Mohon tunggu...
Melina Purnomo
Melina Purnomo Mohon Tunggu... Financial wealth consultant - Penulis , Pemerhati ekonomi termasuk non-fiksi yang di jejalnya.

Saya seorang penulis lepas n(artikel, resensi buku) pengajar privat inggris dan mandarin,penikmat film, pemain musik piano, gitar dan harmonika amatir dan penyanyi amatir tentunya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Kebersamaan Keluarga" Janganlah Cepat Berlalu Begitu Saja

15 Maret 2018   17:17 Diperbarui: 15 Maret 2018   19:15 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehangatan keluargaku membuat kebersamaan terus terbina

Tidak ada yang lebih menggembirakan selain berkumpul bersama keluarga
Tidak ada yang lebih menggembirakan selain berkumpul bersama keluarga
Kebersamaan di dalam keluarga harus selalu dipupuk dan dibina tentu
Kebersamaan di dalam keluarga harus selalu dipupuk dan dibina tentu
Keluarga adalah harta terindah di dalam masing-masing pribadi yang memilikinya tentunya.  Itu yang saya coba tanamkan di dalam diri saya pribadi. Kita ditakdirkan oleh Tuhan untuk tidak memilih siapa yang akan menjadi orang tua kita akan tetapi kita harus mensyukuri adanya siapa orang tua kita. 

Dari rasa ucapan syukur yang ada itulah, kita akan mendapatkan hikmah yang terbesar dari dalam lubuk hati yang paling dalam.Dari sinilah saya belajar sepenuhnya kebersamaan bersama keluarga. Nah, sudahkah kita menyikapinya  dari rasa perhatian orang tua kita yang tulus dan tanpa pamrih tentunya. Mari, kita berusaha untuk belajar dari perhatian yang diberikan oleh orang tua kita dengan tidak menyia-nyiakannya sedemikian rupa.  

            Buat saya pribadi yang masih berstatus anak untuk saat ini. Saya berusaha untuk mengambil hikmahnya dengan sangat baik tanpa ada yang terlupakan sedikitpun tentunya. . Nah, dari sini saya berusaha membuka hati bahwa tentunya ajaran orang tua yang diterapkan kepada anak-anaknya tidak akan bertujuan untuk merugikan anak-anak mereka tersendiri. Kita tidak bisa menyamakan dari satu ajaran keluarga dengan keluarga lainnya. Yang ada kita berusahalah sedemikian rupa untuk melakukan yang terbaik dan mengaca pada diri sendiri. Kalau hal ini sudah kita lakukan sedemikian rupa, semoga tentunya kemujuran demi kemujuran akan dimudahkan jalannya. Lalu bagaimana ajaran yang diterapkan oleh orang tua saya dalam mendidik anak-anaknya. Saya selalu berdoa dengan sepenuh hati agar orang tua kita akan diberi kemudahan yang sedemikian rupa. Tentunya tidak ada orang tua yang sempurna dalam mendidik anak-anaknya. 

        Jika dirunut sedikit keluarga kami adalah benar-benar keluar perantauan. Dimana demi menafkahi seluruh anggota keluarganya ayah saya harus mau rela bepergian dari kota ke kota yang dirunjuk oleh perusahaannya. Seperti yang mana kita ketahui bahwa ayah akan memfungsikan dirinya sebagaimana adanya sebagai tulang punggung keluarga. Di mana akan diimbangi oleh istrinya yang akan mendidik anak-anak mereka. Itulah yang tertanam sangat jelas di benak kepala saya ketika saya mulai mengetahui peran orang tua kira-kira ketika saya menginjak di bangku sekolah Sekolah dasar.

 Meski tidak terlalu mengetahui dengan pasti bagaimana kedepannya peran ayah dan ibu, akan tetapi saya tetap berada di dalam jalur yang benar. Bisa kita bayangkan dimana ayah saya yang berasal dari kota kecil Semarang dan menikah dengan seorang wanita berasal dari kota Pontianak, Kalimantan. Harus merantau di kota Jakarta, Semarang dan akhirnya menetap dan berlabuh juga di kota Surabaya sampai detik ini. 

Bukan suatu peran seorang Ibu yang sangat mudah bila sang suami harus bertugas demi pekerjaan kantor ke luar negeri dan menjaga keempat anak-anaknya. Inilah peran dan emban yang saya sangat gugu dan tiru sampai sekarang. Seorang wanita yang masih sangat cukup muda yang belum terlalu banyak kenalan di sana-sini harus berjuang seorang diri untuk dapat membuka dirinya dengan tidak lupa menjaga dan mendidik kesemua anak-anaknya. Saya sangat berterima kasih bahwa meskipun ibu saya harus berjuang seorang diri di kota kelahiran saya,Surabaya Dengan segala jerih lelah dari ibu di keseharian harinya mengantar sekaligus menjemput anak-anaknya. Ibu saya berusaha tentunya untuk mendapatkan kenalan agar sepi yang dia rasakan tidak terlalu terasa. 

Ibu atau mama sangat tekun dalam mengurus anak-anaknya semua sehingga kami pun tau benar arti jerih lelah ibu dari pagi sampai malam. Belum menjelang malam pun, mama dengan tekunnya untuk kesekian kalinya mengajari kami pelajaran untuk di sekolah ke esokan harinya. Mama memegang peranan sangat penting untuk kesemua anak-anaknya yang tiada tara. Biar peran mama untuk membesarkan kesemua anak-anaknya di bidang pendidikan sama sekali tidak sia-sia adanya. Kami memang semua sudah tuntas dalam pendidikan kami semuanya. 

Di sinilah peran saya dan adik-adik semuanya diajalani dengan sepenuh hati tanpa pamrih oleh ibu saya. Terlepas di hari kasih sayang atau tidak, untuk saya pribadi Ibu menjalankan perannya dengan sangat mumpuni di setiap harinya. Tak Terhingga peran ibu untuk saya pribadi sampai saat ini. Terima kasih yang tidak terhingga untuk ibu yang saya yang  mengambil peran yang sangat penting di dalam menjalankan peran suami dan ayah saya di kala ayah saya sedang bepergian ke luar kota untuk menjalankan peran gandanya sebagai ibu sekaligus istri. Saatnya saya dan adik-adik berusaha untuk membahagiakan ibu saya dengan berusaha menceriakan kehangatan yang ada layaknya seorang anak kepada orangtuanya. 

Hal lain yang tidak kalah pentingnya bagi keluarga kami adalah. Orang tua kami yang mana berasal dari kota yang berlainan. Selalu menyempatkan diri di saat liburan tiba. Di mana dengan berbedanya kota antara ayah dan ibu saya justru sangat membawa kebersamaan di antara keluarga kami semakin hangat. Kami sekeluarga bisa dikatakan cukup sering untuk bepergian dan dekat dengan kerabat ayah saya yang berada di Semarang. Bagaimana kebersamaan itu bisa terjalin? Tidak ada yang berlebihan sama sekali di dalam resep keluarga kami, selain mensyukuri kebersamaan demi kebersamaan yang ada. 

Selain untuk Kami akan segera meluncur ke Semarang untuk sekedar berkumpul bersama dengan sanak saudara besar kami. Bila ditanya bagaimana kami sekeluarga menghidupi suasana kebersamaan dan keakrabannya. Jawabannya adalah dengan travelling bersama kami, kebersamaan itu akan muncul tentunya. Kami akan lebih banyak menghabiskan waktu di jalan entah dengan kereta api ataukah dengan pesawat. 

Di situlah kami akan merasa lebih dekat satu dengan yang lainnya, moment yang seperti ini yang tidak akan kami enggan untuk tidak menikmatinya. Kami lebih mengenal sifat satu dengan yang lainnya. Saya akan lebih banyak mendengarkan dengan seksama keluhan dan cerita-cerita ringan yang ditawarkan oleh ayah dan ibu saya. Jadi, dapat dikatakan bahwa travelling adalah "obat manjur" tersendiri di antara keluarga kami. Kebersamaan layaknya bahagia sejati yang diciptakan dari dalam lubuk hati kita masing-masing dan membagikannya kepada orang-orang terdekat di hati kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun