Mohon tunggu...
Melinda LusianaZahra
Melinda LusianaZahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blogger

Suka membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Miris: Gen Z tidak paham wilayah 3T!!

27 Mei 2023   05:00 Diperbarui: 27 Mei 2023   05:21 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

   Akses internet maupun peran pendidikan didalam Wilayah 3T rupanya masih kurang diperhatikan. Wilayah 3T sendiri merupakan singkatan dari Daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal. Ketidakmerataan pembangunan yang dialami Wilayah 3T rupanya masih marak terjadi, oleh karena itu masalah ini tidak bisa dianggap enteng.

   Salah satunya wilayah 3T di Indonesia yakni Amuntai, hulu sungai utara yang berada di Kalimantan Selatan. Hasil dari wawancara kami, warga disana mengatakan dampak dari Wilayah 3T lebih dirasakan dibidang infrastuktur karena dinilai masih sangat tertinggal, hal inipun membuat pendidikan menjadi terhambat. "saya untuk bersekolah SMA memakan jarak tempuh 6 jam dari rumah" Ujar Habibi (salah satu warga Amuntai, hulu sungai utara, Kalimantan Selatan. Usut punya usut hal ini terjadi ditengarai pemerintah yang kurang memperhatikan wilayah 3T tersebut.

   Tidak hanya permasalahan terkait infrastuktur, ternyata akses jaringan pun masih sulit disana, padahal dimasa sekarang, penggunaan teknologi telat melekat dikehidupan kita, namun mereka yang masih memasuki wilayah 3T kesusahan dalam menerima fasilitas dari pemerintah untuk menjalankan rutinitas seperti masyarakat lainnya yang tidak termasuk wilayah 3T.

   Parahnya di era modern ini masih banyak yang belum mengetahui wilayah 3T terlepas dari kejadian yang sudah mereka alami. Padahal isu ini sangat wajib diangkat agar mereka yang mengalami hal ini bisa mendapatkan solusi sehingga bisa terlepas dari masalah yang masih dialami oleh mereka hingga saat ini.

   Diketahui kurangnya literasi terhadap wilayah 3T sendiri berasal dari setiap individu itu sendiri maupun dari media massa yang kurang mengangkat permasalahan ini, padahal apabila media massa mengangkat isu tersebut, masyarakat bisa lebih memperhatikan masalah ini dengan serius, sehingga pemerintah bisa andil dalam solusi.

   Ada beberapa Faktor karna kurangnya masyarakat modern dalam memahami wilayah 3T yakni ketertinggalan dalam hal pendidikan yang dialami mereka itu cukup jauh dengan masyarakat umum yang tidak termasuk kedalam wilayah 3T,  sehingga ketika mereka mulai terjun didunia luar kebanyakkan dari mereka mengalami kesusahan untuk mengikuti. Faktor selanjutnya muncul konflik dan ketegangan sosial karna itupun dapat mempengaruhi stabilisasi wilayah dan perkembangan ekonomi, dan yang terakhir yakni ketimpangan sosial dan ekonomi.

   Pendapat Pro terkait pengetahuan wilayah 3T salah satunya pengembangan potensi, dengan menerapkan hal ini dapat memunculkan indentifikasi potensi sumber daya alam, ekonomi dan budaya yang ada di wilayah 3T yang tidak terjamah. Hal inipun dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan sektor dibidang ekonomi dan investasi yang berkelanjutan, pendapat selanjutnya yakni pemecahan masalah, dengan pengetahuan yang lebih baik terkait wilayah 3T, pemerintah dan lembaga dapat segera turun tangan untuk mengatasi hal ini, sehingga dapat menghasilkan kebijakan yang lebih efektif dan meningkatkan kualitas hidup masyrakat, pendapat pro lainnya yakni peningkatan kesadaran, dengan memahami kondisi wilayah 3T dapat memperluas pemahaman mengenai keragaman di Indonesia, seperti tentang kondisi sosial, budaya dan lingkungan hidup disana bagaimana.

   Sedangkan untuk pendapat kontra terkait pengetahuan wilayah 3T yakni penyalahgunaan sumber daya alam, apabila kita sudah mengetahui permasalahan wilayah 3T, tak sedikit pula ada oknum-oknum yang memiliki perilaku keji, dimana mereka memilih untuk menyalahgunakan sumber daya alam yang ada untuk kepentingan pribadi mereka, oleh karna itu bagi sebagian orang kurang mendukung adanya penyebaran pengetahuan wilayah 3T ini.

   Pendapat kontra lainnya seperti stereotipe dan prasangka yang berasal dari pengetahuan yang didapatkannya kurang atau dangkal, sehingga muncullah sebuah prangka negatif terhadap masyarakat yang ada disana. Tentu karna masalah ini pun timbullah permasalahan baru berupa diskriminasi dan ketidak adilan yang didapat sebagian masyarakat 3T nantinya. Terakhir, penjajahan budaya yang disebabkan percampuran budaya lain, dan berakibat kehilangan identitas budaya asli di setiap wilayah 3T.

   Dapat disimpulkan pada akhirnya kita sebagai masyarakat wajib mengetahui pengetahuan wilayah 3T akan tetapi alangkah lebih baiknya dengan lebih seksama dan akurat, sehingga karna hal inipun dapat mengurangi rasa takut terkait permasalahan yang akan muncul nantinya. Dimana jika kita tidak mendapat pengetahuan yang lebih jelas, sehingga muncul salah paham. diskriminasi mulai timbul, kemudian karna diskriminasi tersebut memunculkan permasalahan yang tidak akan hentinya dimana terjadi perkelahian antar kubu.

   Pemerintah, Media massa bahkan kita sebagai masyarakat harus menelaah dengan baik permasalahan wilayah 3T, agar kejadian yang diperkirakan tersebut tidak terjadi, dengan itu diperlukan yang namanya sebuah kerjasama, tugas kita sebagai masyarakat pun di berhak disini, setiap suara kalian sangat dibutuhkan, kemudian untuk media massa tentu berguna untuk menyebarkan informasi yang jelas dan teliti, begitupun pemerintah yang bekerja sebagai mana seharusnya, yakni menyejahterakan para rakyatnya dan membantu rakyat kesusahan khususnya  seperti masyarakat yang merasakan dampak dari wilayah 3T.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun