Mohon tunggu...
Melinda Rahmawati
Melinda Rahmawati Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP-UHAMKA 2018

Seorang mahasiswa yang senang akan sejarah, sosial, sastra, dan unsur-unsur kebudayaan. seorang penulis pemula dengan impian dapat tertulis dalam sejarah melalui tulisan-tulisannya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesehatan Diri dan Pengobatan Tradisional Sebagai Usaha Nyata Menjaga Diri dalam "The New Normal"

25 Mei 2020   07:14 Diperbarui: 26 Mei 2020   17:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bencana Non-alam COVID-19 ini memang belumlah berakhir. sudah 2 bulan berjalan namun belum bisa teratasi. masyarakat kini dihadapkan pada sebuah pilihan baru yakni "the new normal" untuk tetap bertahan dalam situasi seperti ini sampai vaskin dari COVID-19 diumumkan. situasi "the new normal" ini menjadi semakin hangat diperbincangkan

karena memang ada beberapa hal yang berubah khususnya dari segi komunikasi dan  interaksi sosial masyarakat. komunikasi hampir seluruhnya dialihkan dalam bentuk virtual nantinya karena mengacu pada protokoler kesehatan yang membatasi jumlah orang dalam setiap perkumpulan atau pergerakan yang bersifat masif. tentu kita kini harus terbiasa dengan situasi baru yang hampir berbeda dari rutinitas yang kita jalani selama ini. 

Perjalanan pandemi itu sendiri sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pada tahun 1918, Hindia Belanda mengalami masa pandemi influenza yang cukup serius. Tertulis bahwa sebelum tahun 1918, Batavia sedang dihebohkan oleh sebuah penyakit yang dikenal dengan penyakit malaria. Penyebab malaria sendiri ternyata berasal dari kali atau rawa yang kotor dan tercemar.

Hingga Asisten Residen Batavia, Cane menuliskan dilakukannya penimbunan sebagian rawa -- rawa dan pembersihan kali di sekitar Batavia. Hal tersebut dilakukan untuk menekan angka korban dari malaria dengan menghancurkan tempat hidup dari naymuk yang membawa penyakit malaria itu sendiri.

Memasuki tahun 1918, Hindia Belanda digemparkan oleh pandemi influenza yang merupakan dampak dari pandemi yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Walaupun di Eropa dan Amerika Serikat kasus ini tidak terlalu tersebar karena masih dalam suasana Perang Dunia I. Masyarakat khususnya di Hindia Belanda langsung berbondong-bondong mengerumuni penjual jamu tradisional, dengan harapan dapat sembuh dari penyakit influenza yang diderita setelah meminum ramuan jamu tradisional yang dijual.

Para kaum bumiputera pada saat itu memang tidak sepenuhnya tersentuh oleh pengobatan modern. Mereka masih mengandalkan pengobatan tradisional dengan meminum ramuan jamu yang berasal dari tumbuh-tumbuhan herbal.

Salah satu sifat dari peristiwa sejarah ialah einmalig. Peristiwa Sejarah hanya dapat terjadi sekali dan tidak akan terulang kembali. Namun, peristiwa yang serupa dapat dimungkinkan terjadi di waktu yang berbeda. Jika pada tahun 1918, Hindia Belanda mengalami pandemi influenza, maka kini di tahun 2020 Indonesia mengalami pandemi COVID-19. 

Jika kita memandang pandemi ini secara einmalig kembali, sebenarnya COVID-19 dapat dicegah dengan segera. Caranya dengan kembali menjaga kebersihan diri dan beralih pada pengobatan tradisional. Tuntutan dan gaya hidup yang dijalankan oleh masyarakat khususnya di perkotaan telah menyebabkan sistem imun dalam tubuh menjadi tidak stabil. Akibatnya tubuh mudah terserang penyakit akibat imunitas yang menurun. Budaya mencuci tangan dan kaki sebelum masuk rumah atau sebelum makan harus kembali dihidupkan.

Budaya ini sebenarnya sudah mulai hilang ditengah masyarakat khususnya perkotaan. Padahal, budaya ini mengajarkan kita kalau setelah dari luar rumah tentu banyak benda atau kotoran yang hinggap di badan kita tanpa kita sadari. Selanjutnya budaya pengobatan tradisional juga harus diseimbangkan kembali. Tanaman seperti temulawak, jahe, kencur, kunyit, dan lainnya memang telah terbukti secara ilmiah mampu menaikkan dan menjaga imunitas tubuh. Dengan kandungan Vitamin C, Zat Antioksidan, Asam Amino, Kolagen, dan kandungan lain yang ada dalam tanaman tersebut mampu menaikkan dan menjaga imunitas tubuh. 

dalam situasi "the new normal" nanti, kita harus dapat menjaga diri kita sebaik mungkin yang salah satunya dengan tetap rutin meminum obat-obatan herbal dan tetap mempertahankan kediplinan diri dalam menjaga kebersihan diri. perkuat stamina tubuh kita dengan beragam khasiat yang terdapat dalam obat-obatan herbal tersebut agar dapat tetap berpoduktifitas dan menjalankan aktivitas secara maksimal.

meski kita dibatasi dan hanya dapat terhubung dengan dunia luar melalui virtual atau media sosial, bukan berarti produktifitas kita menurun. justru harus tetap dipertahankan atau bahkan lebih meningkat karena tidak memiliki hambatan yang berarti seperti kemacetan yang membuat stres, dan lainnya. jika sudah merasa lelah kita dapat mengambil jeda sejenak sembari berselancar di media sosial atau menonton film favorit sebagai penyegaran. pola makan pun dapat lebih terjaga dalam situasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun