Mohon tunggu...
Melindaa
Melindaa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMP

Hanya sebuah manusia

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Milik Tuhan (The End)

28 Oktober 2024   14:40 Diperbarui: 28 Oktober 2024   14:48 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nicha yang menerima surat itu, ia akan baca apa surat itu, apakah penting? Atau tidak. Dan isi surat itu adalah..

Untuk:kak Nicha
Dari:adek kelas kaka yaitu Aneska
Haloo kakk Nicha, aku mau ngomong sesuatu kalau aku punya penyakit yaitu penyakit paru-paru stadium empat, ya walau itu ga penting si buat kaka tapi gapapa, aku cumen ngomong doang siapa tahu kaka seneng. Dan aku udah maafin kesalahan kaka yaitu, bully aku. Itu ga masalah buat aku, aku tetap maafin kakak kokk tenang ajaaa. Maafff kalo aku ada salah sama kaka atau engga ada, aku tetap minta maafff bangett sama kaka. Dan inget kak Nicha, jaga kesehatan, mental Kaka, jangan bully orang lagi ya, dan lain-lain ya kak, sekarang aku dan kaka udah ga satu dunia lagi, kita berdua sekarang beda alammm. Dan segitu aja deh surat inii, makasih kak udah baca surat dari akuuuuu.

Nicha yang membaca surat itu, ia sadar sekarang bahwa Aneska tidak pernah membencinya, tidak membalaskan bullynya kepada dia. Dan dia sadar bahwa Aneska memang adek kelas yang baik, mau melakukan apapun itu. Entah itu melalukan ini atau itu, "Aneska tenang di sana ya.. maafkan aku, aku salah selama ini.. maaf.." ucap penyesalan Nicha.

Sama seperti Bell guru agama yang melihat dari kejauhan, Nicha sangat terlihat menyesalnya..

Sosok Aneska Zoya Raveena yang terlihat tidak ada apa, yang terlihat sehat. Namun, ternyata di balik sehat itu semua ia menyembunyikan satu penyakitnya yang mengancam nyawanya untuk mati. Dan ternyata benar, Aneska tidak bisa bertahan lama dengan penyakitnya. Aneska Zoya Raveena wanita yang kuat, wanita yang tidak mau menyusahkan dirinya kepada orang lain tentang penyakitnya itu, Aneska lebih memilih diam dari pada berbicara. Karna kenapa Aneska lebih memilih diam? Ya betul, ketika ia berbicara kepada ibunya, ibunya pasti tidak peduli. Tapi aslinya ibunya peduli dengan Aneska. Perjalanan Aneska sudah habis di sini.

The end.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun