Mohon tunggu...
Melina Purnomo
Melina Purnomo Mohon Tunggu... Financial wealth consultant - Penulis , Pemerhati ekonomi termasuk non-fiksi yang di jejalnya.

Saya seorang penulis lepas n(artikel, resensi buku) pengajar privat inggris dan mandarin,penikmat film, pemain musik piano, gitar dan harmonika amatir dan penyanyi amatir tentunya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita Buruh yang Mengalahkan Dunia dengan Gelar Sarjana "Cumlaude"

12 Maret 2018   16:16 Diperbarui: 12 Maret 2018   16:19 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heni pun semakin gigih untuk dapat menyelesaikan pendidikannya di sma tentunya. akhirnya ia pun selesai sma selama 3 tahun tetapi ternyata ada pilihan yang tersisa setelah itu. Apakah dia tidak akan mempergunakan ijazahnya ataukah yang sebalilknya ia akan menyelesaikan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Yang ada di benaknya dia masih mempunyai seorang emak yang masih harus ia urus. 

Heni semenjak kecil hanya diurus dengan seorang emaknya. Ia sepertinya berada di dalam dilemma yana harus ia putuskan. Tetapi dengan berat hati dengan membawa cita-citanya yang sudah ia pendam dalam hati bahwa ia harus dapat menempuh pendidikan setinggi-tingginya bukan karena ia berada di dalam ruang lingkup orang miskin.

Heni pun akhirnya berangkat dan memutuskan menjadi seorang TKI di Hong kong. Di sinilah dimulai pengalaman baru yang akan ia tempuh. Pelajaran bahasa Inggris yang ia peroleh selama dia bersekolah tidak dipakainya karena kebanyakan orang Hong Kong tidak bisa berbahasa Inggris apalagi majikannya sendiri. Heni pun tetap berniat agar dapat menyelesaikan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah. 

Ini tidaklah mudah karena seperti yang kita ketahui Heni bekerja sebagai seorang TKI dan waktu luang yang dimilikinya hanyalah pada saat week end saja. Betapa berat pekerjaan yang harus ditempuh seorang anak buruh tani ini. Tetapi justru itulah yang menjadikannya cambuk agar ia dapat menempuh pendidikan yang ia cita-citakan setinggi mungkin. Akhirnya yang ia cita-citakan dengan pantang menyerah begitu saja pun tercapai dimana ia berhasil lulus dengan predikat cum laude di universitas saint. Marry. Bisa kita bayangkan seorang buruh tani dapat berhasil lulus dengan predikat cum laude bukankah predikat yang bisa dibanggakan

Terlebih dari itu ketika ia berusaha untuk memberi tahu kepada emaknya yang sudah sekian lama ia tidak bertemu. Emaknya hanya bisa membalas apa yang kau maksuda dengan sarjana Neng Heni? Seperti yang diuraikan sebelumnya emaknya juga orang yang buta huruf yang tidak pernah mengenyam pendidikan yang layak. 

Heni adalah anak tidak pernah mengenal siapakah orang tuanya sebenarnya sejak ia baru menginjak usia satu tahun. Justru dari situlah ia berniat dengan sekuat tenaga untuk membuktikan dirinya sebagaimana yang seharusnya dia dapat dapatkan. Lalu apakah yang kita dapatkan dari seorang Heni yang sudah membuat nama harum bangsa Indonesia? 

Apakah kita akan sama tetap berpangku tangan saja ataukah berusaha paling tidak menyeimbangkan pendidikan yang kita punyai dengan Heni? Jawabannya ada ada di dalam diri kita sendiri dengan pembuktian yang kita lakukan sebisa yang kita bisa. Heni hanyalah seorang heni kalau ia tidak mengusahakannya semampu dan segigih yang seharusnya ia lakukan. Lalu apakah yang ia lakukan selanjutnya dengan gelar cum laude yang ia miliki dan gelar sarjana yang ia punyai? 

Heni tentunya sangat bangga dengan gelar sarjana Cum laudenya. Dengan gelar yang ia punyai tentunya dengan mudah ia bisa melamar pekerjaan dengan mudahnya di Hong kong di negara tempat ia mengadu nasibnya. Tetapi jalan yang ia pilih sangatlah berbeda dan sangat mulia yang ada. Heni memilih untuk pulang ke kampung halamannya dimana ia tentunya sudah sangat rindu dengan emaknya yang sudah sekian lama ia tunggu untuk pulang sebelum ia memutuskan untuk bekerja di Hong kong. Sesaat Heni teringat dengan perkataan emaknya cepat pulang neng Heni karena umur emak tidak ada yang bisa menebak. Sepertinya perkataan emak ini yang sangat menyentuh hati Heni dan memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya dan menggapai cita-cita termulianya menjadi seorang guru.

Di sini kita bisa lihat lagi lebih dalam betapa baik dan mulianya hati seorang wanita yang masih  tergolong belia ini. Karena ia merupakan anak dari buruh ia pun berniat dan berusaha untuk membantu menggangkat taraf pendidikan anak-anak dari para buruh tani pada umumnya. Sampai pada suatu titik ketika dia menunggu agar ayah dan ibunya datang di saat dia diwisuda pun ibu dan bapaknya tidak datang bahkan emaknya yang buta huruf saat di kabari olehnya kalau ia akan menjadi sarjana malah kembali menanyakannya apa itu sarjana? Emaknya yang buta huruf itu hanya dapat mengatakan agar cucunya dapat cepat pulang karena waktu yang dipunyai oleh emaknya tidak terlalu banyak lagi. Begitulah kira-kira jalan pikiran dari penduduk yang biasa saja yang tinggalnya di perkampungan. 

Dari cerita yang tentunya menginspirasi semoga dapat kita rasakan manfaatnya. Bahwa jika anak buruh tani yang berjuang di sepanjang perjalanan hidupnya untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Bagaimana dengan kita semua yang sudah mendapatkan pendidikan yang sangat layak tapi tidaklah kita gunakan sebaik-baiknya untuk masa depan kita sebaik mungkin. 

Gelar dan pendidikan yang kita punyai bisa saja setinggi langit tapi bagaimana cara kita menginspirasikannya kepada masyarakat luas. Biar Heni sundani tidaklah menjadi seorang diri saja yang dapat menginspirasi dan membuka wawasan luas kita agar kita terus mengejar cita-cita setinggi apapun itu. Buktikan dengan kemampuan dan kegigihan gigih kita agar kita bukan pendengar saja akan tetapi kita terus dapat melakukan sebaik yang kita bisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun