Eksistensi media sosial di era pandemi sudah tidak dapat dipungkiri, media sosial merupakan kebutuhan pribadi hampir semua manusia di era globalisasi saat ini. Media sosial seperti instagram, whatsapp, twitter, maupun facebook sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat.Â
Di masa pandemi, media sosial dialih fungsikan menjadi tempat atau sarana untuk mempromosikan produk, hal ini dilakukan agar usaha tetap berjalan.Â
Banyak penjual yang merasa terbantu dengan adanya instagram sebagai inovasi pemasaran produk dan pembeli yang dapat merasa puas tanpa khawatir keluar rumah, selain inovasi dalam pemasaran produk, instagram ternyata juga menjadi sarana beauty vlogger untuk menampilkan karya mereka mulai dari konten make up,ootd, dan travelling yang tentunya sangat menarik perhatian khalayak luas.
Ditengah banyaknya dampak positif yang dirasakan masyarakat, ada pula kaum muda di instagram yang banyak membagikan kehidupan mereka melalui postingan, kegiatan ini ternyata banyak juga mendatangkan dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat terutama remaja yang masih memiliki sifat ingin unjuk diri dan diakui oleh lingkungan sekitarnya.
" Kalau di instagram, biasanya aku liat konten make up, ootd an artis-artis kadang-kadang aku merasa pengen kaya mereka, aku kadang suka ga percaya diri." Pendapat Nabila (17 Tahun) salah satu siswi sekolah menengah kejuruan kelas 11
Apa yang dirasakan oleh Nabila adalah hal yang wajar, hal yang memang dirasakan oleh semua orang. Dalam penggunaannya sendiri instagram merupakan tempat untuk membagikan banyak hal, jika kita tidak dapat mengontrol apa yang kita lihat, maka terkadang kita tidak percaya diri,kurang merasa cantik dan terus merasa kurang dengan apa yang kita punya karena pengaruh sosial media dan ternyata akan berakibat pada kesehatan mental kita, kita akan mudah depresi dikarenakan kita terus merasa kurang dengan apa yang ada pada diri kita, terus merasa tersaingi namun tidak ada habisnya, tapi apakah kita akan terus menjadikan orang lain sebagai objek pencapaian kita ?
Tentu saja tidak, seperti pendapat Nabila, dia tidak ingin dirinya terus mengikuti sesuatu yang akan menghambat potensi di kehidupan nyatanya.
" Biasanya biar ga insecure lagi, aku coba buat belajar dari sesuatu yang aku tonton, misalnya kaya make up, aku coba buat alis, aku coba buat ombre lipstik dan lainnya, biasanya setiap hari sabtu minggu aku ada latihan paskibra di sekolah disitu aku bisa ketemu sama temen-temen, aku bahagia bisa ikut latihan sama mereka, kaya bagusin gerakan PBB aku, aku juga coba buat latihan mengibarkan bendera, sambil belajar make up juga sama mereka, dan teman-teman aku selalu kasih semangat ketika kita latihan dan belajar make up, dan ternyata aku bisa lolos jadi anggota paskibra tingkat Kabupaten Lampung Tengah, saat aku bisa melakukannya aku merasa bahwa aku cantik dan aku bersyukur sama yang aku punya."