan bahwa dalam menentukan untung kita harus memasukkan komponen biaya transfer karena ada kemungkinan transfer antar bank dikenakan biaya, juga untuk paket data.
Aku yang tidak paham sama sekali tentang sistem dagang jadi paham.
"Lalu bagaimana cari supplier barangnya?" tanyaku.
Andi pun memperkenalkanku pada sebuah marketplace yang masih baru berdiri saat itu. Umurnya mungkin belum ada satu tahun di tahun 2010. Belum banyak orang yang menggunakan aplikasi itu. Penjualnya pun masih sedikit.
Percakapan kami tidak singkat, hingga lebih dari satu jam. Aku pun benar-benar tidak tahu siapa dia dan kenapa bisa menelpon dengan random lalu mengajarkanku banyak hal.
Kalau kalian mengira dia akan berpromosi, menawarkan produk atau MLM, nyatanya kalian salah sekali.
Hingga akhir percakapan dia sama sekali tidak mempromosikan tokonya atau menyuruhku membeli dagangannya. Dia hanya ingin ngobrol cerita tentang kegiatannya dan ingin tahu kegiatanku. Aku pun menceritakan kuliahku dan juga kegiatanku sebagai desainer grafis.
Percakapan itu selesai. Dan kami tidak pernah saling menghubungi lagi. Aneh bukan.
Namun apa yang Andi ajarkan aku terapkan. Aku iseng mencoba jualan ini dan itu dengan sistem dropship. Awalnya aku berjualan stiker dinding, lalu baju, aksesoris wanita, alat styling rambut, hingga barang-barang unik yang jarang ada di toko.
Aku menjualnya melalui grup Blackberry, status, dan juga melalui Facebook. Awalnya pembelinya adalah teman-temanku, hingga orang-orang yang tak ku kenal di seluruh Indonesia. Benar-benar dari Sumatera hingga Papua.